3 Cara Mendisiplinkan Anak Tanpa Menghancurkan Harga Dirinya Menurut Pakar

Feb 17, 2025 06:38 PM - 1 bulan yang lalu 19898

Jakarta -

Disiplin merupakan salah satu perihal krusial yang perlu ditanamkan pada anak sejak dini. Meski begitu, langkah mendisiplinkan anak perlu dilakukan dengan tepat agar jangan sampai berpengaruh negatif terhadap nilai diri anak.

Ya, disiplin termasuk salah satu aspek krusial dalam pengasuhan anak yang perlu diterapkan dengan bijak. Tujuan dari mendisiplinkan anak bukanlah untuk menghukum alias merendahkan nilai diri, tapi mengajarkan tentang perilaku bertanggung jawab dan pengendalian diri.

Dengan disiplin yang tepat dan konsisten, anak bakal belajar tentang akibat dari tindakan mereka dan gimana mereka dapat bertanggung jawab atas perbuatan tersebut. 

Jadi pada akhirnya, disiplin bermaksud untuk mendorong anak agar dapat mengelola emosi dan perilaku mereka sendiri, yang dikenal dengan istilah self-monitoring.

Tentang keahlian anak memahami disiplin

Meski terlihat mudah, dalam praktiknya banyak orang tua yang salah kaprah tentang mendisiplinkan anak. Disiplin dianggap sebagai corak balasan fisik, seperti memukul alias menakut-nakuti dengan kata-kata kasar.

Padahal mendisiplinkan yang baik adalah dengan menggunakan langkah yang adil, positif, dan membimbing anak untuk memahami perbedaan antara perilaku yang betul dan salah tanpa merusak nilai diri mereka.

Dikutip dari Better Health, mendisiplinkan berfaedah mengajarkan anak perilaku yang dapat diterima, sesuai dengan usia dan kapabilitas anak untuk memahami. 

Anak berumur di bawah 3 tahun misalnya, mereka tetap belum mempunyai pemahaman tentang betul dan salah. Mereka juga belum dapat menanggapi akibat dengan mengubah perilaku sehingga perlu diberi tahu pesan yang sama berulang kali. 

Sebagai contoh, anak sedang dibiasakan untuk memakai topi saat keluar rumah. Ketika kemudian mereka keluar rumah tanpa topi, ini bukan lantaran anak tidak patuh, tapi lantaran belum dapat mengingatnya.

"Anak-anak perlu belajar dari kesalahan mereka. Orang tua pun tetap dapat meminta pertanggungjawaban tanpa membikin mereka merasa seperti anak yang 'nakal'," ungkap psikolog Eileen Kennedy-Moore, Ph.D, dalam bukunya yang berjudul Kid Confidence, dikutip dari Parents.

Nah, salah satu tugas orang tua yang paling krusial adalah mengajari anak langkah berinteraksi dengan orang lain. Anak perlu memahami gimana tindakan mereka memengaruhi orang lain, serta perilaku mana yang bakal dan tidak bakal ditoleransi orang lain.

Cara mendisiplinkan anak dengan tepat

Berikut adalah beberapa langkah mendisiplinkan anak tanpa menghancurkan nilai dirinya menurut para master seperti dikutip dari beragam sumber:

1. Berikan argumen untuk perilaku anak

Saat anak melakukan kesalahan, alih-alih langsung menuduh alias menyudutkan, Bunda bisa menyampaikan terlebih dulu kalimat yang memahami maksud di kembali perilaku anak. 

Hal ini dapat membikin anak dimengerti, bahwa mereka mempunyai niat yang baik meski mungkin caranya kurang tepat. Misalnya seperti: "Bunda tahu Anda tidak bermaksud seperti itu" alias "Bunda mengerti jika Anda sedang mencoba". 

2. Jelaskan apa yang salah dan gimana pengaruhnya terhadap orang lain

Sebagai contoh, ketika Si Kecil mengambil paksa mainan adiknya, maka adik bakal menangis. Sampaikan bahwa kebiasaan ini tidak baik dan bisa membikin adik merasa sedih.

Hindari menambahkan kalimat yang dapat merendahkan nilai diri anak, misalnya seperti, "Kamu selalu begitu" alias "Kamu tidak peduli dengan emosi orang lain".

3. Arahkan anak untuk mencari solusi dan melangkah maju

Anak tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi, tetapi mereka bisa belajar gimana memperbaiki kesalahan mereka. 

Tanyakan kepada anak, "Apa yang bisa Anda lakukan agar adik merasa lebih baik?". Hal ini bakal mendorong anak untuk mengembangkan rasa tanggung jawab dan memperbaiki hubungan persaudaraan mereka di waktu berikutnya.

Bagaimana langkah awal mengajarkan anak tentang konsekuensi?

Disiplin yang baik mengajarkan anak bahwa setiap tindakan mempunyai konsekuensi, baik itu positif maupun negatif. Mengajarkan anak tentang akibat bisa dilakukan dengan langkah yang tidak merendahkan nilai diri mereka.

Beberapa langkah mudah mengenalkan tentang tanggung jawab dan akibat di antaranya: 

  • Memberi kesempatan pada anak untuk membersihkan jika menumpahkan minuman alias makanan
  • Membiasakan anak merapikan sendiri mainan setelah selesai digunakan
  • Memberi waktu sendiri alias time-out pada anak ketika mereka menunjukkan perilaku yang tidak baik, seperti marah-marah saat bermain, Ini bisa menjadi langkah efektif untuk membantu anak menenangkan diri dan kembali berinteraksi dengan teman, tanpa kehilangan nilai diri mereka.
  • Bermain sendiri setelah berperilaku agresif. Dalam situasi tertentu, anak yang berperilaku garang bisa diberikan kesempatan untuk bermain sendiri, untuk merenung dan menenangkan diri sebelum kembali berinteraksi dengan teman-temannya.

Meskipun akibat ini mungkin tampak seperti hukuman, yang lebih krusial adalah memastikan anak memahami bahwa tindakan mereka memengaruhi orang lain dan kudu bertanggung jawab atas perbuatan tersebut.

Demikian ulasan tentang cara-cara mendisiplinkan anak tanpa menghancurkan nilai dirinya. Jangan lupa untuk tetap mengungkapkan apresiasi ketika anak berupaya untuk memperbaiki perilaku mereka ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Selengkapnya