Khawatir punya batu empedu lantaran perut sering nyeri? Waspadai indikasi sakit batu empedu pada wanita.
Batu empedu alias cholelithiasis merupakan kondisi di mana terbentuknya potongan keras dari empedu yang mengeras di dalam kantong empedu alias saluran empedu. Kondisi ini umum terjadi, terutama pada wanita.
Meskipun tidak selalu menimbulkan gejala, batu empedu bisa menyebabkan masalah serius jika menyumbat aliran empedu. Kalau indikasi muncul, penanganan medis termasuk pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat batu tersebut.
Data menunjukkan bahwa hingga 20 persen wanita Amerika mengalami batu empedu pada usia 60 tahun. Wanita berumur antara 20 hingga 60 tahun mempunyai akibat tiga kali lebih besar untuk mengembangkan batu empedu dibandingkan pria. Ada pula kantong empedu yang berfaedah menyimpan empedu.
Batu empedu pada wanita
Mengutip Cleveland Clinic, mari telaah mengenai serba-serbi batu empedu pada wanita.
Kantong empedu dan aspek akibat batu empedu pada wanita
Kantong empedu adalah organ mini berbentuk seperti kantong yang terletak di bawah hati. Fungsinya menyimpan dan melepaskan empedu ke usus lembut untuk membantu pencernaan lemak.
Empedu terdiri dari air, masam empedu, kolesterol, bilirubin, dan unsur lainnya yang bekerja sama untuk mencerna lemak. Jika terjadi ketidakseimbangan dalam komponen-komponen ini, seperti terlalu banyak kolesterol alias bilirubin, batu empedu dapat terbentuk.
Faktor-faktor yang meningkatkan akibat pembentukan batu empedu, meliputi:
- Ketidakseimbangan kolesterol dan empedu: Jika kandungan kolesterol dalam empedu terlalu tinggi maka bakal mengendap dan membentuk kristal yang akhirnya menjadi batu.
- Kurangnya pengosongan kantong empedu: Jika kantong empedu tidak mengosongkan isinya secara penuh, maka cairan empedu dapat menjadi pekat dan membentuk batu.
- Perubahan hormonal: Hormon estrogen yang meningkat akibat kehamilan, terapi hormon, alias penggunaan kontrasepsi oral dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam empedu dan memperlambat pengosongan kantong empedu.
Faktor akibat batu empedu pada wanita
Berikut aspek akibat batu empedu pada wanita.
1. Kehamilan
Selama kehamilan, tubuh wanita menghasilkan lebih banyak estrogen yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam empedu. Selain itu, hormon progesteron memperlambat kontraksi kantong empedu, menyebabkan empedu mengendap lebih lama yang meningkatkan kemungkinan pembentukan batu.
2. Terapi hormon dan kontrasepsi oral
Wanita yang menggunakan terapi hormon untuk menopause alias mengonsumsi pil KB mempunyai akibat lebih tinggi terkena batu empedu. Ini lantaran hormon estrogen dapat meningkatkan kolesterol dalam empedu.
3. Obesitas dan penurunan berat badan yang cepat
Kelebihan berat badan, terutama pada wanita, dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam empedu. Akhirnya menyebabkan pembentukan batu.
Sebaliknya, penurunan berat badan yang sigap juga bisa memicu batu empedu lantaran tubuh melepaskan kolesterol dalam jumlah besar ke dalam empedu.
4. Riwayat keluarga
Jika ada personil family yang mempunyai batu empedu, akibat Bunda mengalami kondisi ini juga lebih tinggi.
Gejala batu empedu pada wanita yang perlu diwaspadai
Berikut indikasi batu empedu pada wanita yang perlu diwaspadai.
1. Nyeri perut mendadak dan hebat
Nyeri yang dikenal sebagai kolic bilier ini biasanya terjadi di bagian kanan atas alias tengah perut, tepat bawah tulang dada. Rasa sakitnya bisa berjalan beberapa menit hingga beberapa jam dan sering kali muncul setelah mengonsumsi makanan berlemak.
Nyeri ini juga bisa menjalar ke punggung alias bahu kanan. Wanita lebih mungkin mengalami nyeri rujukan, sakit yang Bunda rasakan di tempat berbeda dari awalnya.
Jadi, Bunda mungkin mengalami nyeri batu empedu di lengan, bahu, dada, alias punggung. Wanita juga lebih rentan terhadap nyeri kronis namun condong mengabaikan nyeri yang datang dan pergi.
Penting untuk menemui master tentang nyeri yang parah alias berulang apalagi jika rasa sakit tersebut sudah hilang.
2. Mual dan muntah
Banyak wanita yang mengalami mual dan muntah saat batu empedu menyumbat saluran empedu. Gejala ini biasanya muncul berbarengan dengan nyeri perut yang hebat.
3. Demam
Jika batu empedu menyebabkan peradangan alias jangkitan pada kantong empedu, Bunda bisa mengalami demam tinggi dan menggigil. Ini bisa menjadi tanda kolesistitis, ialah kondisi serius yang memerlukan penanganan medis segera.
4. Perubahan warna kulit mata (Jaundice)
Jika batu empedu menyumbat saluran empedu utama, bilirubin bakal menumpuk dalam darah dan menyebabkan kulit serta bagian putih mata menjadi kuning.
5. Urine gelap dan feses pucat
Urine yang berwarna seperti teh pekat dan feses lebih pucat dari biasanya bisa menjadi tanda bahwa aliran empedu Bunda terhambat.
Komplikasi yang mungkin terjadi
Jika tidak ditangani, batu empedu dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk:
- Kolesistitis akut: Peradangan kantong empedu yang dapat menyebabkan nyeri hebat, demam, dan infeksi.
- Pankreatitis akut: Peradangan pankreas yang terjadi jika batu empedu menyumbat saluran pankreas.
- Kolangitis: Infeksi pada saluran empedu yang dapat menyebabkan demam, nyeri perut, dan jaundice.
Diagnosis dan pengobatan
Untuk mendiagnosis batu empedu, master dapat menggunakan beragam metode, termasuk:
- USG abdomen: Metode non-invasif yang umum digunakan untuk mendeteksi batu empedu.
- CT Scan alias MRI: Digunakan jika diperlukan info tambahan alias jika USG tidak memberikan gambaran yang jelas.
Pengobatan
Jika tidak ada gejala, pengobatan mungkin tidak diperlukan. Untuk batu empedu mini yang terdiri dari kolesterol, obat-obatan seperti ursodeoxycholic acid dapat digunakan untuk melarutkan batu. Meski prosesnya memerlukan waktu lama dan efektivitasnya terbatas.
Sementara pengangkatan kantong empedu adalah pengobatan definitif untuk batu empedu simptomatik alias yang menyebabkan komplikasi. Ada dua jenis prosedur, ialah kolesistektomi kaparoskopik merupakan prosedur minimal invasif dengan pemulihan lebih cepat.
Ada pula kolesistektomi terbuka, dilakukan jika terdapat komplikasi alias prosedur laparoskopik tidak memungkinkan.
Batu empedu merupakan kondisi yang umum terjadi, terutama pada wanita. Meskipun sering kali tidak menimbulkan gejala, kondisi ini bisa menyebabkan nyeri dahsyat dan komplikasi serius jika tidak ditangani.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi Kincai Media Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)