Pagi haru merupakan waktu terbaik untuk memulai kegiatan dengan hati yang penuh syukur dan semangat. Bagi anak-anak Sekolah Minggu, renungan pagi bukan hanya mengawali hari, tetapi juga menjadi momen berbobot untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Bunda dapat memberikan renungan yang sederhana namun bermakna, anak diajak memahami kasih Tuhan melalui kisah-kisah inspiratif yang sesuai dengan bumi mereka. Setiap anak mempunyai langkah unik dalam memahami Firman Tuhan, dan renungan pagi membantu membuka hati mereka untuk menerima pesan-pesan tersebut.
Dengan cerita yang relatable, anak-anak tidak hanya mendengar, tetapi juga merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Tema-tema menarik seperti kasih, pengampunan, dan keberanian memberikan makna yang mendalam bagi mereka. Renungan pagi adalah sarana efektif untuk menanamkan nilai-nilai Kristiani kepada anak-anak.
Melalui kisah-kisah Alkitab yang disampaikan dengan langkah yang sederhana, mereka belajar tentang kebaikan, kejujuran, dan kasih yang tak bersyarat. Melalui proses ini tentunya tidak hanya memperkaya ketaatan mereka, tetapi juga membentuk karakter yang kuat sesuai dengan aliran Kristus.
Sebagai upaya menghidupi hati anak-anak dengan firman Tuhan, renungan pagi perlu disampaikan dengan contoh-contoh nyata yang mereka temui sehari-hari. Kisah-kisah tentang berbagi dengan teman, membantu keluarga, alias menghadapi tantangan dengan doa.
Contoh renungan pagi untuk anak sekolah minggu dengan tema menarik
Mengutip buku Renungan Harian: Juli 2021 oleh Tim Penulis RH, terdapat contoh renungan pagi untuk anak sekolah minggu dengan tema menarik. Simak selengkapnya.
Kisah Para Rasul 2:44
Semua orang yang percaya tetap bersatu, dan semua milik mereka adalah milik bersama.
Jika gereja disebut sebagai persekutuan yang hidup dalam kebersamaan, apakah bedanya gereja dengan organisasi yang lain? Bukankah golongan arisan juga terbentuk lantaran kebersamaan banyak orang? Begitu pula dengan organisasi pesepeda, organisasi buruh, organisasi pecinta hewan dan komunitas-komunitas lainnya.
Persekutuan gereja menjadi berbeda dengan organisasi lain lantaran dijiwai napas Kristus dan mempunyai tujuan untuk kemuliaan Allah. Hal ini digambarkan oleh gereja mula-mula yang bukan sekadar hidup bersama, melainkan juga berasosiasi sebagai persekutuan jemaat Tuhan. Mereka berkumpul untuk beragama bersama, melaksanakan ketetapan perjamuan Tuhan juga untuk saling menyatakan kasih.
Kebersamaan gereja bukan sekadar berada di satu tempat bersama-sama, bukan pula bermaksud untuk mencari untung diri. Sekalipun terpisah jarak, gereja saling menjaga keutuhan dan kesatuan. Memiliki emosi sehati sejiwa. Ada kasih suci yang melimpah di antara anggotanya. Akrab satu dengan yang lain, saling peduli, saling berbela rasa, mendukung kepentingan satu sama lain dan bermurah hati kepada yang kekurangan.
Di dalam gereja mungkin terdapat banyak perbedaan. Berbeda dengan pandangan politik, suku, ras, golongan, pendapat dan sebagainya. Namun perbedaan-perbedaan itu bukan halangan untuk tetap bersatu. Bukankah untuk berasosiasi tidak kudu menjadi sama? Biarlah di atas perbedaan yang ada kita disatukan oleh kasih dan kebenaran firman Tuhan, untuk bersama-sama mempersembahkan hidup: bersaksi bagi kemuliaan-Nya.
Kejadian 50:20
Memang Anda telah mereka-rekanan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekanannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, ialah memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Banyak perihal yang menimpa Yusuf ada di luar kendalinya: diceburkan ke sumur, dijual sebagai budak, dijebloskan ke penjara, dan akhirnya menjadi penguasa Mesir. Semua di luar kemauan Yusuf. Memengaruhi Yusuf? Tentu! Dia mengalami banyak perihal jelek sebelum akhirnya menjadi penguasa Mesir.
Namun, tak satu pun dari semua itu menentukan diri Yusuf sebagai manusia. Hal yang menentukan diri Yusuf sebagai manusia adalah sikap Yusuf terhadap apa yang terjadi.
Jika dia mau, dia bisa membalas kejahatan saudara-saudaranya. Tetapi, dia memilih memaknai positif semua yang menimpanya, dan memilih tetap mengasihi saudara-saudaranya. Sikap yang dia ambil itulah yang menentukan siapa dia sebenarnya.
Seperti Yusuf, kita banyak tak bisa mengendalikan perihal yang menimpa kita. Banyak perihal terjadi di luar kemauan maupun kendali kita. Kita tak selalu bisa memilih alias mengontrol peristiwa yang menimpa. Tetapi, kita selalu punya kesempatan untuk mengontrol dan memilih sikap kita. Ketika perihal jelek terjadi, kita selalu punya kesempatan untuk menentukan sikap kita atasnya: marah, alias rela menerima; mendendam, alias tulus mengampuni; menjauhkan diri, alias merangkul; memelihara trauma yang timbul, alias berusaha move on.
Peristiwa dalam hidup memang bisa memengaruhi kita. Tetapi, pada akhirnya, sikap kita atas peristiwa itulah yang menentukan diri kita sebagai manusia: menjadi manusia yang diperbudak dorongan negatif yang merusak hidup, alias menjadi manusia yang menjunjung tinggi keistimewaan hidup.
Lukas 6:27
Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihlah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu.
Ada beberapa orang sigap berburuk sangka, dan sigap marah. Saya pernah berurusan dengan orang pemarah dan saya tidak suka mendengar ucapannya yang kasar dan tajam. Meski hati ini jengkel, saya belajar sabar dan tetap berbicara dengan sopan. Kalau seseorang terus saja marah alias kasar, sering itu adalah tanda dia sedang diliputi kepahitan. Sebab, orang yang diliputi kepahitan condong melukai sesama.
Hidup kita terlalu singkat untuk membiarkan pemarah mengotori hati dan hubungan kita. Alih-alih tersinggung dan terus menyimpan kata-kata seorang pemarah, mari kita mendoakannya dan meminta Tuhan menolongnya.
Yesus tahu tidak mudah mengasihi musuh, khususnya seorang pemarah yang menyakiti hati kita, tetapi Dia memerintahkan kita melakukannya. Alasannya, lantaran Tuhan baik terhadap orang-orang jahat.
Doa orang yang benar, sangat besar kuasanya dan ada hasilnya. Kita mungkin tidak bisa mengubahkan hati seorang pemarah, tapi Tuhan bisa dan Tuhan bisa bekerja dengan beragam cara-Nya yang ajaib.
Kita tidak bisa mencegah seseorang memarahi kita, padahal kita tidak melakukan jahat kepadanya, tapi kita bisa mengendalikan respons hati. Kitab Ams. 19:11 berkata: "Akal budi membikin seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji lantaran mengampuni pelanggaran." Berdoalah bagi para pemarah yang Tuhan ijinkan berurusan dengan kita.
Kejadian 17:7
Aku bakal mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, agar Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
"Tuhan bakal menjadikan anakku seperti apa?" demikian kekhawatiran seorang ibu. Mungkin ada di antara kita yang sedang mengkhawatirkan perihal yang sama. Sangat wajar, lantaran bumi sekarang ini menawarkan begitu banyak janji-janji kosong dan godaan-godaan yang akhirnya hanya bakal berujung pada perihal yang tidak baik.
Kita sebagai orang tua, tahu tentang semua keadaan itu. Tetapi gimana dengan anak-anak? Saat mereka terlepas dari tangan dan perhatian kita, apakah mereka bisa terhindar dari segala pengaruh jelek yang pada akhirnya menghancurkan masa depannya?
Ketika kita percaya dan memberikan hidup sepenuhnya kepada Tuhan, kita bakal mempunyai kepercayaan bahwa anak-anak kita kondusif di dalam tangan Tuhan. Tuhan telah berjanji bahwa Dia tidak bakal melupakan anak-anaknya.
Jika kita merasa cemas alias was-was tentang keberadaan anak-anak kita, ingatlah kepada janji Tuhan. Ya, lantaran Tuhan telah menjadi Allah kita, begitu pula Dia bakal menjadi Allah bagi anak-anak kita, jika kita berjuntai erat pada-Nya, memercayai-Nya, dan hidup dalam janji-Nya.
Tidak ada ketakutan dan kekhawatiran bagi kita yang hidup dalam Kristus! Kita tidak takut menghadapi masa depan, baik bagi kita maupun bagi anak-anak kita. Kita bakal mewarisi janji-janji Tuhan. Mari nyatakan kepercayaan kita dalam doa-doa dan kuatkanlah kepercayaan kita kepada-Nya. Tuhan bakal menjamin masa depan anak-anak kita, mereka kondusif di dalam tangan-Nya.
Matius 6:5
Apabila Anda berdoa, janganlah bermohon seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, agar mereka dilihat orang.
Salah seorang kawan saya yang dulu giat mengikuti angan pagi, setelah pindah gereja mengeluh, "Sekarang, saya jarang mengikuti kegiatan angan pagi di gereja. Yang kudengar selalu angan yang ujungnya berhujung pada diri sendiri, saya ... saya ... dan aku, bukan Kristus yang dibicarakan, tetapi kehebatan kerohanian diri sendiri. Capek mendengarnya!"
Coba kita seumpama saja, Tuhan Yesus dan seorang Farisi berada dalam tempat yang sama dalam persekutuan doa, lampau mereka berdua bergantian berdoa, dimulai dari Tuhan Yesus terlebih dahulu, "Bapa kami yang di surga. Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti surga" (ay 9-10).
Orang Farisi segera berdiri dengan bunyi lantang dan keras dia menyahut, "Ya Allah, saya mengucap syukur kepada-Mu, lantaran saya tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezina dan bukan juga seperti seorang pemungut cukai.
Aku selalu berpuasa demi mendukung kegiatan rumah Allah. Aku selalu rutin memberikan sepersepuluh, oleh lantaran itu saya percaya, Engkau Ya Allah memberkatiku" (Luk. 18:11-12). Tuhan Yesus lampau menutup persekutuan angan pagi itu dengan doa-Nya," ... (Karena Engkaulah yang punya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)" (ay.13).
Doa selalu krusial bagi seorang Kristiani, tetapi sering kali orang dihakimi sebagai seorang yang malas bermohon lantaran dia tidak mengikuti secara rutin persekutuan "doa pagi Farisi". Setelah merenung, mari jawab dengan jujur, persekutuan angan Tuhan Yesus alias "doa pagi Farisi" yang sebenarnya orang mau ikuti?
Markus 5:34
Lalu kata-Nya kepada wanita itu, "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan tenteram dan tetaplah sembuh dari penyakitmu!"
Sejak masa lalu, dalam tradisi Yahudi, wanita memang dipandang sebelah mata. Dalam kondisi bentuk yang sehat saja seorang wanita dianggap mempunyai status yang rendah, apalagi jika dia diketahui sakit pendarahan! Tak hanya direndahkan, dia juga dianggap seorang najis sehingga layak untuk dijauhi dan dikucilkan. Karena menurut mereka, siapa pun yang menyentuhnya, pasti menjadi najis!
Namun hari ini Injil Markus menulis gimana Yesus mendobrak tradisi Yahudi itu. Perempuan yang sakit pendarahan dua belas tahun itu sudah begitu menderita. Ia menderita bukan saja lantaran sakit yang tak kunjung sembuh, tetapi lebih dari itu, penolakan orang terhadapnya.
Perempuan itu mau dibebaskan dari semua penderitaanya dan satu-satunya langkah adalah dengan segenap kekuatannya menerobos kerumunan orang hanya demi menjamah jumbai jubah Yesus.
Dan, imannya pun terbukti! Ia tidak hanya disembuhkan dari penyakitnya, tetapi dia juga diselamatkan-Nya. Kepada orang-orang, Yesus menegaskan bahwa wanita yang selama ini mereka anggap najis itu, sekarang telah menjadi tahir. Tak ada lagi argumen bagi mereka untuk memandang rendah alias mengucilkannya.
Dahulu, kita adalah orang-orang yang demikian najis lantaran dosa-dosa kita. Kita menderita lantaran dosa, kita demikian menjijikan dan layak untuk dibinasakan. Namun seperti wanita yang telah ditahirkan itu, kita hanya perlu ketaatan untuk datang dan menyentuh Yesus.
Iman yang menyakini bahwa hanya Yesus yang sanggup menjadikan takdir dan menyembuhkan derita kita. Seburuk alias sehina apa pun orang memandang kita, Yesus tetap menerima kita. Dia telah memberikan diri-Nya untuk menjadikan hidup kita tahir.
Mengutip kitab Renungan Pagi Edisi Februari 2024 oleh Redaksi Bahana, terdapat contoh renungan pagi untuk anak sekolah minggu dengan tema menarik. Simak selengkapnya.
Amsal 23:18
Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak bakal hilang.
Wati sempat pesimis dengan masa depannya. Sejak mini dia merasa dirinya tidak cukup pandai, apalagi orang tuanya sendiri seperti kehabisan langkah untuk mendidiknya. Tak heran jika prestasi akademik Wati condong rendah sampai tamat pendidikan dasar.
Namun, siapa sangka semuanya berubah ketika Wati menjalani pendidikan di perguruan tinggi. Berbekal tekad untuk membuktikan diri, seraya menyakini kombinasi tangan Allah dalam kehidupannya, Wati lantas sukses menuntaskan kuliahnya sampai gelar master diraihnya. Pencapaian yang membuatnya berterima kasih kepada Allah, yang sekarang membuatnya lebih optimis menatap masa depan.
Orang berbicara bahwa masa depan sangat ditentukan dari pengalaman masa kecil. Anggapan yang ada benarnya, tetapi barulah sebagian saja, terutama bagi mereka yang beragama kepada Yesus Kristus.
Janji firman Allah mengenai masa depan dan angan yang tidak bakal lenyap (Ams.23:18), bukanlah isapan jempol lantaran Alkitab mencatat dengan sangat jelas. Janji yang dimulai dari nasihat agar kita menjaga hidup dari bujukan iri hati dan senantiasa hidup takut bakal Allah (ay. 17). Bagi mereka yang hidup seturut nasihat firman-Nya, niscaya sekelam apa pun masa lampau mereka, Allah dapat membawanya pada masa depan yang mendatangkan syukur.
Jadi, apakah hari ini kita pesimis menatap masa depan lantaran dibayangi oleh beragam kekhawatiran dan ketakutan? Apakah kegagalan masa lampau telah memukul kita cukup telak, sampai kita merasa tak ada lagi angan untuk kehidupan yang lebih baik?
Mari belajar memandang kepada Allah dan percayalah bakal janji firman-Nya bahwa masa depanmu sungguh ada dan harapanmu takkan hilang! Selanjutnya, mulailah menjalani hidup kita dengan sebaik mungkin seraya menyakini bakal penyertaan Allah setiap hari dalam kehidupan kita.
Matius 25:8
Gadis-gadis yang tolol berbicara kepada gadis-gadis yang bijaksana. Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, karena pelita kami nyaris padam.
Ada yang mengatakan, kesempatan tidak datang dua kali. Ada juga yang mengatakan, kesempatan pertama lenyap tetap ada kesempatan kedua. Bagi saya, jika kesempatan pertama lewat, sepertinya ada kesempatan lagi, sesungguhnya itu kesempatan baru.
Kalau kita kandas menggunakan kesempatan, berfaedah kita kehilangan kesempatan itu. Kesempatan berikutnya itu bukan kesempatan kedua alias ketiga, dan seterusnya. Jadi, jika kita tidak mau kehilangan kesempatan, jangan bertindak bodoh! Pergunakan kesempatan yang ada sebaik-baiknya.
Perumpamanaan gadis-gadis bijak dan gadis-gadis tolol seperti dicatat dalam Matius 25: 1-13, perihal utamanya berbincang mengenai kesiapan orang percaya dalam menyongsong kehadiran Tuhan Yesus untuk kedua kali, yang tidak diketahui pasti waktunya.
Peristiwa kehadiran Tuhan Yesus yang kedua, tidak sama dengan kedatangan-Nya yang pertama kali. Perumpamaan ini juga bisa dipahami sebagai peringatan bahwa gereja alias kumpulan orang-orang percaya tidak boleh menganggap bahwa masa depan mereka terjamin tanpa syarat.
Artinya, kita tidak boleh bertindak tolol dengan menyepelekan suatu persiapan. Tindakan bijak dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya itu sangat penting. Ini adalah syarat dalam menyongsong masa depan. Jangan sampai kita kehilangan kesempatan lantaran tidak mempersiapkan diri dengan baik.
Marilah kita mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyongsong masa depan. Baik masa depan yang berangkaian dengan menyambut kehadiran Tuhan Yesus yang kedua kali, maupun masa depan selama kita tetap hidup di bumi ini. Jangan kita bertindak bodoh, mempersiapkan diri secara baik sangat krusial agar kita tidak kehilangan kesempatan.
Sebab, penyelesalan selalu datangnya di akhir, dan ketika tak ada kesempatan baru maka perihal yang tersisa hanyalah penyesalan belaka.
Yosua 14:11
Pada waktu ini saya tetap sama kuat seperti pada waktu saya disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk bertempur dan untuk keluar masuk.
Badannya gemuk, nafasnya tersengal-sengal lantaran sakit jantung. Itulah yang saya lihat saat menjenguk seorang kawan di rumahnya. Saya kaget memandang kondisinya, lantaran sangat berbeda dari lima tahun lalu.
Waktu itu tubuhnya atletis, sehat, dan segar berkah rutin fitness, tidak pernah begadang, dan sangat menjaga pola makan. Kemudian kondisi fisiknya merosot bermulai dari rasa malas. Ia menjadi tidak pernah berolahraga, sering begadang lantaran kecanduan game online, dan makan asal-asalan. Pelan-pelan badannya bertambah gendut dan satu per satu penyakit datang.
Sangat bagus jika kita mempunyai beragam kebiasaan positif, yang membikin tubuh jasmani dan rohani kita sehat dan bugar. Namun, jika itu semua tidak kita rawat maka pelan-pelan kualitas tubuh jasmani dan rohani kita pasti bakal menurun. Hal ini dapat kita lihat dari kehidupan Kaleb. Kaleb merupakan pribadi yang merawat dan memilihara kesehatan bentuk dan rohaninya.
Terbukti 45 tahun sejak Kaleb diutus oleh Musa mengintai Tanah Kanaan, kekuatan Kaleb tetap sama (ay. 11). Selama 45 tahun, Kaleb menjaga fisiknya, sehingga saat tiba waktunya Kaleb kudu bertempur untuk menaklukan tanah yang menjadi bagiannya, Kaleb sanggup melakukannya dan menang.
Rahasia Kaleb adalah mengikut Tuhan dengan sepenuh hati (ay. 8-9, 14). Ciri orang yang mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati pasti merawat kehidupannya sebaik mungkin, dengan langkah membangun beragam kebiasaan positif, agar jasmani dan rohaninya senantiasa sehat serta bugar.
Demikian pula kita, marilah kita mengikut Tuhan dengan sepenuh hati. Ketika kebiasaan-kebiasaan positif sudah kita miliki, kemudian rawat dan jagalah itu semua. Niscaya hidup kita bakal senantiasa siap menghadapi beragam tantangan dalam hidup ini, termasuk tantangan dalam pekerjaan dan pelayanan.
Lukas 17:15-16
Seorang dari mereka, ketika memandang bahwa dia telah sembuh, kembali sembari memuliakan Allah dengan bunyi nyaring, lampau tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya.
Siang itu, saya sedang berbelanja beberapa peralatan kebutuhan sehari-hari di sebuah warung dekat rumah. Setelah selesai, saya bergegas pulang sembari menjinjing belanjaan. Tiba-tiba seorang ibu menghampiri saya dan berkata, "Nak ini uangmu.
Tadi terjatuh saat Anda memasukkan peralatan ke kantong belanja." Saya langsung memeriksa saku dan mendapati duit kembalian tidak ada di sana. Ibu itu benar, duit saya jatuh. "Terima kasih bu," ucap saya. Mendengarnya, dia berkata, "Sama-sama, nak. Wah, jarang lho mendengar orang mengatakan terima kasih,"
Ucapan terima kasih merupakan suatu perihal yang kudu kita nyatakan, terutama pada orang yang telah menolong kita. Jika mau jujur, banyak sekali alasan kita untuk berterimakasih baik kepada Tuhan maupun sesama.
Namun ibu itu berbicara benar, banyak orang justru tidak tahu berterima kasih. Salah satu contohnya dapat kita baca dalam nats hari ini. Dari sepuluh orang yang ditahirkan Yesus, hanya satu orang yang berterima kasih kepada-Nya.
Sembilan orang lainnya pergi entah ke mana dan tidak secuil pun menyatakan terima kasih. Satu-satunya orang baik ini tidak hanya berterima kasih dengan mulutnya, tetapi dia juga menyatakannya melalui tindakan datang kembali kepada Yesus dan tersungkur di depan-Nya.
Pagi ini, pikirkanlah kembali sungguh banyaknya pertolongan dan kebaikan yang telah kita terima, baik dari Tuhan alias sesama. Apakah kita sudah berterima kasih untuk semuanya itu?
Bunda, itulah contoh renungan pagi untuk anak sekolah minggu dengan tema menarik. Semoga berfaedah untuk pengetahuan spiritual Si Kecil.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)