5 Cara Mengasuh Otak Anak Agar Cerdas Menurut Psikolog Lulusan Stanford

Dec 11, 2024 04:20 PM - 1 bulan yang lalu 42818

Menyaksikan anak-anak tumbuh menjadi sosok yang pandai tentu merupakan mimpi dari setiap orang tua. Untuk itu, Ayah dan Bunda wajib tahu cara-cara parenting seperti apa yang berpotensi mengasah otak anak menjadi lebih cerdas.

Dalam sebuah wawancara eksklusif, seorang psikolog lulusan Stanford University memberikan beberapa langkah jitu mendidik anak yang dipercaya bisa membuatnya tumbuh cerdas, lho.

Gaya pengasuhan yang disarankan oleh psikolog tersebut bukan hanya nasihat tanpa dasar, ya. Cara asuh tersebut disimpulkan pasca dia memandang hasil dari penelitian terhadap kecenderungan remaja berperilaku. Berikut info lengkapnya, Bunda.

Bersama CNBC Make It, seorang master ilmu jiwa dan pengetahuan otak lulusan Stanford University dan Indiana University, Mary C. Murphy, PhD, membicarakan style pengasuhan apa yang cocok untuk mencerdaskan anak-anak.

Murphy memberitahukan bahwa banyak orang tua yang tetap bingung dalam menentukan langkah efektif untuk mendidik dan mengasah otak anak. Oleh karena itu, Murphy mengimbau Ayah dan Bunda dapat membantu Si Kecil untuk mengangkat pola pikir yang bertumbuh sesering mungkin.

Hal ini selaras dengan tujuan pola pikir bertumbuh yang mengajarkan anak untuk tak capek belajar perihal baru. Sementara itu, pola pikir tetap justru mengurung perseorangan dalam kepercayaan bahwa manusia lahir dengan talenta tertentu alias tidak sama sekali.

Pada dasarnya manusia mempunyai kedua pola pikir tersebut dan memanfaatkan keduanya berasas situasi. Namun, orang tua kudu mendorong anak untuk condong ke pola pikir bertumbuh, ya.

Berikut adalah langkah pengasuhan yang bisa mengasah otak berpikir secara "bertumbuh" dan semakin cerdas:

1. Ceritakan nilai ketekunan

Anak-anak terkadang merasa malu dengan kegagalan dari perjuangan mereka. Ini dikarenakan mereka percaya bahwa segala sesuatu datang dengan mudah bagi orang dewasa.

Mendongeng adalah salah satu langkah yang paling efektif untuk memberikan pelajaran pada anak. Orang tua dapat bercerita untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa tak apa untuk mengalami kegagalan dalam hidup.

Gunakan sedikit khayalan ketika berdongeng tentang pentingnya berupaya tanpa putus asa kepada Si Kecil. Dengan begitu, Ayah dan Bunda membantu mereka untuk tumbuh sebagai sosok yang sabar, giat, dan tidak mudah menyerah, lho.

2. Ceritakan kesalahan orang tua

Menceritakan kesalahan orang tua kepada anak artinya Ayah dan Bunda berbagi pengalaman pribadi yang berujung pada kegagalan. Cara ini dilakukan bermaksud untuk mengajarkan anak-anak bahwa tidak ada yang sempurna.

Otak mereka bakal mencerna bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Selain itu, anak-anak juga bisa mempelajari sikap terbuka dan jujur kepada orang tua.

3. Beritahu anak tentang perkembangan diri mereka

Anak-anak seringkali terlalu konsentrasi pada kegagalan alias perjuangan yang mereka alami saat ini, kemudian melupakan keberhasilan yang telah mereka raih di waktu yang lalu.

Jika Si Kecil merasa putus asa, ingatkan mereka bakal jalan yang telah mereka lalui dan rintangan yang telah mereka lompati untuk sampai ke tempat mereka sekarang. Sebagai contohnya, “Ingat enggak Anda dulu tuh susah untuk diajak belajar membaca? Nah, sekarang Anda sudah bisa menamatkan novel Harry Potter itu!"

4. Tanyakan kesulitan yang anak sedang hadapi

Jadilah orang tua yang peka terhadap situasi yang anak hadapi. Tindakan satu ini sangat sederhana tetapi beberapa orang tua pamor untuk melakukannya, Bunda.

Cobalah untuk mengecek keadaan Si Kecil, sekadar bertanya apakah mereka mau dibantu mengerjakan tugas alias bertanya tentang tantangan apa yang sedang mereka hadapi.

Dengan begitu, anak-anak sadar bakal support yang orang tua miliki. Dan mereka juga terbantu dalam perkembangan keahlian otak di segi problem solving.

5. Buat lingkungan family yang nyaman

Bangun hubungan family yang selaras demi memastikan kenyamanan tiap personil keluarga. Ini dapat dilakukan dengan mendukung perkembangan emosional dan psikologis, serta saling menghargai satu sama lain.

Bukalah ruang komunikasi yang penuh empati tanpa perlu takut dihakimi. Lalu, ciptakan rutinitas yang positif dengan menentukan waktu berkumpul berbareng keluarga, seperti makan malam alias piknik.

Penelitian sebut pola asuh suportif beri ruang untuk remaja berkembang

Saran style asuh yang efektif mengasah otak anak agar pandai ini disusun berasas hasil penelitian yang dimuat dalam Nature Mental Health. Riset yang dilakukan oleh David S. Yeager dan Carol S. Dweck pada tahun 2023 ini berfokus pada kecenderungan perilaku remaja yang bervariasi dalam menghadapi persoalan pubertas.

Keduanya penasaran gimana bisa sebagian remaja menikmati beragam tantangan, sedangkan yang lain condong untuk menghindari hingga menunjukkan gangguan respon sosial.

Melalui riset yang dikembangkan, David dan Carol menemukan jawaban mengenai ragam pola pikir tersebut. Mereka menyebut bahwasanya masalah ini berangkaian dengan style pengasuhan orang tua.

Penelitian mengungkapkan bahwa pola asuh berakibat besar dalam membentuk respon dan sistem kognitif, afektif, dan psikofisiologis anak-anak. Dengan begitu, hasil akademik dan kesehatan mental Si Kecil turut berpengaruh dari style pengasuhan yang Ayah dan Bunda lakukan.

Untuk menghindari pertumbuhan pola pikir remaja yang terganggu, peneliti menyarankan orang tua untuk bersikap suportif terhadap pilihan anak. 

Dukung anak-anak untuk mengambil kesempatan dan keterlibatan di tantangan sosial alias akademis yang mereka hadapi. Namun, buatlah juga batas alias akibat yang tegas dalam mengatur sikap mereka. 

Itulah lima langkah pengasuhan menurut psikolog Stanford guna mengasah otak anak agar tumbuh cerdas, Bunda. Semoga info ini bermanfaat, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya