4 Risiko Bila Perlekatan Menyusui Salah, Bisa Bikin Bunda Trauma

Dec 09, 2024 11:59 AM - 1 bulan yang lalu 56875

Jakarta -

Perlekatan yang salah saat menyusui tidak saja membikin ketidaknyamanan, tetapi juga beragam perihal lain yang perlu diwaspadai. Cari tahu apa saja beragam akibat jika perlekatan menyusui salah yuk, Bunda.

Banyak ibu baru bermasalah dengan perlekatan menyusui sehingga mengalami luka pada payudara. Karenanya, krusial sekali menerapkan perlekatan yang baik ketika menyusui agar Bunda dan Si Kecil merasa nyaman.

Mengenal perlekatan menyusui

Belajar menyusui memang tidaklah mudah dan menguasainya dalam sekali praktik. Dibutuhkan waktu, latihan berulang, dan juga kesabaran dari para ibu. Dengan menemukan teknik keterikatan yang cocok untuk Bunda dan Si Kecil dapat membikin perbedaan besar nantinya.

Sebagai ibu baru, wajar saja ketika Bunda kurang menguasai perlekatan saat menyusui. Bahkan, ibu yang mempunyai lebih dari satu anak pun sering kali mengeluhkan proses menyusui yang dilewatinya.

Banyak orang berasumsi bahwa menyusui terjadi begitu saja secara alami. Padahal, momen ini adalah proses pembelajaran bagi banyak ibu dan juga bayi. Sama halnya saat mempraktikkan perlekatan saat menyusui, mungkin Bunda bakal mengalami trial error hingga pada akhirnya menemukan posisi yang pas untuk perlekatan maksimal.

Dengan posisi dan perlekatan saat menyusui yang baik pada tetek maka proses menyusui dapat melangkah efektif. Hal ini juga memungkinkan terjadinya kenyamanan ibu saat menyusui, perkembangan dan pemeliharaan pasokan ASI, pemindahan ASI yang efektif dan pertumbuhan bayi yang optimal, dan lainnya seperti dikutip dari laman Gpifn.

Jika terjadi masalah payudara, kesulitan menyusui, alias pertumbuhan yang terhambat, prinsip pertama menyusui adalah meninjau posisi dan perlekatan sebagai bagian dari proses diagnostik. 

Rujuk ibu dan bayi untuk penilaian menyusui oleh praktisi yang mempunyai keahlian yang sesuai, dengan observasi pemberian ASI yang lengkap.

Mengingat menyusui merupakan perilaku yang dipelajari oleh masing-masing ibu dan bayi, perhatian pada posisi dan perlekatan yang betul sangat krusial pada hari-hari dan minggu-minggu awal.

Hal ini dapat membantu untuk segera mencapai kenyamanan ibu saat menyusui, memfasilitasi perkembangan suplai ASI yang optimal dan dengan demikian meningkatkan potensi untuk menyusui dalam jangka panjang. 

Prinsip-prinsip berikut dapat dipraktikkan guna membantu posisi dan perlekatan bayi yang baik saat menyusui:

  • Temukan posisi yang nyaman untuk menyusui.
  • Peluk bayi dengan erat, menghadap tetek dengan bahu dan tubuhnya dalam garis lurus serta lehernya ditopang tetapi kepalanya bebas untuk bergerak.
  • Peluk bayi dengan hidungnya berlawanan dengan puting susu.
  • Puting susu dapat diusap ke bibir bayi untuk mendorong mulut bayi agar terbuka.
  • Tunggu bayi menjulurkan lehernya dan membuka mulutnya lebar-lebar.
  • Saat mulut terbuka lebar, dekatkan bayi ke tetek dengan dagu menyentuh tetek terlebih dahulu, diikuti oleh bibir bawah dan lidah di dekat tepi luar areola.
  • Bibir atas kudu menempel di atas puting susu sejauh mungkin.
  • Areola yang terlihat di bawah dagu kudu lebih sedikit daripada di atas puting susu.

Penting untuk dicatat bahwa bayi menyusu dari payudara, bukan dari puting susu. Jika bayi hanya mengisap puting susu, perihal ini bakal menyebabkan rasa sakit, retakan, dan perdarahan. Jika perlekatan pada tetek baik, puting susu bakal bergesekan dengan langit-langit lunak bayi di dalam mulut, dan menyusui bakal terasa nyaman bagi ibu.

Beragam akibat jika perlekatan menyusui salah

Perlekatan menyusui yang salah sedianya bisa menimbulkan beberapa masalah pada Bunda. Di antaranya ialah dapat menimbulkan nyeri dan kerusakan pada puting susu ibu. Atau, bayi mungkin tidak mengeluarkan ASI secara efektif, yang dapat menyebabkan pembengkakan payudara. 

Bayi mungkin tidak puas setelah menyusu dan mau menyusu terlalu sering alias dalam waktu yang sangat lama. Bayi mungkin mendapat terlalu sedikit ASI dan tidak bertambah berat badan, alias ASI mungkin mengering. Semua masalah ini dapat diperbaiki jika perlekatan dapat ditingkatkan.

1. Bunda bakal merasa nyeri lantaran puting tetek retak apalagi mungkin berdarah.
2. Bunda bisa merasa trauma lantaran takut menyusui. Merasa itu pengalaman yang tidak menyenangkan.
3. Bayi tidak mendapat cukup ASI. Bunda merasa ASI-nya tidak cukup sehingga rentan stres.
4. Karena tetek tidak dikosongkan secara efisien, kurangnya rangsangan menyebabkan berkurangnya produksi ASI.

Tanda bayi sudah menyusu secara efektif

Bayi menyusu secara efektif jika dia menyusu dengan isapan yang lambat dan dalam dan terkadang berhenti. Bunda mungkin memandang alias mendengar bayi menelan.

Jika Bunda dapat mengawasi gimana menyusui berakhir, cari tanda-tanda bahwa bayi merasa puas. Jika merasa puas, bayi melepaskan tetek secara spontan (artinya, ibu tidak menyebabkan bayi berakhir menyusu dengan langkah apa pun). Bayi tampak rileks, mengantuk, dan kehilangan minat pada payudara.

Bayi tidak menyusu secara efektif jika dia hanya menyusu dengan sigap dan dangkal. Bunda mungkin juga memandang aktivitas ke dalam pada pipi. Bunda tidak memandang alias mendengar bunyi menelan. Bayi tidak merasa puas di akhir pemberian ASI, dan mungkin gelisah. Ia mungkin menangis alias mencoba menyusu lagi, alias terus menyusu dalam waktu lama seperti dikutip dari laman Open.edu.

Bayi yang tidak menyusu sama sekali tidak dapat menyedot ASI ke dalam mulutnya dan menelannya. Oleh lantaran itu, dia tidak dapat menyusu sama sekali. Jika hidung tersumbat tampaknya mengganggu proses menyusui, Bunda kudu membersihkan hidung bayi. Kemudian periksa kembali apakah bayi dapat menyusu dengan lebih efektif.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya