4 Gejala Hamil Ini Ternyata Bisa Dialami Ayah Saat Bunda Mengandung

Mar 09, 2025 11:10 AM - 6 hari yang lalu 11470

Jakarta -

Tubuh ibu mengalami perubahan besar selama kehamilan. Namun yang mengejutkan adalah tubuh mengalami perubahan saat istri mengandung lho, Bunda. Simak yuk, penjelasan lengkapnya berikut.

Dikutip laman Fathersnetwork, penelitian terbaru menunjukkan bahwa pada perempuan, otak dan tingkat hormon berubah secara signifikan selama kehamilan dan beberapa bulan pertama setelah bayi lahir.

Perubahan Ayah saat Bunda hamil

Pada hormon oksitosin, yang sering disebut sebagai 'obat cinta' bagi perempuan, telah lama diketahui mendukung proses ikatan antara ibu dan bayi alias proses bonding antara ibu dan bayi.  Namun, baru-baru ini ditemukan bahwa tidak hanya Bunda yang mendapat faedah dari pengaruh ikatan hormon oksitosin.

Ayah dan Bunda yang tinggal berbareng selama kehamilan terbukti mempunyai kadar oksitosin yang serupa dalam darah mereka. Berbeda dengan pasangan yang tidak mempunyai anak bersama, diyakini bahwa keselarasan kadar hormon ini membantu pasangan calon orang tua untuk membentuk hubungan yang dekat dan saling mendukung, alias sebuah 'tim parenting' yang bisa menghadapi tuntutan besar yang diberikan oleh bayi baru lahir.

Penelitian juga menunjukkan bahwa kepribadian pasangan bakal berubah selama periode ini. Mereka menjadi lebih selaras, memungkinkan mereka untuk lebih saling berempati, dan ekstroversi pada calon Ayah juga berkurang, membantu mereka menjadi lebih konsentrasi pada keluarga.

Kemudian ada testosteron adalah hormon yang membikin laki-laki menjadi pria. Hormon ini dilepaskan ke dalam rahim selama kehamilan yang menyebabkan perkembangan bayi laki-laki. Hormon ini memengaruhi perkembangan dan perilaku laki-laki serta mendorong laki-laki untuk mencari dan bersaing untuk mendapatkan pasangan. 

Namun, hormon ini bisa menjadi masalah ketika laki-laki menjadi seorang Ayah. Anak-anak dan pasangan mereka memerlukan perhatian dan kasih sayang mereka, bukannya konsentrasi pada pencarian pasangan. Oleh lantaran itu, sekitar waktu kelahiran, kadar testosteron Ayah menurun hingga sepertiga, yang membuatnya lebih condong untuk mau menjadi orang tua. 

Penurunan ini juga membantu Ayah menunjukkan empati dan kasih sayang yang lebih besar terhadap anak-anak mereka dan merespons tangisan mereka.

Selain itu, otak Ayah juga mengalami perubahan, dengan peningkatan materi abu-abu dan putih di area yang mengenai dengan perawatan penuh kasih dan penemuan ancaman, serta yang bertanggung jawab untuk pemecahan masalah dan perencanaan.

Setelah kelahiran, kontak kulit dengan kedua orang tua membantu bayi baru lahir menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim, dan juga memicu pelepasan oksitosin yang mendukung proses ikatan. 

Pelepasan hormon selama kontak skin to skin ini membantu Ayah untuk terus mendekat dengan bayi mereka pada bulan-bulan setelah kelahiran, serta membantu mengurangi stres. 

Namun, pada awalnya konsentrasi bayi kudu lebih pada ibu yang memberikan makanan dan kenyamanan, dan Ayah mungkin merasakan adanya jarak, merasa kesulitan untuk membentuk ikatan yang dalam, dan untuk betul-betul merasakan dirinya sebagai seorang Ayah.

Beberapa minggu pertama bisa menjadi masa yang susah bagi Ayah yang memberi banyak pada bayi tanpa mendapatkan banyak balasan. Namun, sekitar usia 3 bulan, segalanya mulai berubah. Bayi mulai mengenali Ayah dan merespons dengan senyuman alias tawa kecil. 

Pada tahap ini, hormon lain mulai berkedudukan - beta-endorfin. Hormon yang secara alami adiktif ini menghasilkan emosi kehangatan, kedekatan, dan kebahagiaan, dan diproduksi ketika kita tertawa, bernyanyi, menari, dan yang paling penting, bermain bersama. 

Bayi yang merespons Ayah yang menarik wajah kocak dan membikin bunyi konyol adalah awal dari hubungan bermain mereka. Pada usia 6 bulan, bakal ada banyak kesempatan untuk bersenang-senang dan bermain yang melepaskan aliran bahan kimia penghargaan di tubuh Ayah dan bayi. Bisa dikatakan, inilah saat di mana laki-laki betul-betul menjadi seorang Ayah dan proses pengembangan ikatan jangka panjang dengan anak-anak mereka dimulai.

Banner Fokus Kisah Para Nabi

Sindrom couvade

Dikutip laman Pmc.ncbi, perubahan pada Ayah ketika istri mengandung bisa disebabkan oleh sindrom couvade. Pada penelitian yang melibatkan 143 Ayah yang sedang mengharapkan anak pada kehamilan istri masuk trimester ketiga, ditemukan rata-rata mengalami indikasi couvade.
 
Mengenai indikasi sindrom couvade menekankan gangguan gastrointestinal, termasuk perubahan nafsu makan, diare, dan muntah. Rasa tidak lezat badan dan kram kaki juga dilaporkan oleh calon Ayah. 

Gejalanya muncul pada trimester pertama alias ketiga kehamilan pasangan dan berakhir setelah kelahiran. Mereka juga menyebut tingginya tingkat kekhawatiran pada laki-laki yang sedang mengharapkan anak telah terkonfirmasi melalui penelitian dengan indikasi sindrom couvade.

Oleh lantaran itu, sindrom couvade merupakan representasi psikososomatis dari indikasi kehamilan wanita yang khas, namun dengan asal-usul fisiologis yang tetap sedikit dieksplorasi.

Sindrom couvade telah dikaitkan dengan respons empatik laki-laki terhadap tanda-tanda kehamilan alias persalinan pasangannya.  Berikut perubahan bentuk yang dialami Ayah selama kehamilan istri mereka meliputi:

1. Mual dan muntah

Meskipun bukan indikasi yang umum, beberapa laki-laki mengalami rasa mual alias apalagi muntah yang mirip dengan morning sickness yang sering dialami oleh wanita hamil. Ini bisa terjadi lantaran hormon-hormon tertentu yang meningkat selama kehamilan istri.

2. Perut kembung

Ayah juga bisa mengalami perut kembung saat istrinya sedang hamil. Hal ini disebabkan lantaran masalah pencernaan gastrointestinal dimana kondisi kelainan pada sistem pencernaan dalam proses mencerna makanan dalam tubuh.

3. Kenaikan berat badan

Ayah yang mengalami sindrom couvade mengalami peningkatan berat badan. Hal ini biasanya mengenai dengan pola makan yang tidak teratur alias kebiasaan makan yang berubah selama masa kehamilan pasangan.

4. Perubahan nafsu makan

Sama halnya dengan istri, Ayah juga mengalami perubahan nafsu makan saat mengalami sindrom couvade. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya