4 Tantangan Yang Mungkin Dihadapi Ayah Saat Dampingi Bunda Menyusui Si Kecil

Jan 16, 2025 08:40 AM - 3 bulan yang lalu 114749

Jakarta -

Peran Ayah bagi Bunda menyusui sangatlah krusial meski tidak mudah menjalaninya. Simak apa saja tantangan yang mungkin dihadapi Ayah saat dampingi Bunda menyusui Si Kecil.

Sepanjang sejarah, para ibu yang menyusui bayinya telah mengalami beragam macam hal, dari suka sampai duka. Berbagai tantangan menyusui dan segala warna warninya menjadi pengalaman tersendiri yang mengesankan bagi para ibu.

Di antara deretan kesulitan yang tak mudah melewatinya, support dari support system menjadi kunci kelancaran menyusui. Salah satunya gimana pasangan mendukung para Bunda menyusui bayinya.

Penelitian telah menunjukkan bahwa 98,1 persen ibu yang bekerja di luar rumah menyusui ketika ayah sepenuhnya mendukung. Namun, ketika para ayah bersikap acuh tak acuh, para ibu hanya menyusui 26,9 persen dari waktu tersebut seperti dikutip dari laman Pathwaystofamilywellness.

Selain itu, penelitian mengungkapkan bahwa  aktivitas hormonal seorang Ayah meningkat selama kehamilan pasangannya, dan lebih lagi jika dia datang saat kelahiran dan terlibat erat setelahnya. Ketika seorang Ayah dekat dengan anaknya, terutama melalui kontak kulit ke kulit, produksi oksitosinnya meningkat. 

Peningkatan oksitosin pada seorang Ayah diakui sebagai komponen utama dalam memulai dan mempertahankan hatikecil mengasuhnya serta menjalin ikatan dengan bayinya.

Hormon adalah unsur kimia yang disekresikan oleh kelenjar endokrin, yang dipicu oleh sel-sel saraf yang mengatur kegunaan jaringan alias organ tertentu. Hormon pada dasarnya adalah pembawa pesan kimiawi yang menyalurkan sinyal dari satu sel ke sel lainnya. Dengan langkah tertentu, hormon memberi tahu kita apa yang kudu dilakukan dan gimana bertindak.

Prolaktin, vasopresin, dan oksitosin termasuk di antara hormon-hormon yang ditemukan pada kadar yang lebih tinggi pada laki-laki sekitar waktu kelahiran. Peningkatan produksi prolaktin diketahui dapat meningkatkan ikatan, keterikatan, dan kepedulian. 

Meningkatnya kadar vasopresin menyebabkan seorang laki-laki mau melindungi keluarganya dan berada di rumah, daripada berkeliaran mencari pasangan. (Vasopresin juga dikenal sebagai 'hormon monogami', yang mendorong komitmen.) 

Oksitosin juga diproduksi pada laki-laki dan wanita selama kontak penuh kasih sayang. Karena itu, oksitosin disebut sebagai 'hormon cinta' oleh para mahir seperti Dr. Michel Odent, Sheila Kitzinger, dan Dr. Sarah Buckley. 

Oksitosin juga merupakan hormon yang diperlukan tubuh ibu untuk diproduksi guna memastikan kehamilan dan persalinan yang sukses, dan hormon ini juga berkedudukan dalam menyusui. Karena pasangan sudah terbiasa memproduksi oksitosin selama keintiman, para Ayah dapat menyumbangkan dimensi hubungan mereka ini pada persalinan dan waktu menyusui ibu.

Pentingnya kasih sayang Ayah pada busui

Kasih Ayah, yang ditambahkan sebagai bahan dalam resep ilmiah persalinan dan menyusui ibu, dapat menjadi peningkatan yang bermanfaat. Hasil dari peningkatan kegiatan hormonal ini adalah ikatan, keterikatan, perlindungan, cinta, kesetiaan, komitmen, dan kepedulian semuanya meningkat pada Ayah baru. 

Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa seorang Ayah dengan kontak yang dekat, kuat, dan intim selama kehamilan, kelahiran, dan menyusui bakal mendukung keterlibatan awalnya dalam keluarga. Hal ini kemudian membangun fondasi yang lebih tahan lama untuk hubungan kasih sayang seumur hidup antara ayah dan anak, dan memang, untuk family itu sendiri.

Meskipun nutrisi merupakan bagian krusial dari persamaan menyusui, itu bukanlah satu-satunya komponen. Mungkin kesalahpahaman terbesar adalah bahwa beberapa corak susu buatan, alias apalagi ASI botol, sebenarnya dapat meniru menyusui.

ASI ibu berkarakter unik untuk bayinya dan beradaptasi dengan kebutuhan bayinya yang selalu berubah setiap jam, setiap hari, dan apalagi setiap bulan alias setiap tahun. Kebutuhan ini berkarakter fisik, mental, emosional, sosial, dan perkembangan. 

Jika makanan berasal dari botol dan bukan dari payudara, banyak dari komponen krusial ini yang tersendat alias hilang. Selain itu, seperti yang dikatakan Veronika Robinson dalam bukunya, The Drinks Are on Me,  “Menyusui membuka jiwa dan membawa seseorang ke tempat yang menghubungkan generasi masa lampau dengan generasi masa depan.”

Bagi sebagian besar ibu, kunci krusial keberhasilan kehamilan, kelahiran, dan menyusui adalah kualitas perawatan yang diterimanya dari sang Ayah. Ketika sang Ayah merawat sang ibu, dia pasti juga merawat anaknya. 

Apa potensi kontribusi seorang Ayah bagi keluarganya, dan faedah apa yang mungkin diperolehnya, selama masa intim antara ibu dan anak ini? Seorang Ayah dapat melakukan nyaris semua corak perawatan lainnya untuk bayi yang baru lahir. Ditambah lagi, jika seorang Ayah secara teratur melakukan kontak kulit dengan bayinya, mereka berdua bakal mendapatkan manfaat.

Tantangan yang dihadapi Ayah saat dampingi Bunda menyusui Si Kecil

Menjalani peran Ayah yang mendukung proses mengASIhi tentu tidaklah mudah. Ada beberapa tantangan yang mungkin mereka hadapi. Berikut ini di antaranya ya, Bunda:

1. Perubahan hubungan dengan pasangan

Banyak Ayah berjuang dengan perubahan dan terkadang hilangnya hubungan romantis dengan pasangan mereka. Tuntutan yang sangat besar yang datang dengan menjadi Ayah, seperti kelelahan dan tanggung jawab mengasuh anak yang baru, menyisakan sedikit waktu untuk bersantai dan keintiman. Transisi tersebut menciptakan perpecahan antara beberapa pasangan yang menyebabkan kesejahteraan emosional yang jelek bagi para Ayah.

2. Kebingungan tentang peran sebagai Ayah

Banyak ayah merasa bingung tentang apa yang diharapkan dari mereka. Banyak peserta mengatakan bahwa mereka tidak percaya apakah mereka kudu mengangkat peran 'pencari nafkah' yang lebih tradisional, alias peran pelindung yang lebih modern setelah menjadi seorang Ayah.

Sebagian besar Ayah menganggap kedua peran itu penting, tetapi merasa bahwa mencoba menyeimbangkan antara mendukung family secara finansial dan menghabiskan waktu dengan anak dan pasangan mereka menjadi perihal yang sangat membebani dan 'sangat membikin stres'.

3. Merasa dilupakan dan diremehkan oleh para ahli kesehatan

Para Ayah tertentu merasa dikecualikan dan diisolasi oleh para master dan perawat selama konsultasi dan pemeriksaan antenatal dan pascanatal.

Beberapa Ayah juga mengalami lawakdan sikap yang merendahkan dari staf perawatan kesehatan. Pengalaman ini menyebabkan para Ayah merasa tidak diinginkan dan terasing, dianggap sebagai 'penumpang' dalam transisi menjadi Ayah.

4. Berjuang sendirian

Para Ayah di sebagian besar penelitian yang termasuk dalam tinjauan diuji secara bentuk dan emosional hingga mencapai titik puncaknya. Namun, banyak Ayah menyatakan tidak mau mengakui perjuangan emosional apa pun dalam transisi tersebut, percaya bahwa sebagai seorang Ayah, tidak boleh menunjukkan kelemahan.

Itulah beberapa tantangan yang banyak dihadapi para Ayah saat mendukung pasangannya mengASIhi Si Kecil. Tetap semangat para Ayah. Semoga informasinya membantu, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya