11 Topik Obrolan Yang Wajib Dibahas Dengan Anak Sebelum Berusia 11 Tahun Menurut Pakar

Jan 26, 2025 04:30 PM - 2 minggu yang lalu 20409

Jakarta -

Menjadi orang tua anak usia pra-remaja sering kali berfaedah berhadapan dengan beragam topik percakapan yang sulit. Kendati demikian, topik obrolan ini krusial untuk dibahas berbareng lho, Bunda.

Termasuk di antaranya topik-topik 'berat' seperti seks, orientasi seksual, penyalahgunaan alkohol alias obat-obatan, masalah akademis, media sosial, dan apalagi masalah yang lebih pribadi seperti gambaran tubuh, dapat menjadi sangat sensitif. 

Dikutip dari Raising Children, tanpa permulaan yang tepat alias hubungan komunikasi yang hangat, topik semacam ini bisa terasa memalukan, mengejutkan, alias apalagi berisiko menimbulkan konflik. Namun sebagai orang tua, Bunda mempunyai peran krusial dalam memberikan pedoman yang bijak dan mendengarkan obrolan anak dengan penuh perhatian.

Topik obrolan krusial dengan anak pra-remaja

Di usia 8 hingga 12 tahun, anak mulai memasuki masa transisi krusial dalam kehidupannya. Mereka mulai menginjak usia pra-remaja, di mana perkembangan hormon mulai berperan.

Pada rentang usia ini anak juga bisa jadi sering merasa bingung, terutama lantaran mereka mulai merasakan perubahan bentuk dan emosi yang signifikan.

Untuk membantu anak melewati masa-masa ini dengan lebih percaya diri, ada beberapa topik obrolan krusial yang bisa dibahas dengan anak sebelum mereka mencapai usia 11 tahun:

1. Kesehatan seksual

Berdasarkan kitab What’s My Tween Thinking? yang ditulis berbareng Angharad Rudkin, pada usia pra-remaja sebagian anak sudah mulai penasaran dengan hal-hal mengenai kesehatan seksual.

Oleh lantaran itu, krusial bagi orang tua untuk membahas tentang perihal ini dengan langkah yang sesuai dengan usia anak. Jangan takut untuk membahas topik ini lebih awal, lantaran kebanyakan anak justru merasa kondusif jika mereka mendapatkan info yang betul tentang perihal ini dari orang tua mereka.

"Perkembangan seksual merupakan bagian besar dari usia pra-remaja. Ini sangat wajar," ungkap psikolog klinis Laura Kirmayer.

Selain dari obrolan berbareng orang tua, info tentang perkembangan seksual bisa Bunda bantu sampaikan pada anak dengan menggunakan media lain seperti buku.

2. Citra tubuh

Terutama pada anak perempuan, mereka mulai lebih memperhatikan penampilan bentuk dan sering kali membandingkan diri dengan standar kecantikan yang tidak realistis. Termasuk dari media sosial.

Bunda pun perlu membicarakan pada anak tentang pentingnya mencintai diri sendiri, gambaran tubuh, dan mengingatkan mereka bahwa setiap orang berkembang dengan langkah yang berbeda. 

3. Kecerdasan non-akademik

Dikutip dari The I Paper UK, sistem pendidikan saat ini sering kali menilai kepintaran hanya dari nilai akademis. Ini bisa membikin anak merasa bahwa mereka tidak cukup pandai jika nilai di sekolah tidak sesuai dengan yang diharapkan. 

Jelaskan bahwa ada banyak jenis kecerdasan, seperti kepintaran emosional, musik, alias kepintaran alam, dan setiap anak mempunyai potensi uniknya sendiri. Bantu anak untuk mengenali dan menggali potensi-potensi unik yang dimilikinya.

4. Kondisi mental dan psikis

Ajarkan anak untuk lebih menyadari sensasi bentuk yang mereka rasakan ketika mengalami emosi tertentu. Ini merupakan keahlian krusial yang dapat membantu anak mengelola emosi. 

Dengan mengenali tanda-tanda bentuk seperti debar jantung yang sigap alias pernapasan yang terengah-engah, anak dapat belajar untuk merespons emosinya dengan langkah yang sehat, seperti mengambil napas dalam-dalam alias berjalan-jalan.

5. Larangan pada minuman alkohol

Bergantung pada lingkungan sekitarnya, anak usia pra-remaja mungkin dapat mulai tertarik untuk mencoba minuman beralkohol. Terutama jika mereka memandang ada orang dewasa di sekitar yang mengonsumsinya. 

Ini adalah kesempatan untuk menjelaskan kenapa ada larangan untuk konsumsi minuman beralkohol di usia muda. Beri tahu bahwa otak pada usia tersebut tetap berkembang dan konsumsi alkohol dapat mengganggu prosesnya, terutama di bagian yang mengatur pembelajaran dan memori.

6. Minat dan bakat

9 Kesalahan Orang Tua yang Rentan Membuat Anak Introvert, Termasuk Kasih Julukan PemaluIlustrasi/Foto: Getty Images/Nuttawan Jayawan

Anak-anak pada usia sekitar 11 tahun umumnya mulai mencari tahu minat dan talenta mereka yang sebenarnya. Momen ini dapat menjadi waktu yang tepat untuk membujuk anak berbincang tentang kegiatan alias hal-hal yang mereka sukai dan yang membikin mereka merasa bersemangat. 

Misalnya minat dan talenta di bagian seni, olahraga, alias keahlian sosial. Menemukan potensi sejak awal dapat memberikan arah yang lebih jelas untuk anak agar merasa percaya diri dan merencanakan masa depan.

7. Pertemanan dan hubungan sosial 

Masuk ke usia pra-remaja berfaedah pertemanan bakal menjadi perihal yang lebih krusial bagi anak. Namun, di usia ini pula sering kali pertemanan mulai dipenuhi dengan bentrok dan emosi kecewa. 

Ajarkan anak bahwa bentrok sosial adalah perihal yang normal dan mereka tidak perlu merasa tertekan alias jengkel setiap kali ada perbedaan pendapat dengan teman. 

Jelaskan bahwa dalam setiap hubungan sosial pasti ada tantangan, tetapi yang terpenting adalah gimana mereka menyelesaikannya dengan langkah yang sehat.

8. Batasan penggunaan internet

Di bumi digital saat ini, anak-anak sangat terhubung dengan teknologi, termasuk internet dan media sosial. Bunda bisa membujuk berbincang tentang ancaman screentime yang berlebihan, termasuk dapat mengganggu pola tidur dan kesehatan mental. 

9. Pengendalian stres

Saat anak mulai berjumpa dan menghadapi tekanan, baik itu dari sekolah alias kehidupan sosialnya, mereka bisa jadi mudah merasa resah alias stres. Anak perlu belajar langkah menurunkan stres dengan langkah yang produktif, seperti berolahraga alias berbincang dengan orang dewasa yang mereka percayai.

10. Pengelolaan uang

Mengajarkan anak tentang pengelolaan duit adalah keahlian krusial yang kudu mereka pelajari sejak dini. Mereka perlu memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, serta bijak dalam menggunakan duit saku yang diberikan orang tua. 

11. Kesetaraan gender

Mendekati masa remaja, anak mungkin mulai menyerap pesan yang salah tentang peran kelamin dari media alias kawan sebaya mereka. Bantu anak memahami bahwa kesetaraan kelamin penting, bukan hanya untuk wanita tetapi juga untuk laki-laki. 

Jelaskan bahwa kesetaraan memberi kebebasan bagi setiap perseorangan untuk mengejar impian, tanpa dibatasi oleh norma sosial alias stereotip gender.

Demikian ulasan tentang beragam topik obrolan yang wajib dibahas dengan anak sebelum berumur 11 tahun. Cari waktu dan tempat yang tepat agar kegiatan mengobrol yang dilakukan bisa lebih nyaman ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Selengkapnya