6 Tanda Anak Punya "tiktok Brain", Efek Sering Menonton Video Pendek

Jan 02, 2025 04:01 PM - 1 bulan yang lalu 49333

Jakarta -

Media sosial saat ini menawarkan beragam video dalam lama yang pendek. Salah satu platform yang ternama adalah TikTok.

Tiktok mempunyai video yang sangat singkat dan tidak mempunyai akhir ketika seseorang melakukan scrolling. Konten-konten yang menghibur ini biasanya tersedia dalam waktu 15 detik.

Anak-anak yang menonton konten berdurasi pendek ini umumnya bakal susah berperan-serta dalam kegiatan yang mempunyai lama lebih lama. Julie Jargon di The Wall Street Journal menyebutnya sebagai 'TikTok brain'.

Menurut master anak dan kepala Pusat Penemuan Membaca & Literasi di Rumah Sakit Anak Cincinnati, John Hutton, video TikTok berdurasi singkat ini seperti mesin dopamin. Hal ini adalah neurotrasmitter yang dilepaskan otak saat mengharapkan sesuatu.

"Banjir dopamin memperkuat kemauan untuk sesuatu yang menyenangkan, apakah itu makanan yang enak, obat-obatan, alias video TikTok yang lucu," ujarnya dikutip dari laman The Week.

Perasaan yang dihasilkan oleh dopamin bakal memotivasi anak untuk mencari video TikTok lebih banyak lagi.

"Ketika anak menggulir dan menemukan sesuatu yang membuatnya tertawa, otak bakal menerima dopamin," kata mahir saraf Dr. Sanam Hafeez, kepada Bustle.

"Saat memandang sesuatu yang tidak disukai (di TikTok), anak dapat dengan sigap beranjak ke sesuatu yang menghasilkan lebih banyak dopamin," lanjutnya.

Mengapa perhatian anak sangat berisiko?

Ketika anak melakukan kegiatan yang memerlukan konsentrasi berkepanjangan seperti membaca, mereka menggunakan perhatian terarah. Hal ini adalah sebuah kegunaan yang dimulai di korteks prefrontal, alias bagian otak yang bertanggung jawab untuk pengambilan keputusan dan kontrol impuls.

"Perhatian terarah adalah keahlian untuk menghalang gangguan dan mempertahankan perhatian serta mengalikan perhatian yang tepat," ujar Michael Manos, kepala klinis Pusat Perhatian dan Pembelajaran di Cleveland Clinic Children's.

"Ini memerlukan keahlian tingkat tinggi seperti perencanaan dan prioritas," lanjutnya.

Anak-anak umumnya mengalami kesulitan menggunakan perhatian terarah lantaran korteks prefrontal tidak berkembang sepenuhnya hingga usia 25 tahun. Namun, TikTok yang terus berubah tidak memerlukan tingkat perhatian berkepanjangan seperti itu, Bunda.

Jika otak anak-anak terbiasa dengan perubahan terus-menerus, otak bakal susah beradaptasi dengan kegiatan non-digital di mana segala sesuatunya tidak bergerak secepat itu.

Tanda anak mengalami TikTok brain

Dikutip dari laman The Sun, ada beberapa tanda yang terlihat ketika anak mengalami kondisi TikTok brain, Bunda. Berikut ini Bubun rangkumkan deretannya:

1. Anak tidak tidur

Anak-anak di atas usia enam tahun memerlukan tidur hingga 12 jam dalam sehari. Namun, waktu yang berlebihan di media sosial bisa mengganggu perihal ini.

"Bukan hanya otak anak-anak yang terlalu terstimulasi paparan layar terus-menerus, terutama di larut malam, yang membikin kita terhubung. Cahaya biru dari layar mengacaukan produksi melatonin, merusak pola tidur," ungkap konselor dan psikoterapis, Claire Law.

"Tidak ada waktu layar setidaknya satu jam sebelum tidur untuk membantu anak dan orang tua rileks," sambungnya.

2. Postur tubuh tidak benar

Ketika menghabiskan waktu di depan laptop, postur tubuh kita menjadi tidak sesuai. Hal ini juga sama ketika anak menggunakan ponsel terlalu lama.

"Posisi leher melengkung lantaran berbincang di telpon selama berjam-jam pada akhirnya menyebabkan masalah pada kondisi fisik," jelas Chris Meaden, mahir hipnoterapi terkemuka dan pendiri The Meaden Clinic, Inggris.

Claire menambahkan agar Bunda selalu memerhatikan bahu yang merosot alias tangan kaku lantaran penggunaan ponsel terus-menerus. Hal ini bisa menyebabkan kondisi yang disebut dengan texting claws.

"Dorong anak rehat secara teratur dan anak mereka melakukan kegiatan yang bisa memperkuat tangannya seperti menggambar alias membikin tanah liat untuk mengurangi kondisi ini," paparnya.

3. Anak lebih emosional

Tanda Penyakit Mental pada Anak yang Tak Boleh DiabaikanIlustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Jatuporn Tansirimas

Jika anak terlihat lebih resah alias pemarah, perihal ini bisa terjadi lantaran terlalu banyak menghabiskan waktu dengan internet.

"Menurut pengalaman saya, media sosial mempunyai pengaruh yang kuat terhadap anak-anak kita dan dapat menyebabkan peningkatan kecemasan, depresi, melukai diri sendiri, dan banyak lagi," kata Chris.

"Ini memengaruhi perkembangan anak, keahlian sosial, rentang perhatian, dan kesejahteraan mental secara keseluruhan, dengan kegiatan bumi nyata digantikan dengan kegiatan virtual," imbuhnya.

4. Anak selalu mau menyendiri

Apakah anak mulai sering menghabiskan waktu sendirian di bilik mereka? Meski ini sering terjadi di masa remaja, kondisi ini mungkin juga merupakan tanda bahwa anak terlalu banyak menghabiskan waktu dengan handphone-nya.

"Orang tua mungkin memerhatikan anak mereka lebih sering di bilik dari pada biasanya," ujar Chris.

"Mereka mungkin lebih mudah tersinggung dan marah juga, mereka mungkin kelelahan dan kebiasaan makannya pun berubah," tambahnya.

5. Anak merasa frustrasi pada perihal kecil

Selain komponen emosional, anak mungkin menjadi lebih mudah kesal. Anak juga menjadi frustrasi lantaran hal-hal kecil.

"Mereka bakal lebih mudah tersinggung, menjadi frustrasi lantaran hal-hal kecil, tidak sabar, dan mungkin mengalami kemarahan dan kemarahan," kata Chris.

Sebagai orang dewasa, Bunda dan Ayah perlu mengatur waktu screen time anak. Hal ini lantaran otak belum cukup berkembang untuk menjelajah internet dan menatap ponsel.

6. Anak menolak berbagi kata sandi

Meskipun anak-anak kudu mempunyai privasi agar mereka bisa tumbuh mandiri, orang tua juga kudu cemas jika anak menolak untuk membagikan kata sandi media sosial mereka.

"Orang tua mengawasi pesan langsung anak mereka, terutama yang tersembunyi," ucap Chris.

"Mereka kudu memandang foto-foto yang dibagikan dengan anak mereka termasuk selfie dan video," lanjutnya.

Demikian info tentang tanda anak punya TikTok Brain, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

Selengkapnya