7 Tanda Tubuh Kekurangan Kolagen, Termasuk Nyeri Sendi

Dec 25, 2024 09:40 PM - 1 bulan yang lalu 37554

Bunda merasa sering nyeri sendi? Mungkin lantaran kekurangan kolagen. Pahami tanda tubuh kekurangan kolagen.

Kolagen merupakan protein yang sangat krusial bagi tubuh manusia. Protein ini berkedudukan dalam memberikan kekuatan dan elastisitas pada beragam jaringan tubuh, seperti kulit, tulang, ligamen, dan tendon.

Kolagen tidak hanya berfaedah sebagai penyangga struktural bagi tubuh tapi juga krusial dalam proses pengobatan luka sekaligus menjaga kelenturan sendi. Sayangnya, produksi kolagen dalam tubuh dapat menurun seiring bertambahnya usia alias faktor-faktor lain, seperti paparan sinar matahari, kebiasaan merokok, dan pola makan yang tidak sehat.

Kekurangan kolagen bisa mengakibatkan beragam masalah kesehatan, salah satunya adalah nyeri sendi yang sering menjadi indikasi pertama saat tubuh kekurangan kolagen. Yuk pahami tanda tubuh kekurangan kolagen.

Mengutip dari Cleveland Clinic dan ASTR, begini serba-serbi kolagen yang dibutuhkan tubuh.

Mengenal kolagen dan manfaatnya

Kolagen adalah molekul protein yang terdiri dari masam amino. Fungsi utama kolagen adalah untuk memberikan support pada jaringan ikat ekstraseluler. Ini berfaedah memberikan support struktural pada beragam jaringan tubuh.

Tipe I kolagen merupakan jenis yang paling umum ditemukan di dalam tubuh manusia, memberikan kekuatan pada kulit, tulang, dan tendon. Namun,seiring bertambahnya usia, tubuh bakal mengalami penurunan produksi kolagen yang mulai terasa setelah usia 25 tahun.

Selain itu, faktor-faktor seperti merokok, paparan sinar UV yang berlebihan, serta pola makan yang kaya bakal gula dan karbohidrat olahan juga dapat mempercepat kerusakan kolagen di tubuh. Ketika produksi kolagen berkurang, tubuh bakal mulai menunjukkan tanda-tanda kekurangan kolagen, seperti nyeri sendi, kulit kendur, hingga masalah pada tulang dan penglihatan.

Tanda-tanda kekurangan kolagen pada tubuh

Berikut tanda-tanda Bunda kekurangan kolagen pada tubuh.

1. Nyeri sendi

Kekurangan kolagen pada tubuh dapat mengakibatkan hilangnya kelenturan dan kekuatan pada sendi. Hal ini menyebabkan sendi menjadi lebih rentan terhadap kerusakan dan peradangan yang berujung pada nyeri sendi.

Kondisi tersebut seringkali berkembang menjadi osteoartritis, ialah kondisi degenerasi sendi yang sering menyebabkan gangguan dalam kegiatan sehari-hari. Penurunan kadar kolagen di sendi juga dapat mempengaruhi keahlian tubuh untuk memperbaiki dan melindungi jaringan sendi yang rusak.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi kolagen dapat membantu mengurangi indikasi osteoartritis, termasuk nyeri sendi.

2. Penyembuhan luka yang lambat

Kolagen berkedudukan sangat krusial dalam proses pengobatan luka. Saat tubuh kekurangan kolagen, pengobatan luka bisa terhambat.

Hal ini terjadi lantaran kolagen membantu memperbaiki jaringan yang rusak dan menjaga kekuatan serta elastisitas kulit. Kekurangan kolagen dapat menyebabkan luka menjadi lebih lama sembuh apalagi dapat memperburuk kondisi luka tersebut, menyebabkan jangkitan alias komplikasi lainnya.

3. Tulang lemah dan rapuh

Kolagen tidak hanya berfaedah untuk kulit dan sendi tapi juga merupakan komponen krusial dalam pembentukan tulang. Ketika tubuh kekurangan kolagen, kepadatan tulang dapat berkurang yang meningkatkan akibat osteoporosis dan patah tulang.

Kolagen membantu menjaga kekuatan dan elastisitas tulang sehingga saat produksinya berkurang. Tulang menjadi lebih rentan dan mudah patah.

4. Muncul kerutan

Salah satu tanda paling jelas dari kekurangan kolagen adalah munculnya kerutan pada kulit. Kolagen membantu menjaga kekencangan dan elastisitas kulit, dan penurunan produksinya seiring bertambahnya usia dapat menyebabkan kulit kehilangan kekencangannya.

Ini bakal menyebabkan garis lembut dan kerutan muncul lebih cepat. Selain itu, kulit juga menjadi lebih kendur dan kurang elastis, yang membikin tampilan wajah tampak lebih tua dari usia sebenarnya.

5. Gangguan penglihatan

Kolagen juga berkedudukan krusial dalam menjaga kesehatan mata. Kekurangan kolagen dapat menyebabkan penurunan kualitas jaringan di mata, yang dapat mempengaruhi penglihatan.

Salah satu kondisi yang mengenai dengan kekurangan kolagen di mata adalah glaukoma. Kondisi di mana kolagen yang melemah menyebabkan peningkatan tekanan pada mata yang dapat merusak saraf optik dan menurunkan keahlian penglihatan.

6. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) 

Kolagen juga berkedudukan dalam memperkuat jaringan di sepanjang saluran pencernaan, termasuk di esofagus. Kekurangan kolagen pada tembok esofagus dapat menyebabkan jaringan menjadi lebih rapuh, membuatnya rentan terhadap cedera dan luka.

Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti GERD, di mana masam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan rasa terbakar dan peradangan.

Kolagen jenis II sangat krusial dalam menjaga kesehatan telinga, terutama dalam komponen-komponen seperti membran basilar dan ligamen spiral. Kekurangan kolagen dapat mempengaruhi struktur telinga bagian dalam, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan pendengaran alias apalagi kehilangan pendengaran pada beberapa individu.

Penyebab kekurangan kolagen

Beberapa aspek dapat menyebabkan penurunan kadar kolagen dalam tubuh. Salah satunya adalah penuaan yang menyebabkan tubuh secara alami mengurangi produksi kolagen.

Faktor lain seperti merokok, paparan sinar UV yang berlebihan, dan konsumsi gula berlebihan dapat mempercepat kerusakan kolagen. Merokok, misalnya, mengurangi aliran darah ke kulit dan merusak serat kolagen yang dapat menyebabkan kulit kendur dan mempercepat proses penuaan.

Konsumsi gula yang berlebihan juga menyebabkan kolagen menjadi keras dan rentan melalui proses yang disebut glikasi yang merusak ikatan antara kolagen dan elastin.

Makanan yang merusak kolagen

Berikut deretan makanan yang bisa merusak kolagen.

1. Gula dan karbohidrat olahan

Gula berlebih dapat merusak kolagen melalui proses yang disebut glikasi. Proses di mana gula berlebihan mengikat molekul kolagen, menyebabkan kolagen menjadi lebih keras dan kurang elastis.

Ini dapat mempercepat keriput dan penuaan kulit. Makanan yang tinggi gula seperti permen, kue, dan minuman manis dapat menyebabkan kerusakan kolagen.

Karbohidrat olahan, seperti roti putih, pasta, dan nasi putih juga dapat meningkatkan kadar gula dalam darah, yang berisiko merusak kolagen.

2. Makanan yang mengandung lemak trans

Lemak trans ditemukan pada makanan yang digoreng, kue-kue kemasan, dan makanan sigap saji. Lemak trans dapat merusak sel-sel tubuh dan mengganggu produksi kolagen. Makanan yang mengandung lemak trans dapat menyebabkan peradangan, mengurangi keahlian tubuh untuk memproduksi kolagen yang sehat.

3. Alkohol

Konsumsi alkohol berlebihan dapat mengurangi keahlian tubuh untuk menyerap nutrisi krusial seperti vitamin C dan zinc, yang keduanya dibutuhkan untuk produksi kolagen. Alkohol juga meningkatkan peradangan dalam tubuh yang dapat mempercepat kerusakan kolagen dan elastin di kulit.

Selain itu, alkohol dapat mengurangi kualitas tidur yang juga mempengaruhi regenerasi kolagen.

4. Makanan tinggi garam

Makanan tinggi garam dapat menyebabkan dehidrasi, mempengaruhi kelembapan kulit dan mengurangi kemampuannya untuk menghasilkan kolagen. Dehidrasi juga dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan kehilangan elastisitasnya.

Makanan yang mengandung garam tinggi, seperti makanan kaleng, makanan olahan, dan makanan sigap saji, bisa merusak kolagen dalam tubuh.

Cara mengatasi kekurangan kolagen

Untuk mengatasi kekurangan kolagen, ada beberapa langkah yang dapat diambil, baik melalui pola makan maupun suplementasi. Beberapa makanan yang kaya bakal vitamin C, prolin, glisin, serta tembaga dan zinc dapat membantu meningkatkan produksi kolagen secara alami.

Makanan seperti ikan, alpukat, telur, dan sayuran hijau adalah sumber yang baik untuk nutrisi-nutrisi tersebut. Selain itu, suplemen kolagen juga dapat dipertimbangkan untuk membantu mengisi kekurangan kolagen di tubuh.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen kolagen, terutama jenis II dan kolagen terhidrolisis, dapat membantu meningkatkan elastisitas kulit dan mengurangi indikasi osteoartritis. Namun sebelum mengonsumsi suplemen, krusial untuk berkonsultasi dengan master untuk memastikan dosis yang tepat dan menghindari pengaruh samping yang mungkin timbul.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Selengkapnya