7 Kesalahan Parenting Yang Membuat Anak Jadi Pembohong

Feb 02, 2025 06:30 PM - 1 minggu yang lalu 10750

Jakarta -

Bunda sering mendapati anak berbohong? Bukan tanpa alasan, kebiasaan ini bisa saja terjadi lantaran adanya kesalahan pada style pengasuhan yang selama ini Bunda terapkan.

Anak yang mendusta umumnya menjadi bagian dari proses perkembangan mereka. Berbohong pun bisa muncul lantaran beragam alasan, mulai dari menghindari hukuman, agar mendapatkan perhatian, alias lantaran mereka belum sepenuhnya memahami perbedaan antara realita dan imajinasi.

Ketika anak memasuki usia dini, mereka sering susah membedakan mana yang betul-betul terjadi dan mana yang hanya ada dalam pikirannya. Namun, ini adalah perihal yang wajar mengingat otak anak tetap dalam tahap perkembangan.

Selain itu, dikutip dari laman Child Mind, anak-anak mungkin mendusta untuk melihat apa yang terjadi. Mereka merasa tidak lezat dengan dirinya sendiri sehingga mendusta bisa membikin mereka terlihat lebih keren.

Anak-anak yang depresi alias resah juga mungkin mendusta lantaran mereka tidak mau Bunda dan Ayah merasa khawatir. Terkadang, anak dengan kondisi ADHD pun bakal langsung berbincang tanpa berpikir.

Anak biasanya mendusta dengan menceritakan kisah yang rumit. Sementara itu, anak yang lebih besar bisa saja mendusta tentang pekerjaan rumahnya. Namun, ketidakejujuran ini juga bisa terjadi secara tiba-tiba dan intens.

"Ini adalah perihal baru di mana mereka cukup jujur di waktu sebelumnya. Kemudian, tiba-tiba mereka mendusta tentang banyak hal," ujar psikolog klinis, Matthew Rouse, PhD, dikutip dari Child Mind.

Kesalahan parenting sehingga anak menjadi pembohong

Dikutip dari Times of India, ada beberapa kesalahan parenting yang membikin mereka tumbuh menjadi seorang pembohong, Bunda. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:

1. Bereaksi berlebihan terhadap kesalahan

Ketika orang tua bereaksi secara kasar alias marah terhadap kesalahan anak, perihal itu menciptakan lingkungan yang penuh ketakutan dan kecemasan. Anak mungkin mendusta untuk menghindari akibat negatif dari tindakan mereka lantaran takut dihukum alias dikecewakan oleh Bunda dan Ayah.

2. Berekspektasi tinggi

Orang tua terkadang menetapkan standar yang terlalu tinggi, mengharapkan kesempurnaan dalam bagian akademis, olahraga, alias perilaku anak. Mereka mungkin mendusta untuk memenuhi angan ini alias menyembunyikan kegagalan mereka.

Ketika mereka mengatakan perihal yang sebenarnya, anak bakal merasa Bunda bakal memberikan kritik alias penolakan pada mereka.

3. Menghukum saat anak berbicara jujur

11 Cara Cerdas Menghadari Anak Tantrum, Jangan Panik & Kenali PenyebabnyaIlustrasi/Foto: Getty Images/Hispanolistic

Anak-anak mungkin saja mengakui kesalahannya. Ketika ini terjadi, Bunda pun langsung memberikan balasan berat.

Saat ini terjadi, anak belajar bahwa kejujuran bakal berujung pada hasil yang negatif. Untuk menghindari balasan berat, mereka memilih untuk mendusta daripada mengatakan kebenaran tentang tindakan mereka.

4. Memberikan patokan dan akibat yang tidak konsisten

Ketidakkonsistenan dalam patokan dan akibat atas pelanggaran yang dilakukan anak tentu bakal membikin mereka bingung. Anak mungkin mendusta untuk menghindari balasan yang tidak terduga dan mengambil akibat atas apa yang mungkin diperbolehkan saat itu.

5. Memberi contoh kebohongan

Anak bakal mempelajari perilaku dengan mengawasi orang tua mereka. Jika Bunda dan Ayah sering berbohong, apalagi untuk hal-hal kecil, anak kemungkinan bakal meniru perilaku tersebut.

Anak-anak memandang ketidakejujuran sebagai langkah yang bisa diterima untuk menangani beragam situasi. Bukan tanpa alasan, perihal ini lantaran mereka mengikuti contoh yang diberikan oleh kedua orang tuanya.

6. Selalu menyudutkan anak ketika

Dikutip dari laman Child Mind, ilmu jiwa klinis, Carol Brady, PhD, menempatkan seorang anak bisa membikin mereka menjadi lebih doyan berbohong. Alih-alih bertanya pada anak apakah mereka tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya, Bunda bisa bicarakan perihal ini dengan intonasi yang lembut sehingga anak merasa lebih nyaman dan tidak terintimidasi.

"(Katakan) Bunda tahu Anda tidak membikin PR. Jadi, mari kita bicara tentang kenapa perihal itu bukan buahpikiran yang bagus," ungkap dr. Carol.

7. Selalu melabeli anak

Memberikan label pada anak bahwa mereka adalah seorang pembohong bukanlah perihal yang tepat untuk dilakukan. Luka yang ditimbulkannya bisa lebih besar daripada apa yang Bunda ucapkan.

"(Mereka bakal merasa) Bunda tidak bakal percaya padaku. Itu membikin mereka merasa jelek tentang diri mereka sendiri dan mungkin membikin pola kebohongan," papar dr. Carol.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

Selengkapnya