Jakarta -
Perkembangan motorik kasar sangat krusial diberikan stimulasi tepat, termasuk pada anak usia 5-6 tahun. Hal ini bakal sangat memengaruhi konsentrasi belajarnya di sekolah nanti, Bunda.
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, keahlian motorik kasar adalah aktivitas yang dilakukan dengan otot-otot besar, seperti otot kaki, lengan, dan badan.
'Kasar' dalam perihal ini berfaedah 'besar' dan 'motorik' berfaedah 'gerakan'. Salah satu contoh kegiatan aktivitas besar ini misalnya seperti melangkah dan melambaikan tangan.
Keterampilan motorik kasar memerlukan koordinasi dan kegunaan yang tepat dari otot rangka, tulang, dan saraf. Keterampilan ini juga mengenai dengan kegunaan lain, termasuk keseimbangan, koordinasi gerakan, kesadaran tubuh dan kesadaran spasial, dan waktu reaksi.
Mengapa keahlian motorik kasar penting?
Gerakan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Tubuh anak pun berubah seiring dengan perkembangan keahlian motorik kasar dan begitu juga sebaliknya.
Jika anak mempunyai peningkatan penguasaan keahlian motorik kasar, maka ini memungkinkan mereka untuk bisa lebih banyak menjelajahi lingkungan sekitar.
Lebih unik lagi, keahlian motorik kasar sangat krusial untuk mobilitas, kemandirian, dan kesehatan secara keseluruhan. Kesulitan dengan keahlian motorik kasar dapat memengaruhi beberapa aspek kehidupan Si Kecil.
Perkembangan motorik kasar anak 5-6 tahun
Keterampilan motorik kasar biasanya dimulai sejak bayi dan terus meningkat sepanjang masa kanak-kanak. Biasanya seiring bertambah usia, master bakal memantau peningkatan perkembangan ini sesuai dengan tonggak perkembangan.
Meski sebenarnya semua anak berkembang dengan kecepatannya masing-masing, sebagian besar anak mengalami perubahan tertentu pada waktu yang nyaris berbarengan seiring bertambahnya usia. Beberapa contoh perkembangan motorik kasar anak usia 5 hingga 6 tahun di antaranya:
Usia 5 tahun
- Mampu melangkah mundur tanpa bantuan
- Mampu menangkap bola mini hanya dengan menggunakan tangan
- Mampu melompat maju
Usia 6 tahun
- Mampu melangkah di atas balok keseimbangan
- Lompat tali
- Melempar dan menangkap bola dengan tepat
Keterampilan motorik kasar terus berkembang dan menguat setelah usia ini. Penting untuk diingat bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatannya sendiri.
Apabila Bunda cemas tentang tonggak perkembangan motorik kasar Si Kecil, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan master alias ahli lainnya.
Kegiatan motorik kasar untuk stimulasi anak 5-6 tahun
Walaupun tiap anak punya fase kecepatan perkembangan masing-masing, tapi orang tua dapat membantu mengoptimalkan dengan stimulasi yang tepat. Berikut beberapa contoh kegiatan motorik kasar untuk stimulasi anak usia 5-6 tahun seperti dikutip dari beragam sumber:
1. Bermain sembari mengenal nomor dan warna
Pertimbangkan stimulasi berupa pengembangan keahlian motorik kasar dengan pembelajaran di sekolah. Misalnya, bermain melempar bola sembari mengenal nomor dan huruf.
"Tulis huruf alias nomor di kertas, gunting, dan tempel di dinding. Kemudian minta anak melempar bola ke tembok untuk memandang huruf alias nomor mana yang dapat mereka pukul," ungkap praktisi pendidikan, Amanda Vierheller, dikutip dari Parents.
Orang tua dapat menyebut huruf alias nomor yang dipukul anak untuk melatih keahlian motorik kasar dan memperkuat pengenalan huruf serta angka.
2. Ajak bermain di playground
Playground bisa menjadi tempat anak-anak melatih keahlian motorik kasarnya. Misalnya dengan beragam permainan seperti melompat dari ketinggian, menjaga keseimbangan, dan memanjat.
Bunda dapat mencontohkan lompatan yang kondusif terlebih dahulu, lampau biarkan anak menguji pemisah kemampuannya.
"Biarkan anak-anak bermain dengan support sesedikit mungkin, berikan pengawasan alias 'tangan yang siap sedia' sehingga mereka dapat mencoba melakukannya sendiri dulu. Ini dapat membangun keahlian motorik kasar dan kepercayaan diri anak," ungkap terapis okupasi Crystal Barchacky.
3. Bersepeda
Berikan kesempatan bagi anak untuk bersepeda dengan lancar untuk membantu meningkatkan kemandirian, keseimbangan, dan koordinasi mobilitas tubuhnya.
4. Jalan-jalan di alam
Jalan-jalan di alam tak hanya sekadar menghirup udara segar, tapi juga melatih keahlian motorik kasar anak.
Hal ini lantaran saat anak melangkah dari satu batu ke batu lain, menjaga keseimbangan di jembatan kayu, memanjat batu, dan melompati batang kayu, tubuh mereka menggunakan beragam langkah untuk bergerak dan melibatkan otot yang berbeda pula.
5. Bermain di luar rumah
Pengembangan keahlian motorik kasar terjadi saat Anda bermain engklek, melempar bola, saling kejar-kejaran, dan melakukan beragam kegiatan menyenangkan lainnya.
6. Melompat
Anak-anak umumnya suka melompat, termasuk bermain trampolin. Nah, kegiatan ini juga menjadi salah satu corak stimulasi motorik kasar untuk anak.
Dengan melompat, anak mengeluarkan daya tubuhnya untuk melatih koordinasi, serta memperkuat kaki dan otot inti tubuh mereka.
7. Ajak anak berolahraga
Ilustrasi anak berenang/Foto: Getty Images/iStockphoto/Sasiistock
Ajak anak untuk mulai rutin berolahraga, misalnya bermain sepak bola alias berenang. Kegiatan bentuk seperti menendang bola alias memukul bola dengan tongkat pemukul juga bisa coba dilakukan.
8. Ajak anak bantu pekerjaan rumah
Mintalah anak membantu mengerjakan tugas rumahan yang sesuai dengan usianya. Misalnya, membersihkan meja setelah makan alias membuang sampah ke luar. Bunda juga bisa melatih anak untuk menyapu, membersihkan debu, alias melipat selimut.
9. Bermain meniru aktivitas hewan
Ajak anak untuk bermain meniru gerakan-gerakan hewan. Misalnya seperti berlari menyamping seperti kepiting, melompat seperti katak, berlari kencang seperti kuda, melangkah terhuyung-huyung seperti bebek, dan merangkak seperti beruang.
Kegiatan ini selain menyenangkan sekaligus membantu menstimulasi motorik kasar anak, lho.
10. Tangkap dan lempar
Jika bermain bola di area dalam rumah terlalu berisiko, Bunda dapat menggunakan barang-barang yang lebih kondusif untuk dilempar sebagai gantinya.
Sebagai contoh, Bunda bisa membujuk anak melempar gulungan busana ke dalam keranjang.
Demikian ulasan tentang beragam kegiatan motorik kasar untuk stimulasi perkembangan anak usia 5-6 tahun. Jika Bunda ragu tentang tonggak perkembangan Si Kecil, segera lakukan konsultasi dengan dokter, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)