9 Tanda Balita Stres Dan Cara Mengatasinya, Kenali Sejak Dini Bun

Jan 05, 2025 06:10 PM - 1 bulan yang lalu 47508

Jakarta -

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami stres dan kecemasan. Alasannya bun dapat beragam mulai dari adanya kelahiran adik, perceraian orang tua, hingga pindah ke sekolah baru.

Sangat normal bagi seorang balita untuk mengalami stres dan kekhawatiran ketika ada perubahan yang terjadi di bumi mereka. Perubahan ini mungkin menjadi sesuatu yang orang tua anggap mini alias tidak terhindarkan, apalagi mungkin peristiwa yang dikaitkan dengan perubahan positif.

"Perubahan bisa menimbulkan emosi takut dan penolakan dalam diri kita semua, terutama bagi balita, lantaran mereka hanya mempunyai sedikit alias tidak mempunyai kendali atas hidup mereka dan tidak mengerti kenapa perihal itu terjadi," kata seorang terapis family dan co-writer kitab The Happy Sleeper, Julie Wright, MFT, mengutip dari laman The Bump.

Banner Anak Perempuan Tidak Dekat dengan Ayah

Kelahiran adik baru adalah salah satu penyebab stres paling umum untuk balita. Julie menambahkan, susah untuk mengungkapkan sungguh monumental perubahan ini bagi seorang anak kecil.

"Tidak peduli seberapa banyak kita mempersiapkan mereka, yang pasti krusial untuk dilakukan, membayangkan kerabat wanita alias laki-laki baru dalam family adalah pemikiran yang terlalu absurd untuk betul-betul mereka pahami pada tahap perkembangan kognitifnya," paparnya.

"Hampir setiap aspek kehidupan mereka yang sebelumnya dapat diprediksi sekarang dikompromikan oleh kedatangan adik kecil yang terus-menerus menarik perhatian orang tua mereka," sambung Julie.

Tanda balita mengalami stres

Melansir dari beragam sumber, ada beberapa tanda stres pada balita yang perlu Bunda perhatikan. Berikut ini Bubun bagikan deretannya:

1. Mudah marah

Balita yang stres mungkin lebih mudah marah dengan menunjukkan tangisan berlebih, amukan, alias perilaku bentuk seperti memukul alias menggigit. Pada akhirnya, semua ekspresi ini bakal bermuara pada anak yang mempunyai toleransi frustrasi yang lebih rendah.

"Tiba-tiba seorang anak yang orang tuanya baru saja berpisah, mulai menendang dan melempar mainan mereka ke mana-mana, menghancurkan menara balok yang baru saja mereka bangun alias melempar teka-teki kayu ke seberang ruangan. Dunia mereka telah terbalik, dan rasanya menakutkan untuk tidak mengerti kenapa tidak mempunyai kendali emosi tersebut," papar Julie.

2. Mengeluh sakit perut alias sakit kepala

Menurut psikolog klinis anak di Los Angeles, Jane Rosen, PsyD, anak yang sering berada di daycare alias prasekolah kerap mengeluhkan sakit perut. Namun, ketika pulang, rasa sakit itu pun tiba-tiba hilang.

"Anak Anda yang senang pergi ke tempat penitipan anak alias prasekolah sekarang mengeluh sakit perut. Ketika diberitahu bahwa mereka bisa tinggal di rumah, sakit perut itu tiba-tiba menghilang. Baru muncul kembali saat kembali ke sekolah lagi," ujar Jane, tetap mengutip The Bump.

3. Takut sebelum tidur

Balita juga mungkin tiba-tiba mengungkapkan kecemasannya sebelum dan selama waktu tidur. Mereka mungkin menolaknya dengan menggunakan strategi mengulur-ulur waktu alias berbincang tentang ketakutan bakal kegelapan.

4. Menarik diri

Sebagian besar balita bisa menjadi penakut dan mengelak saat berjumpa orang baru alias menghabiskan waktu berbareng teman, terutama di lingkungan yang asing. Menghindari tempat alias situasi yang diterima sebelumnya bisa menjadi tanda kecemasan, Bunda.

5. Regresi terhadap kebiasaan

Hal yang umum jika balita kembali ke kebiasaan lama ketika mereka merasa cemas. Ini bisa berupa regresi seputar latihan pispot alias menghisap jempol. Mereka juga mungkin bakal meminta untuk minum di botol alias digendong seperti bayi.

"Anak-anak mini sangat pandai mendeteksi pola, jadi dalam pikiran mereka, jika mereka berkelakuan seperti bayi, mereka bakal mendapatkan lebih banyak perhatian dan waktu yang mereka dambakan," ujar Julie.

6. Perubahan di sekolah

Balita yang sudah mulai berguru dan mengalami stres bakal mengalami perubahan yang signifikan. Mengutip dari laman Mayo Clinic Health System, stres ini bakal membikin anak lebih susah untuk konsentrasi selama di sekolah alias saat mengerjakan PR. Selain itu, mereka juga bakal mengalami ledakan emosi dan kemarahan di sekolah yang dapat menyebabkan masalah dengan kawan sekelasnya.

7. Lebih keras kepala

Balita yang stres mungkin merasa marah dan frustrasi. Mereka mencari langkah untuk keluar dari situasi yang membikin mereka merasa tidak nyaman. Hal ini pun bisa menyebabkan perilaku menantang, melawan orang tua, dan keras kepala.

8. Mengembangkan perilaku berulang

Menilik dari laman What To Expect, anak yang merasa stres terkadang mencoba untuk menenangkan dirinya dengan perilaku berulang. Misalnya menggigit kuku, memutar rambut, alias menggaruk kulit.

Jika Bunda memandang Si Kecil melakukan perihal ini, jangan marahi, mempermalukan, alias memaksanya untuk berhenti, ya. Sebaliknya, cobalah untuk mengungkapkan inti permasalahannya dengan membicarakan emosi anak di saat-saat yang 'aman' seperti saat sedang makan es krim alias saat jalan-jalan di sekitar rumah.

9. Terlalu dekat dengan Bunda

Jika balita terus teriak dan menangis ketika Bunda pergi, itu bisa menjadi salah satu tanda anak mengalami kekhawatiran bakal perpisahan. Jika ini terjadi, Bunda bisa coba alihkan perhatian anak dengan memberikan mainan unik alias barang lainnya yang bisa membikin anak merasa nyaman saat Bunda pergi.

Cara mengatasi balita yang stres

Ada beberapa langkah yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi balita yang stres. Simak ulasannya sebagai berikut:

1. Pertahankan rutinitas

Dikutip The Bump, melonggarkan rutinitas yang sebelumnya sudah dibangun bisa menjadi bumerang. Kelonggaran ini bisa menyebabkan lebih banyak kekhawatiran pada anak lantaran mereka tidak lagi tahu di mana batasannya.

"Melonggarkan dan memperpanjang rutinitas sebelum tidur menyebabkan lebih banyak kekhawatiran pada anak kecil, lantaran mereka tidak tahu di mana batasannya, yang menambah emosi tidak terkendali dan tidak tertambat," papar Julie.

"Berpegang pada langkah-langkah rutin Anda yang dapat diprediksi bakal membantu anak Anda merasa kondusif dan dipegang oleh wadah 'dikenal' yang Anda buat," sambungnya.

2. Akui emosi anak

Jadilah orang tua yang bisa membikin anak merasa kondusif ketika membagi perasaannya. Jangan mengalihkan perhatian anak ketika mereka menjadi emosional, ya. Mendengarkan dan memvalidasi emosi bakal membangun ketahanan jiwa seorang anak.

"Begitu emosi besar mereka dibagikan dan diakui oleh orang yang dipercaya, besarnya mereka menghilang, dan merasa lebih tenang dan bergerak maju menjadi lebih mudah," kata Julie.

3. Ajarkan anak 'bernapas'

Mengatur pernapasan bakal membantu anak mengurangi stres seperti halnya latihan yoga dan mindfulness. Jadi, ajari anak beberapa latihan pernapasan dan latihlah bersama-sama. Ini bakal menjadi perangkat yang bisa mereka gunakan sendiri ketika mereka membutuhkannya.

"Bantu mereka mempelajari langkah mengganti pikiran menakutkan dengan pikiran yang lebih adaptif," tutur Jane.

4. Bicara dengan anak

Merangkum dari laman Mayo Clinic Health System, anak-anak condong kesulitan memulai percakapan yang susah alias tidak nyaman. Temukan waktu untuk berbincang dengan anak-anak saat Bunda melakukan sesuatu bersama.

Ketika Bunda menyiapkan makanan, minta mereka berasosiasi dan membantu di dapur. Temukan waktu untuk duduk di berbareng ketika makan malam, ya.

5. Dorong pola makan sehat

Anak-anak yang merasa capek alias lapar umumnya jarang bahagia. Pastikan anak mengonsumsi makanan yang juga mencakup buah-buahan, sayuran, biji-bijian, serta protein tanpa lemak agar mereka tetap kenyang dan fokus.

Kurang tidur dapat memicu reaksi berlebihan alias ledakan emosi. Jadi ikuti rutinitas sebelum tidur untuk memastikan anak cukup tidur setiap malam.

Demikian info tentang tanda balita stres dan langkah mengatasinya, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/rap)

Selengkapnya