6 Ciri-ciri Puasa Orang Shalih Menurut Imam Al-ghazali

Mar 06, 2025 11:32 AM - 2 minggu yang lalu 22896

KincaiMedia – Imam Al-Ghazali dalam karya besarnya Ihya’ Ulumuddin Juz 1, laman 307 mengulas tentang rahasia-rahasia puasa dan tingkatan puasa. Menurut penuturannya puasa itu ada 3 tingkatan. Yaitu, puasa umum, puasa khusus, dan puasa khususil unik (lebih spesial). Nah berikut ciri-ciri puasa orang shalih menurut Imam Al-Ghazali.

Imam Al-Ghazali, dalam Ihya mengulas tentang ciri-ciri puasa orang shalih. Puasa orang shalih, katanya, bukan sekedar menahan lapar dan haus, bakal tetapi saat berpuasa mereka berusaha  mencegah seluruh personil tubuhnya untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang terlarang.

Dalam sebuah sabda Rasulullah SAW, bersabda: 

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش

Artinya: “Berapa banyak orang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya selain lapar dan dahaga”. (HR. An-Nasai dan Ibnu Majah). 

Untuk meraih puasanya orang-orang yang shalih, Imam Al-Ghazali memberi pengarahan alias referensi kepada kita, agar puasa kita berbobot dan mendapatkan pahala. Adapun arahannya terkonsep sebagai berikut:

Pertama, menjaga pandangan. Saat berpuasa kita jangan sampai memandang sesuatu yang diharamkan alias yang dimakruhkan. Karena pandangan adalah tipu daya Iblis untuk menyesatkan manusia dari jalan kebenaran agar manusia melakukan dosa alias kemaksiatan.

Kedua, menjaga lisan. Saat berpuasa lisan kita kudu kita jaga dari berbohong, bergosip, mengadu domba, berbincang kasar, dan berdebat. Kita kudu banyak diam, merepotkan diri untuk berzikir, dan memperbanyak membaca Al-Qur’an.

Ketiga, menjaga pendengaran. Saat berpuasa pendengaran kita kudu kita jaga, jangan sampai mendengarkan sesuatu yang dimakruhkan alias yang diharamkan. Seperti, mendengarkan perkataan yang kotor, melaknat, dan sumpah palsu. 

Keempat, menjaga personil tubuh, seperti tangan, kaki, dan perut. Saat berpuasa kita kudu menjaga tangan kita jangan sampai mengambil kewenangan orang lain. Kaki kita jangan sampai melangkah kepada perkara alias perbuatan yang dilarang, dan perut kita jangan sampai menyantap makanan yang diharamkan. 

Kelima, saat berbuka puasa jangan memperbanyak makanan, meskipun yang kita makan adalah kekayaan yang dihalalkan. Karena sebagian dari tujuan berpuasa, yaitu, untuk meredam kuatnya syahwat dan hawa nafsu. Orang yang terlalu kenyang ketika makan,  syahwatnya tidak bakal melemah apalagi bakal bertambah kuat. 

Keenam, menjaga hati setelah berbuka puasa. Hati kita kudu memadukan antara khauf (merasa takut) dan raja’ (pengharapan). Kita kudu mempunyai rasa takut (gelisah, cemas) terhadap puasa kita, lantaran belum diketahui dengan pasti apakah puasa kita diterima alias tidak. 

Setelah berpuasa kita kudu mempunyai  sifat raja’ (pengharapan) alias sikap optimis bahwa hanya Allah yang maha mengetahui jawaban bagi orang-orang yang berpuasa. Wallahu a’lam bissawab.

Selengkapnya