Dalam kehidupan sehari-hari, Si Kecil perlu diajarkan tentang renungan harian pada kepercayaan Kristen, Bunda. Renungan harian merupakan langkah sederhana namun berakibat besar untuk membantu anak memahami nilai-nilai kehidupan.
Dengan cerita singkat yang mempunyai banyak makna, renungan harian menjadi momen refleksi berbareng anak, sekaligus mempererat hubungan keluarga. Melalui tema menarik seperti kasih sayang, kejujuran, keberanian, hingga syukur untuk memperkaya wawasan mereka tentang dunia.
Seperti yang diketahui, anak-anak tumbuh dengan banyak pertanyaan dan keingintahuan. Renungan harian juga memberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan mereka sekaligus menanamkan nilai-nilai positif, Bunda.
Melalui cerita yang menarik dan berangkaian dengan kehidupan, renungan harian bisa menjadi momen spesial di akhir hari untuk mengenang kebersamaan. Melalui renungan harian, anak dapat belajar dari kisah sederhana yang penuh hikmah.
Mulai dari cerita tentang keberanian seekor semut hingga keelokan berbagi, renungan ini membantu mereka memandang kehidupan dengan langkah yang lebih positif. Dengan renungan harian, Bunda dapat membikin momen cerita menjadi jendela bagi nilai-nilai luhur yang bakal Si Kecil ingat sepanjang hidupnya.
10 Renungan harian untuk diceritakan ke anak dengan beragam tema menarik
Mengutip buku Renungan Harian oleh Tim Penulis RH, terdapat renungan harian untuk diceritakan pada Si Kecil. Simak selengkapnya.
Kolose 3:13
Sabarlah Anda seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang bakal yang lain andaikan yang seorang meletakkan dendam terhadap yang lain; sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, Anda perbuat jugalah demikian.
Berawal dari cerita dua orang rekan kerja sampai memulai upaya bersama. Namun, lantaran tergiur untung sesaat, salah satu pihak mengambil semua modal upaya dan kabur ke keluar kota. Walhasil, pihak kedua rugi besar dan kudu berurusan dengan para konsumen yang menagih. Akhirnya, kawan yang kabur kembali lantaran menyadari dosanya dan minta maaf. Kemudian kawan yang dirugikan itu nyatanya mau dengan tulus mengampuni kesalahan kawannya. Mereka pun berdamai.
Melalui cerita tersebut, tentunya mengajarkan bahwa mengampuni, memaafkan, berbelas kasih, memang lezat diucapkan, namun tidak selalu mudah dilakukan. Sebagai manusia baru, tentunya beragam karakter Allah kudu dimiliki. Kalau Tuhan mau mengampuni segala dosa, tentu saja kita kudu belajar mengampuni. Kalau Tuhan tidak menyimpan dendam, kita tidak menyimpan dendam.
2 Raja-raja 2:15
Ketika rombongan nabi yang dari Yerikho itu memandang dia dari jauh, mereka berkata: "Roh Elia telah hinggap pada Elisa."
Kecelakaan mobil merenggut nyawa Lenny Robinson. Pria paruh baya dari Maryland itu dikenal sebagai Batman di kota asalnya. Pasalnya, dia sering melawat dan menghibur anak-anak yang sedang dirawat di rumah sakit dengan mengenakan kostum superhero itu. Sepuluh tahun kebiasaan itu dilakukannya dengan setia. Bagi anak-anak yang pernah dihiburnya, dia tak pernah mati. Selain lantaran Batman tak pernah mati, juga lantaran kebaikannya itu terlanjur melekat di hati mereka.
Kita bukan Batman, bukan pula superhero. Kita bisa dan bakal mati. Namun, Tuhan menghendaki kita memberikan pengaruh positif yang membekas dalam hati sesama di seputar kehidupan kita.
Lukas 12:13
Kata-Nya lagi kepada mereka, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, karena walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
Meskipun tidak berakal budi, hewan punya hatikecil untuk menyelamatkan diri. Misalnya cicak dan kadal. Dalam keadaan terdesak, mereka bakal memutuskan ekornya. Ketika perhatian pemangsa lengah akibat ekor yang putus, cicak dan kadal bakal segera lari menyelamatkan diri. Jadi, jangan asing jika memandang cicak alias kadal tanpa ekor. Itu berarti, mereka baru saja luput dari pemangsa. Tidak apa-apa. Setelah sekian lama, ekor yang baru bakal tumbuh kembali.
Apa pun keadaan kita saat ini, oke kita bersikap rendah hati. Gantungkanlah hidup kita sepenuhnya hanya pada Tuhan. Jangan gantungkan hidup pada perihal yang lain. Jangan serakah dan bermegah atas segala kekayaan. Ketahuilah, tetap banyak perihal lain, yang lebih berbobot dari segala kekayaan. Kesehatan kita lebih berbobot dari kekayaan. Hidup kita lebih berbobot dari kekayaan. Dan di atas semuanya itu, Kristus lebih berbobot dari segala kekayaan.
Daniel 3:18
Tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak bakal memuja dewa tuanku, dan tidak bakal menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.
Pada umumnya, berhala merupakan patung-patung yang menyerupai corak apa pun (benda mati). Dalam kisah di Perjanjian Lama ini, bentuknya sebuah patung emas dengan tinggi 60 hasta (kira-kira 27 meter) dan lebar enam hasta.
Tapi sesungguhnya berhala itu berfaedah mementingkan sesuatu lebih besar daripada mengutamakan Tuhan. Bukan sekadar patung, tetapi sesuatu yang merintangi kita untuk datang pada Tuhan.
Dalam kisah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang diperintahkan Raja Nebukadnezar untuk menyembah sebuah patung emas itu, mereka tetap berpegang teguh kepada kebenaran dan tidak berkompromi. Berpegang teguh pada kebenaran berfaedah kita kudu mengenal kebenaran itu. Dan gimana kita dapat mengenal kebenaran jika kita tidak berkawan dengan Tuhan? Karena apa yang menurut bumi itu benar, belum tentu betul menurut Alkitab. Sementara tidak berdiskusi berfaedah jika 'iya' katakanlah 'iya' dan jika 'tidak' katakanlah 'tidak'.
Seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang mempunyai prinsip untuk tidak menyembah berhala, kita pun kiranya dapat mempunyai keteguhan hati yang serupa.
Yohanes 16:14
Ia bakal memuliakan Aku, karena dia bakal memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari aku.
Tiga tahun murid-murid berjalan, bekerja, dan bercakap-cakap dengan Yesus. Mereka percaya kepada-Nya dan mengasihi-Nya. Kemudian pada suatu malam, Yesus menyampaikan buletin yang mengejutkan. Dia bakal segera mati. Para siswa kecewa dan tawar hati. Tetapi, Yesus berbicara bahwa Dia pergi kepada Bapa dan bakal datang Penolong lain, yang bakal tinggal berbareng mereka selama-lamanya dan memberi mereka kuasa untuk bersaksi.
Penolong itu sudah datang, ialah Roh Kudus. Dia tinggal dan berdiam dalam hati para pengikut-Nya. Hebatnya, Roh Kudus tinggal berbareng mereka selama-lamanya dan ditawarkan kepada setiap pribadi. Roh Kudus datang untuk bersaksi tentang Kristus, menginsafkan bakal dosa, menuntun pada segala kebenaran, memberikan keberanian, dan hikmat.
Melalui kuasa Roh Kudus, kehidupan Kristus, sifat-sifat-Nya, kuasa-Nya, dan kekuatan-Nya nyata melalui kehidupan seseorang. Setiap orang yang dikuasai Roh Kudus. Dengan kata lain, Kristus sendiri menyatakan kehidupan-Nya melalui kehidupan orang itu.
Orang yang dipimpin Roh Kudus pasti hidup mempermuliakan Kristus. Ya, Roh Kudus datang untuk mempermuliakan Kristus. Bersaksi tentang Dia dan menginsafkan bumi bakal dosa serta memberitahukan penghakiman atas dunia. Roh Kudus bakal memakai kita untuk tugas itu, jika kita mempersilakan Dia memimpin dan menguasai hidup kita.
Kejadian 2:23a
Lalu berkatalah manusia itu, "Inilah dia...."
Ketika Adam menamai semua binatang, sebuah kesadaran yang kuat tumbuh di hatinya: dia rupanya sendirian, dan butuh kawan hidup. Kesadaran itu memenuhi pikirannya. Sebab itu, ketika dia bangun dan menemukan Hawa di sisinya, dia berkata, "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku." Ini dia kawan hidupku!
Perkataan Adam "Inilah dia" bukanlah perkataan biasa. Itu adalah seruan penuh kegembiraan yang meluap dari hati Adam lantaran dia mengalami "momentum penemuan", titik ketika dia percaya telah menemukan perihal krusial yang dia dambakan. "Momentum penemuan" adalah pengalaman rohani ketika orang tiba pada titik di mana dia percaya telah menemukan jawaban dari Tuhan atas pencarian dan penantiannya.
Kalau begitu, "momentum penemuan" adalah perihal yang banget penting, tidak hanya dalam soal jodoh, tetapi dalam semua perihal krusial dalam hidup. Sebelum memutuskan untuk menikahi seseorang, menentukan karier, menerjuni pelayanan, menjadi prajurit, menjadi abdi masyarakat, menjadi master alias perawat, dan hal-hal krusial lainnya, kita perlu lebih dulu mengalami "momentum penemuan". Meski "momentum penemuan" itu tidak bisa dirancang apalagi dipaksakan, momentum itu tetap perlu. Mengapa demikian?
Karena hanya dengan mengalami "momentum penemuan", kita bisa menyakini pilihan kita, mempunyai kemantapan dalam menjalani pilihan itu, punya semangat dalam menekuninya, handal dalam menghadapi tantangan, mencintai pilihan itu, dan menemukan serta memberikan kebahagiaan melaluinya.
1 Samuel 2:1
Lalu Hana berdoa, "Hatiku berbahagia dalam Tuhan, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh Tuhan; mulutku menertawai musuh-musuhku, karena saya bersukacita atas pertolongan-Mu."
"Hatiku berbahagia lantaran Tuhan," demikian nyanyian Hana. Hana berbahagia lantaran mengalami pertolongan Allah. Pengalamannya sungguh menunjukkan sungguh angan mempunyai kuasa yang besar. Dalam Perjanjian Lama pun kerap ditunjukkan gimana orang-orang yang dalam kesesakan, mereka lari kepada Allah dalam doa.
Melalui doa, mereka mengutarakan pengalaman hidupnya kepada Allah. Itulah sesungguhnya nilai angan yang sejati, berangkaian langsung dengan situasi nyata yang dihadapi manusia.
Hana menyampaikan doanya dalam kesunyian hati. Saking sunyinya, mulutnya tak bisa lagi berucap, hatinyalah yang berkata-kata. Doa hati inilah yang nyatanya mempunyai kekuatan yang besar. Tak jarang kita menjumpai orang-orang yang bermohon dengan kata-kata yang panjang dan indah, tetapi tanpa hati yang terarah kepada Allah.
Ada pula yang merasa kecewa lantaran angan yang belum terjawab. Kita lupa bahwa ketika kita boleh berbincang kepada Allah itu pun adalah suatu anugerah. Oleh karena itu, angan menjadi berbobot bukan lantaran panjangnya alias indahnya kata-kata yang terucap alias bukan dinilai dari berapa banyaknya angan yang terkabul. Doa menjadi berbobot tatkala kita menjadikannya sebagai kesempatan mengutarakan isi hati kepada Allah.
Matius 7:12
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Segala sesuatu yang Anda kehendaki agar orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah inti taurat dan Nabi-nabi.
Di depan pasar itu, beberapa laki-laki mengepung seorang laki-laki kurus. "Copet kurang ajar!" bentak mereka. Seorang penjual kayu bakar baru saja tiba di pasar. Ia letakkan dagangannya, lampau berlari mendekat, dan menghajar pencopet malang itu. Untunglah datang pertolongan. Seorang laki-laki tinggi kekar mendekat sembari berteriak mengguntur, "Hentikaaaan!!!" Semua mata menoleh ke pemilik suara, dan kebrutalan itu pun terhenti.
Peristiwa 55 tahun silam itu tetap sering memantik tanya dalam hati. Mengapa orang bisa begitu sadis terhadap sesama? Apa yang dipikirkan penjual kayu bakar itu hingga dia tega menghajar si pencopet? Andai kata dia sendirilah si pencopet, dia pasti tak mau diperlakukan seperti dia memperlakukan pencopet itu. Jadi, kenapa dia bersikap begitu? Ada perihal banget krusial yang lenyap dari hati penjual kayu bakar itu: tepa salira.
Tuhan Yesus berpesan agar kita mempunyai tepa salira, ialah menempatkan diri di tempat dan situasi sesama, dan memperlakukan sesama seperti memperlakukan diri sendiri, seperti yang dijelaskan oleh Tuhan.
Memang, kita tidak boleh menoleransi kejahatan, apa pun wujudnya. Namun, itu bukan berfaedah bahwa kita boleh meninggalkan tepa salira kepada sesama, siapa pun mereka.
Pengkhotbah 3:16
Ada lagi yang ku lihat di bawah matahari: di tempat pengadilan, di situ ada kejahatan, dan di tempat keadilan, di situ ada ketidakadilan.
Sudah dua hari An mogok sekolah. Sebelumnya, dia dituduh mengunci temannya di toilet. Ia sudah mengaku dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi. Bahwa saat dia melintasi toilet sekembalinya dari kantin, dia mendengar seseorang berteriak minta tolong.
Ia memandang pintu toilet terkunci dari luar, sehingga dia membukanya. Ia sangat kecewa ketika sang pembimbing yang menangani kasus itu tetap menuduh, apalagi menghukumnya.
Sebagian orang beranggapan bahwa keadilan pada masa sekarang semakin menjadi peralatan langka. Sekalipun ada ukuran dalam perundang-undangan (hukum), tetapi pada praktiknya keadilan tak jarang dimanipulasi demi kepentingan pribadi, golongan, alias kelompok.
Siapa mempunyai uang, dialah yang menang. Siapa berkuasa, dialah yang dibela. Pengkhotbah turut menyatakan bahwa di tempat pengadilan pun terdapat ketidakadilan. Namun demikian, sang pengkhotbah merasa percaya bahwa tetap ada satu tempat yang bisa memberikan keadilan.
Dialah Allah. Memang, di bumi ini kesempurnaan maksud Allah bisa saja tercemar oleh kefasikan dan ketidakadilan. Namun, Allah bakal memberi bayaran kepada orang betul dan menghukum orang fasik tepat pada waktu-Nya.
Karena itu, sekalipun kebenaran kehidupan bumi menunjukkan ketimpangan keadilan, orang beragama tak boleh menjadi pesimis. Apalagi memilih bermain pengadil sendiri alias bertindak semena-mena. Pastikan kita tidak kehilangan bayaran kebahagiaan pada saat hari penghakiman Allah dengan menjaga kesetiaan kepada-Nya! Bukan hidup di dunia, menjadi abu dan lenyap dalam kesia-siaan.
2 Korintus 8:9
Karena Anda telah mengenal hidayah Tuhan kita Yesus Kristus bahwa sekalipun dia kaya, oleh lantaran Anda dia menjadi miskin, agar Anda menjadi kaya oleh lantaran kemiskinan-Nya.
Semakin lama seseorang mengikut Yesus, semestinya kualitas kehidupan menjadi lebih baik lantaran hal-hal baik dalam pribadi Yesus bakal menginspirasinya untuk melakukan perihal yang serupa. Hari ini ketika kita membaca nas renungan mengenai pengorbanan Yesus, yang rela memberikan seluruh hidupnya, apalagi Ia rela menjadi miskin agar kita menjadi kaya dalam segala sesuatu, apakah perihal pertama yang terlintas dalam akal kita?
Tentu saja maksud dari kebenaran firman itu tak hanya berbincang soal kekayaan secara materi. Jika itu yang dimaksud, tentu hari ini kita tidak lagi memandang seorang Kristen yang berjuang memenuhi kebutuhan hidupnya. Sudut pandang kita perlu diarahkan pada hidup kita "diperkaya" dalam beragam macam hal: kaya dalam kasih, kemurahan hati, pengampunan, dan tetap banyak lagi.
Allah menghendaki agar langkah hidup yang serupa juga melekat dalam diri setiap orang percaya, yang tidak segan membagikan segala sesuatu yang baik kepada sesama, agar kehidupan orang lain menjadi lebih baik. Jika lantas kesediaan untuk meneladani langkah hidup Yesus itu mengarah pada beragam materi, dalam perihal ini pun hendaknya kita melakukan dengan kerelaan, tanpa pernah takut mengalami kekurangan.
Setiap orang percaya yang bersedia meneladani langkah hidup Yesus, baginya bakal bertindak norma tabur-tuai sehingga apa pun yang pernah ditaburkan, maka sigap alias lambat berkah Tuhan bakal dituai pula. Bersediakah kita menempuh jalan hidup seperti itu?
Itulah 10 renungan harian untuk diceritakan ke anak dengan beragam tema yang menarik. Semoga berfaedah untuk pengetahuan Si Kecil, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)