10 Cara Menjelaskan Berita Atau Informasi Buruk Pada Anak

Dec 07, 2024 03:30 PM - 1 bulan yang lalu 59376

Cara menjelaskan buletin jelek ke anak perlu menjadi perhatian orang tua agar tidak memberikan pengaruh yang jelek juga. Bagaimana trik yang bisa diterapkan?

Seperti diketahui, saat ini di televisi maupun di media sosial adanya buletin jelek seperti sudah tidak bisa dihindari. Agar hal-hal ini tidak membawa pengaruh buruk, langkah menjelaskan buletin jelek ke anak kudu tepat.

Dikutip dari Huffington Post, orang tua dan personil family terdekat anak mempunyai pengaruh untuk meredakan kekhawatiran anak-anak. Selain itu, orang tua juga bisa membantu membikin anak merasa kondusif dan terinformasi di saat-saat buletin yang menakutkan ini.

"Orang tua dan orang dewasa lain yang bisa dijadikan panutan seperti guru, personil keluarga, alias pemimpin masyarakat memainkan peran krusial dalam mengajarkan anak-anak langkah memproses info yang susah alias traumatis," ungkap psikolog anak Nationwide Children’s Hospital, Parker Huston.

Cara-cara menjelaskan buletin jelek ke anak 

Peristiwa jelek sering kali susah dan sangat berat bagi orang dewasa. Maka dari itu, langkah menjelaskan buletin jelek ke anak juga perlu berhati-hati. Berikut langkah yang tepat seperti dikutip dari beragam sumber:

1. Batasi paparan buletin terkini

Cobalah untuk membatasi paparan buletin terkini pada anak. Kendalikan paparan anak terhadap tontonan yang bisa membawa pengaruh jelek bagi kesehatan mentalnya.

"Kita dapat mengendalikan jumlah info dan dapat mengendalikan jumlah paparan. Sebagai permulaan, cobalah untuk tidak membiarkan anak-anak menonton buletin tanpa didampingi orang dewasa," ungkap praktisi pendidikan Rosemarie Truglio, dikutip dari NPR.

Termasuk juga menghentikan kebiasaan membiarkan televisi dinyalakan sebagai latar belakang. Meski orang tua tidak dapat mengatur pemilihan buletin itu sendiri, tetap krusial untuk orang dewasa mengendalikan teknologi yang memaparkan anak-anak pada buletin yang berpotensi traumatis.

2. Tanyakan pendapat anak

Untuk buletin besar, tanyakan pada anak tentang apa saja hal-hal yang sudah mereka dengar dan gimana perasaannya.

Meskipun krusial untuk membatasi paparan anak-anak terhadap media yang berpotensi menakutkan, beberapa buletin memang terlalu besar untuk dihindari. Seiring bertambahnya usia anak-anak, jika mereka tidak mendengarnya di rumah, mereka nyaris pasti bakal mendengarnya dari kawan sekelas di sekolah.

Tara Conley, seorang peneliti media di Montclair State University, mengatakan orang dewasa kudu memilih waktu yang tenang untuk menanyakan berita anak-anak mereka, salah satunya saat sebelum tidur.

3. Beri tahu anak tentang fakta-faktanya

Anak-anak mungkin merasa kewalahan dengan hal-hal yang mereka dengar di berita, di media sosial alias dari teman-teman mereka. 

Jika tidak diberi penjelasan yang jelas dan jujur ​​tentang apa yang terjadi, perihal itu dapat memberi mereka kepercayaan diri untuk menanyakannya. 

Apabila Bunda memang belum mempunyai jawabannya, bersikaplah jujur. Cobalah membaca alias menonton sumber buletin tepercaya bersama-sama, lampau jelaskan apa yang sedang terjadi secara lisan dengan langkah yang tidak bias.

4. Hindari memberi label seperti 'orang jahat'

Truglio mengatakan orang tua sebaiknya menahan bujukan untuk melabeli siapa pun sebagai 'orang jahat'. Hal ini sama sekali tidak membantu dan justru dapat meningkatkan rasa takut dan kebingungan pada anak. 

5. Arahkan perhatian 

Daripada konsentrasi pada tokoh jahat, bakal lebih baik untuk mengarahkan perhatian anak pada hikmah positif yang bisa didapat dari peristiwa tersebut. Misalnya carilah tentang orang-orang yang tetap saling membantu. 

Ada bukti bahwa berbincang tentang orang yang membantu betul-betul membikin perbedaan dalam langkah anak-anak memandang bumi mereka.

6. Berikan ruang untuk pertanyaan

9 Cara Mengatasi Kenakalan Remaja dengan Bijak, Efektif, dan Tanpa KekerasanIlustrasi/Foto: Getty Images/1shot Production

Anak-anak biasanya mempunyai kesalahpahaman tentang peristiwa traumatis. Mereka condong mengarang apa yang tidak mereka ketahui, yang sering kali lebih jelek daripada kenyataan.

Maka dari itu, mendorong anak untuk mengusulkan banyak pertanyaan sangat krusial lantaran perihal itu memberi ruang bagi penjelasan yang jujur ​​dan terbuka untuk membantu memperbaikinya.

7. Membantu anak merasa aman

Peristiwa terkini yang tidak menyenangkan sering kali memunculkan emosi pada anak-anak yang mengenai dengan beberapa masalah yang berbeda: ketakutan bakal keselamatan bentuk mereka sendiri dan kebingungan ketika 'aturan' bumi mereka.

Psikolog Noelany Pelc menyarankan orang tua untuk memberikan pesan yang membikin anak merasa berkekuatan dan siap. Misalnya, Bunda dapat meninjau alias mempraktikkan rencana keselamatan alias membahas gimana orang tua tetap kondusif di tempat kerja.

Namun yang terpenting, yakinkan mereka bahwa pengasuh dan orang dewasa lainnya ada untuk menjaga mereka tetap kondusif dan memberikan dukungan. "Benar-benar tekankan bahwa lingkungan mereka kondusif dan ada orang dewasa yang bakal ada untuk menjaga mereka," kata Pelc.

8. Tetap melangkah maju

Tunjukkan kepada anak-anak langkah menggunakan emosi mereka sendiri untuk menghadapi suatu kejadian. "Bantu anak menggunakan emosi mereka untuk beranjak dari rasa tidak berkekuatan menjadi emosi bahwa kita bisa bergerak maju menuju perubahan," pesan Pelc. 

Bantu anak memandang bahwa hal-hal seperti kemarahan dapat menandakan ketidakadilan alias menjadi katalisator untuk bertindak.

9. Sesuaikan percakapan dengan usia anak

Dikutip dari Mental Health Foundation, setiap anak mempunyai temperamen dan kepekaan yang berbeda. Kemampuan mereka untuk memahami bumi dan menerima serta bereaksi terhadap buletin jelek bakal berjuntai pada usia mereka.

10. Cari waktu yang tepat untuk membicarakannya

Mungkin anak sering mulai bertanya tentang suatu buletin pada waktu yang tidak tepat. Dalam perihal ini, beri tahu mereka bahwa Bunda mendengarkan dan menganggap apa yang mereka tanyakan itu penting.

Beri tahu mereka bahwa Bunda mau membicarakannya kelak dan minta mereka untuk mengingatkan, sehingga mereka tahu bahwa Bunda betul-betul tertarik.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Selengkapnya