5 Cara Tingkatkan Bonding Dengan Anak Selama Bulan Ramadhan Menurut Ustazah

Mar 13, 2025 04:30 AM - 2 minggu yang lalu 17166

Jakarta -

Bonding antara orang tua dan anak sangat krusial diperhatikan, terutama untuk membantu membentuk karakter dan kepribadian positifnya. Apa saja langkah meningkatkan bonding dengan anak selama bulan Ramadhan yang dapat diterapkan?

Menurut American Psychological Association (APA), bonding dengan anak apalagi dapat dibangun sejak masa kehamilan. Manfaatnya dapat dirasakan hingga anak mencapai usia balita.

Ketika anak tumbuh dalam rasa dicintai, mereka bakal merasa lebih kondusif dan percaya diri dalam menjalin hubungan dengan orang lain di masa mendatang. 

Rasa kasih sayang yang konsisten membantu mereka mengembangkan keahlian sosial yang baik, seperti empati dan keahlian berkomunikasi.

Apa itu bonding?

Bonding alias ikatan jiwa antara Bunda dan anak adalah hubungan emosional yang kuat dan mendalam yang terbentuk di antara keduanya. Jalinan jiwa ini merupakan sebuah proses yang menyantap waktu, ialah dimulai sejak kehamilan dan bersambung setelah kelahiran anak.

Membangun bonding berarti mengungkapkan kasih sayang, kepercayaan, dan keterhubungan, yang memungkinkan Bunda memahami dan merespons kebutuhan anak secara efektif. Oleh lantaran itu, Bunda mungkin merasakan kegembiraan dan rasa protektif yang besar saat memandang Si Kecil.

Cara meningkatkan bonding selama bulan Ramadhan

Menurut Ustazah Anisia Kumala, Lc., M.Psi dari Aisyiyah, bonding menggambarkan gimana relasi antara orang tua dan anak bisa saling mendukung satu sama lain. 

"Inilah relasi sejatinya antara orang tua dan anak yang berkualitas. Itu menjadi pelajaran bagi kita, terutama dari kisah-kisah yang ada di Al-Qur'an," ungkap Anisia kepada HaiBunda.

Apa saja langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan bonding dengan anak selama bulan Ramadhan? Berikut ulasannya:

1. Memberikan contoh bersikap

Sikap dan perilaku anak adalah gambaran dari contoh orang tua. Ketika orang tua mengajarkan pada anak sikap kasih sayang, kerja sama, saling terbuka, saling berdialog, sejatinya ini sedang menumbuhkan kepercayaan dan kepercayaan diri pada anak.

Jadi, jangan lupa untuk memberikan teladan yang baik pada Si Kecil selama menjalani beragam kegiatan di bulan Ramadhan. Termasuk saat beribadah.

2. Rutin ajak anak mengobrol

"Ketika anak diajak untuk bicara, ini juga mengajarkan pada anak gimana sebuah kepribadian yang baik ditumbuhkan dari relasi dengan orang tuanya," ujar Anisia.

Sebaliknya, ketika orang tua jarang membujuk anak mengobrol dan tidak mencurahkan kasih sayang, ini berisiko dapat menghalang potensinya. Termasuk ketika orang tua tidak mau memberikan ruang pada anak untuk bisa berbincang dan menyampaikan pendapatnya.

Ustazah Anisia menyebut bahwa bulan suci Ramadhan ini sebenarnya dapat menjadi momen yang tepat bagi Bunda untuk banyak bekerja sama dengan anak. 

Berbagai kesempatan tersedia lebih banyak dalam momen ini, termasuk untuk kerja sama menyiapkan menu sahur, dan berbuka puasa. Serta termasuk juga dalam beragama dan mencapai target-target meraih pahala dalam bulan Ramadhan

"Ini semua bakal bagus ketika kemudian kita dan anak-anak bisa saling support, berkolaborasi. Orang tua bisa menjadi teladan bagi putra-putrinya," pesan Anisia.

4. Pilih pola asuh yang tepat

Pemilihan pola asuh yang tepat sebagai langkah untuk meningkatkan bonding dengan anak di bulan Ramadhan juga tak kalah pentingnya.

Ustazah Anisia menyebut sikap menyediakan ruang untuk bekerja sama dan kerjasama berfaedah orang tua sedang mengembangkan pola asuh demokratis. Ini terbukti bisa membangun relasi yang baik dan menumbuhkan karakter unggul. 

Pola asuh otoriter dan permisif pun sebaiknya dihindari. Dikutip dari Parenting First Cry, pada pola asuh otoriter, orang tua sangat menekankan disiplin dan kepatuhan ketat terhadap patokan dan regulasi. 

Orang tua dengan jenis pengasuhan seperti ini mungkin tidak peduli dengan kebutuhan anak. Meskipun umumnya orang tua sudah tidak lagi melakukan pola asuh ini seiring bertambahnya usia anak, ada pula orang tua yang mungkin tetap berupaya keras untuk mengatur anak-anaknya di usia dewasa.

Sementara itu, permissive parenting biasanya minim batas alias hukuman, di mana orang tua condong sangat penyayang, tetapi memberikan sedikit aturan.

Alasannya, orang tua memilih untuk menghindari bentrok dengan anak dan condong memberi izin pada nyaris semua yang diinginkan oleh anak, tanpa banyak pembatasan alias konsekuensi.

5. Berikan perhatian pada anak

"Kebutuhan anak tidak hanya bentuk saja, tapi juga psikologis alias perhatian. Anak memerlukan perhatian dari kerja sama dengan orang tua," ungkap Anisia.

Dengan cukup perhatian dari orang tua, diharapkan anak bisa tumbuh dengan karakter toleran, terbuka, dan juga demokratis.

Demikian ulasan tentang cara-cara tingkatkan bonding dengan anak selama bulan Ramadhan menurut ustazah. Semoga berfaedah ya, Bunda.

(fir/fir)

Selengkapnya