Jakarta -
Tidak hanya kesehatan mental kedua orang tuanya, kesehatan mental anak turut krusial untuk diperhatikan, Bunda. Bahkan, terkadang Bunda tidak menyadari bahwa anak sedang memerlukan support secara emosional.
Ada beragam perihal yang menyebabkan anak merasa khawatir, cemas, dan depresi dalam hidupnya. Sayangnya, tanda-tandanya mungkin tidak disadari oleh kedua orang tua.
Menilik dari laman Child Psychologist, survei terhadap 6.300 family Australia termasuk 3.000 anak usia empat sampai 17 tahun menemukan bahwa tingkat depresi nyaris dua kali lipat dilaporkan oleh anak-anak daripada orang tuanya. Ditemukan juga kebenaran bahwa sejumlah anak yang mencari support psikologis untuk masalah kesehatan mental ini meningkat dua kali lipat antara tahun 1998 hingga 2015.
Tanda anak memerlukan support emosional
Dikutip dari beragam sumber, ada beberapa tanda yang terlihat ketika anak memerlukan support emosional dari orang tuanya. Berikut ini Bubun rangkumkan deretannya:
1. Perubahan perilaku yang signifikan
Menurut Psikolog Pendidikan dan Perkembangan Dr. Kimberley O'Brien, setiap anak mungkin mengalami perubahan perilaku terlebih ketika mereka capek usai ujian sekolah. Oleh lantaran itu, Bunda perlu memerhatikan jika perilaku anak berbeda dalam waktu yang lama.
"Jika mereka biasanya cukup banyak bicara dan terbuka, tetapi mulai menarik diri dan tidak mau memberikan perincian apapun, itu adalah tanda bahwa mungkin ada sesuatu yang terjadi secara emosional," kata Dr. Kimberley dikutip dari laman Child Psychologist.
2. Anak mudah marah
Mudah marah juga merupakan salah satu tanda yang terlihat ketika anak memerlukan support emosional. Hal ini mungkin terjadi lantaran mereka merasa frustrasi dan tidak bisa mengungkapkan perasaannya.
"Meluapkan kemarahan alias menjadi lebih mudah marah daripada biasanya adalah tanda bahwa anak mungkin frustrasi dan tidak bisa mengekspresikan diri mereka," ujar Dr. Kimberley.
"Anda bisa mencoba untuk meminta mereka membuka emosi mereka, tetapi seorang psikolog bisa membantu jika Anda tidak mendapatkan hasil apa pun," lanjutnya.
3. Perubahan pola tidur dan nafsu makan
Bunda sering memandang adanya perubahan pada pola tidur dan nafsu makan pada anak? Meski terlihat biasa, rupanya ini menjadi tanda bahwa anak merasa khawatir, cemas, alias depresi.
"Setiap perubahan signifikan dalam kebiasaan tidur dan makan anak Anda yang berjalan lebih dari beberapa minggu bisa menandakan masalah mendasar yang perlu diselidiki," kata Kimberley.
4. Anak menarik diri dari temannya
Anak terlihat menghindari temannya ya, Bunda? Ada baiknya untuk segera bertanya pada Si Kecil dan mencari tahu apa alasannya.
Kondisi ini bisa saja terjadi lantaran anak sedang memproses sesuatu secara emosional. Selain itu, anak mungkin juga merasa tidak percaya diri.
"Itu bisa jadi lantaran mereka sedang memproses sesuatu secara emosional alias merasa tidak percaya diri dan merasa tidak punya apa-apa untuk ditawarkan," jelas Kimberley.
"Frustrasi dan ketidakbahagiaan membikin anak-anak tidak mau bermain dengan teman-teman mereka. Hal-hal itu krusial untuk diungkapkan," imbuhnya.
5. Melanggar batas
Ketika anak mulai melanggar pemisah yang sebelumnya telah ditetapkan, perihal ini bisa saja menandakan bahwa mereka butuh support emosional. Membicarakan perihal tersebut dengan seorang psikolog mungkin bisa membantu.
"Melanggar pemisah sering kali merupakan tanda frustrasi dan anak-anak mungkin memerlukan support untuk menemukan kata-kata untuk mengungkapkan kemauan mereka dalam negosiasi tentang aturan," jelas Dr. Kimberley.
"Mungkin lebih mudah bagi mereka untuk terbuka kepada psikolog daripada kepada orang tua mereka," sambungnya.
6. Anak mengisolasi diri
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Jatuporn Tansirimas
Dilansir dari laman Times of India, anak yang mengisolasi diri biasanya menghindari hubungan baik dengan kawan maupun keluarganya. Mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktu sendirian.
Anak juga mungkin menolak untuk berasosiasi dalam kegiatan sosial alias bermain. Mereka juga tidak mau berada di sebuah kelompok.
7. Anak susah berkonsentrasi
Sulit berkonsentrasi juga menjadi tanda yang kudu Bunda perhatikan. Ketika ini terjadi, mereka bakal mengalami kesulitan dalam memerhatikan pelajaran di sekolah.
Jika dibiarkan, anak bakal mengalami masalah akademis alias kemunduran performa. Mereka juga mungkin terlihat tidak tertarik alias tidak termotivasi dalam mengerjakan tugas sekolah, PR, hingga ekstrakurikuler.
8. Muncul indikasi sakit bentuk tanpa sebab
Ketika merasa frustrasi, stres, dan cemas, anak mungkin bakal mengeluhkan indikasi bentuk seperti sakit kepala, sakit perut, alias otot yang tegang. Namun, biasanya penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
9. Anak menghindari sekolah
Anak yang memerlukan support emosional biasanya mengelak alias tidak mau pergi ke sekolah. Alasan yang kerap digunakan adalah takut, cemas, alias adanya perundungan.
Selain itu, anak juga mungkin menghindari kegiatan alias kegiatan yang sebelumnya mereka senangi. Lalu, mereka memilih untuk tetap berada di rumah alias mengurung diri.
10. Sulit menghadapi situasi yang penuh stres
Tanda lain yang bisa diperhatikan adalah anak susah menghadapi situasi yang penuh dengan stres, Bunda. Anak mungkin kesulitan menghadapi stresor alias tantangan dalam keseharian. Mereka pun merasa kewalahan dan mudah tertekan apalagi dengan halangan kecil.
Ketika mengalami perihal ini, anak juga susah beradaptasi dengan perubahan dan transisi lainnya. Misalnya seperti memulai tahun aliran baru di sekolah alias adanya perubahan dalam keluarga.
Demikian info tentang tanda anak memerlukan support emosional, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)