Setelah bertahun-tahun dinilai mengalami pasang surut, Marvel Studios akhirnya kembali mengejutkan fans lewat Thunderbolts, movie yang diklaim sebagai titik kembali kejayaan Marvel Cinematic Universe (MCU). Banyak kritikus dan penonton apalagi menyebutnya sebagai salah satu movie Marvel terbaik dalam satu dasawarsa terakhir.
Film ini mempertemukan karakter-karakter seperti Yelena Belova, Bucky Barnes, dan Red Guardian dalam satu tim. Ketiganya bukanlah sosok pahlawan sempurna seperti yang biasa ditampilkan dalam film-film Marvel, melainkan figur antihero dengan masa lampau kelam dan motif yang abu-abu.
Lalu, apa lagi yang membikin Thunderbolts begitu berbeda dari film-film Marvel sebelumnya? Berikut lima kebenaran menarik yang bisa menjawab rasa penasaran Bunda. Yuk, disimak!
Thunderbolts disebut lebih 'manusiawi' dibanding movie Marvel lainnya
Sejak Endgame (2019), film-film Marvel yang paling disukai justru datang dari karya-karya yang berani keluar dari pola lama ala Infinity Saga. Setelah Deadpool & Wolverine (2024), sekarang giliran Thunderbolts yang jadi contoh terbaru.
Alih-alih menyuguhkan pertarungan besar demi menyelamatkan bumi alias semesta, movie ini lebih konsentrasi pada kisah sekelompok mantan pemasok yang dianggap kandas dan disingkirkan oleh sistem. Ceritanya tidak glamor, tidak dipenuhi pengaruh multiverse, melainkan petualangan sederhana yang membumi, dengan karakter-karakter bermasalah yang terpaksa bekerja sama.
Tokoh-tokoh di movie Thunderbolts (2025)/Foto: Marvel Studios
Tokoh-tokohnya bukan pahlawan sempurna. Yelena, Bucky, Red Guardian, hingga Ghost punya trauma, masa lampau kelam, dan bentrok jiwa yang membikin mereka terasa lebih manusiawi. Beberapa dari mereka apalagi nyaris tidak mempunyai kekuatan super.
Mereka bisa terluka, terjebak, apalagi kalah. Justru lantaran itulah, penonton jadi lebih mudah merasa terhubung dengan mereka. Terutama sekarang, saat tokoh-tokoh ikonik seperti Iron Man dan Captain America sudah tak lagi hadir.
Selain itu, BBC menyebut Thunderbolts sebagai movie tindakan dengan alur cerita yang rapi dan mudah diikuti. Bahkan penonton yang bukan fans berat Marvel pun bisa menikmati movie ini tanpa kudu memahami seluruh jagat MCU.
Drama di kembali layar Thunderbolts
Melansir dari Collider, proses produksi Thunderbolts tidak melangkah mulus. Film ini awalnya dijadwalkan tayang pada Juli 2024, tetapi kudu mengalami beberapa kali penundaan hingga akhirnya ditetapkan rilis pada 2 Mei 2025.
Salah satu penyebab utamanya adalah pemogokan penulis dan tokoh Hollywood (SAG-AFTRA) pada 2023. Aksi ini membikin agenda syuting terganggu dan produksi terpaksa dihentikan sementara.
Akibatnya, beberapa perubahan terjadi di jejeran pemain. Steven Yeun dan Ayo Edebiri yang sebelumnya diumumkan sebagai bagian dari proyek ini terpaksa mundur lantaran berantem jadwal.
Steven Yeun awalnya direncanakan memerankan karakter Robert Reynolds namalain Sentry, sosok berkekuatan dewa yang menyimpan sisi gelap berbahaya. Setelah dia mundur, peran tersebut diisi oleh Lewis Pullman, yang sekarang tampil sebagai karakter misterius berjulukan Bob, yang diduga kuat adalah jenis MCU dari Sentry.
Lebih lanjut, Steven Yeun sendiri mengaku kecewa lantaran tak jadi terlibat dalam Thunderbolts. Meski begitu, dia tetap berambisi bisa berasosiasi dalam movie Marvel lainnya di masa depan, sebagaimana dikutip dari laman IMDb.
Sementara itu, peran yang tadinya bakal dimainkan Ayo Edebiri sekarang diisi oleh Geraldine Viswanathan. Bintang movie Drive-Away Dolls tersebut memerankan Mel, asisten dari Valentina Allegra de Fontaine (Julia Louis-Dreyfus), karakter yang berkedudukan sebagai perekrut tim Thunderbolts.
Asteris di titel bukan sekadar gaya
Judul resmi movie ini memang cukup unik, ialah Thunderbolts*, dengan tambahan tanda bintang (asteris) di bagian akhir. Namun, simbol ini bukan sekadar pemanis visual alias gimmick desain. Ia punya makna tersendiri dalam cerita, lho.
Menurut kritikus seni, Bob Mondello, dalam laman NPR, tanda bintang tersebut mencerminkan status tim yang tetap belum final, baik dari segi nama maupun identitas. Dalam ceritanya, para karakter belum betul-betul sepakat apakah mereka layak disebut sebagai tim “Thunderbolts”.
Mereka bukan Avengers, bukan pahlawan ideal, dan apalagi belum sepenuhnya mempercayai satu sama lain. Asteris ini melambangkan ketidakpastian tersebut, bahwa nama, misi, apalagi rasa percaya diri mereka sebagai golongan tetap berkarakter sementara.
Sutradara dan tim penulis memanfaatkan simbol ini sebagai penyampaian lembut bahwa Thunderbolts adalah proyek “yang belum jadi”, bukan hanya dari perspektif pandang bumi luar, tetapi juga dari perspektif pandang para anggotanya sendiri. Layaknya catatan kaki dalam sebuah teks, tanda bintang ini membujuk penonton untuk menggali makna lebih dalam dari movie Thunderbolts*.
Florence Pugh nekat terjun tanpa stunt saat syuting Thunderbolts
Pemeran utama Thunderbolts, Florence Pugh, tak hanya mencuri perhatian lewat perannya sebagai Yelena Belova, tetapi juga lewat keberaniannya yang luar biasa selama proses syuting.
Dalam salah satu segmen pembuka film, Pugh betul-betul melakukan tindakan ekstrem. Ia erjun langsung dari puncak Merdeka 118 di Kuala Lumpur, Malaysia, ialah gedung tertinggi kedua di bumi dengan ketinggian mencapai 679 meter.
Yang membikin tindakan ini semakin mencengangkan, Pugh melakukannya tanpa pemeran pengganti (stunt double) maupun support CGI. Ia bersikeras mau melakukan segmen tersebut sendiri lantaran kecintaannya pada ketinggian, walaupun awalnya tim produksi menolak lantaran argumen keselamatan dan asuransi.
“Menjelang syuting, mereka bilang ini mungkin tidak bakal terjadi lantaran urusannya gila soal asuransi. Tentu saja mereka enggak bisa sembarangan melempar saya dari gedung tertinggi kedua di dunia,” ujar Pugh, dikutip dari IMDb.
Namun, Pugh tidak menyerah. Ia terus mengirim e-mail ke Presiden Marvel Studios, Kevin Feige, agar diberi izin melakukan tindakan tersebut sendiri. “Aku jadi seperti Karen yang rewel, terus kirim pesan dan bilang, ‘Ini bakal luar biasa buat promosi!’” candanya.
Akhirnya, Marvel Studios luluh. Mereka mengatur semua teknis dan urusan asuransi agar Pugh bisa melakukannya sesuai keinginannya. “Kalau Anda betul-betul mau jatuh dari gedung tertinggi kedua di dunia, ya sudah, kita atur,” kata Pugh menirukan respons tim produksi.
Setelah tindakan itu sukses dilakukan, Pugh mengaku tubuh dan pikirannya langsung lemas lantaran tegang dan penuh adrenalin. “Setelah terjun, saya langsung tertidur selama tiga jam. Otakku seperti meninggal total,” ungkapnya.
Sinopsis film Thunderbolts
Film Marvel terbaru, Thunderbolts (2025)/Foto: Marvel Studios
Melalui movie Thunderbolts, penonton diajak mengikuti kisah sekelompok antihero yang direkrut untuk menjalankan misi rahasia pemerintah Amerika Serikat. Misi tersebut terlalu kotor untuk ditangani oleh para pahlawan ideal
Tim ini beranggotakan Yelena Belova, Bucky Barnes namalain Winter Soldier, Red Guardian, Ghost, John Walker namalain U.S. Agent, dan Taskmaster. Mereka adalah sosok bermasalah dengan masa lampau kelam, seperti mantan penjahat, pembelot, alias perangkat negara yang kandas menjalankan tugasnya.
Perekrutan mereka dilakukan oleh Valentina Allegra de Fontaine, sosok misterius yang sebelumnya muncul di Black Widow (2021) dan The Falcon and the Winter Soldier (2021). Namun, saat menjalankan salah satu misi, mereka justru menyadari bahwa telah dijebak oleh orang yang merekrut mereka sendiri.
Situasi makin rumit ketika mereka kudu menghadapi ancaman besar, ialah sosok superkuat dan misterius berjulukan Bob. Identitas dan tujuannya tidak diketahui, tetapi kehadirannya menjadi titik kembali yang membikin para personil Thunderbolts mempertanyakan segalanya.
Itulah lima kebenaran menarik seputar movie Marvel terbaru, Thunderbolts! Apakah Ayah dan Bunda tertarik untuk menyaksikannya di bioskop kesayangan?
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi Kincai Media Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)