Jakarta -
Mertua toxic dapat menciptakan ketegangan yang dapat memengaruhi kehidupan pernikahan Bunda dan pasangan. Untuk mengatasinya, Bunda perlu mengenali beberapa tandanya terlebih dahulu.
Apa yang dimulai sebagai gangguan mini dapat berkembang menjadi sesuatu yang memengaruhi ketenangan, hubungan, dan kesejahteraan mental Bunda.
Mungkin Bunda telah memperhatikan pola yang membikin tidak nyaman, alias terjebak di tengah-tengah ekspektasi dan batas sendiri.
Sulit rasanya ketika orang-orang yang semestinya mendukung hubungan, justru malah menghancurkan. Terkadang, memahami apa yang sedang terjadi adalah langkah pertama untuk menemukan jalan keluar.
9 Tanda mertua membahayakan pernikahan Bunda dan langkah mengatasinya
Memiliki hubungan yang jelek dengan mertua tentunya terasa sangat berat, terutama ketika perilaku mereka mulai memengaruhi hubungan dan kesejahteraan.
Berikut adalah beberapa tanda mertua toxic yang dapat membahayakan pernikahan Bunda dan pasangan:
1. Selalu memberikan kritik
Melansir dari laman Marriage, jika mertua bersikap jelek dan selalu memberikan kritik, baik itu tentang gaya parenting, pilihan style hidup, alias penampilan, rasanya semua yang dilakukan Bunda tidak bakal pernah cukup baik.
Sikap negatif yang terjadi secara terus-menerus ini dapat mengikis nilai diri dan menciptakan ketegangan dalam pernikahan.
Untuk mengatasinya, tetapkan batas tentang apa yang mau didiskusikan, dan pertimbangkan untuk membatasi hubungan untuk menghindari stres. Bunda juga perlu membicarakannya dengan pasangan tentang gimana kritik tersebut memberikan pengaruh buruk.
2. Tidak bisa menghargai batas
Mertua toxic sering kali mengabaikan batasan, baik datang tiba-tiba, ikut kombinasi urusan pribadi, alias memaksakan pendapat mereka. Tindakan ini dapat membikin Bunda merasa tidak dihargai dan kewalahan menanggapinya.
Sikap ini dapat menyebabkan emosi tidak berkekuatan dan frustrasi, sehingga susah untuk mempertahankan rasa kendali atas kehidupan dan rumah tangga sendiri.
Bunda dapat mengatasi masalah ini dengan berbincang terus terang kepada mertua tentang apa yang dapat dan tidak dapat diterima. Jika mereka terus melanggar batasan, mungkin Bunda perlu membatasi hubungan dengan mereka untuk melindungi ketenangan mental.
3. Meremehkan style parenting
Tak jarang mertua mempunyai pendapat yang berbeda mengenai gaya parenting. Bahkan, sering kali mereka justru malah meremehkan pola asuh yang dipilih oleh anak dan menantunya.
Campur tangan yang terjadi secara terus-menerus ini dapat membikin Bunda tidak berkekuatan dan mengikis rasa percaya diri dalam pengasuhan berbareng pasangan.
Oleh lantaran itu, obrolan dengan pasangan dibutuhkan untuk memastikan mempunyai pandangan yang sama mengenai keputusan mengasuh anak
4. Manipulasi
Melansir dari laman Choosing therapy, beberapa manipulasi yang paling sering dilakukan adalah silent treatment, gaslighting, alias menawarkan support dengan syarat. Manipulator emosional sering berperilaku seperti ini lantaran mereka tidak mempunyai keahlian untuk berkomunikasi secara langsung.
Untuk mengatasinya, Bunda dianjurkan mendorong pasangan untuk menyadari manipulasi tersebut dan menegaskan kemandirian mereka dari kendali orang tua mereka. Saling mendukung dalam proses ini dapat memperkuat ikatan dan mengurangi akibat manipulasi.
5. Membandingkan Bunda dengan orang lain
Mertua yang toksik mungkin melakukan ini untuk membikin Bunda merasa tidak bisa alias menegaskan kekuasaan mereka. Perbandingan ini dapat menimbulkan emosi jengkel dan tidak kondusif saat Bunda berupaya memenuhi standar yang tidak realistis.
Alih-alih terlibat dengan komparasi mereka, Bunda perlu konsentrasi pada kekuatan dan kualitas unik yang dibawa ke dalam hubungan. Jika terus dibandingkan, ungkapkan dengan tenang gimana komentar tersebut membikin Bunda tidak nyaman.
6. Bergosip tentang Bunda
Perilaku ini dapat menciptakan lingkungan toxic dan merusak hubungan Bunda dengan personil family lainnya.
Jika mengetahui mertua bergosip tentang Bunda, pertimbangkan untuk membicarakan masalah tersebut dengan tenang dan langsung kepada mereka. Beri tahu mereka bahwa Bunda mengetahui apa yang dikatakan dan perihal tersebut menyakitkan.
7. Tidak menghargai pernikahan Bunda
Mertua toxic mungkin tidak menghargai pernikahan Bunda dan ikut campur, memberikan komentar negatif, alias mencoba membikin jarak antara Bunda dan pasangan. Sikap ini dapat menimbulkan emosi tidak kondusif dan dendam.
Untuk mengatasinya, jelaskan kepada mertua bahwa hubungan Bunda dengan pasangan adalah prioritas dan segala upaya untuk ikut kombinasi tidak bakal ditoleransi. Dorong pasangan juga untuk mengambil sikap, yang bakal memperkuat hubungan.
8. Selalu menciptakan drama
Jika mertua senang membikin drama, baik itu memicu konflik, menyebarkan rumor, alias membesar-besarkan situasi sepele, itu dapat membikin kegiatan kumpul family terasa melelahkan dan menegangkan.
Drama yang terjadi secara terus-menerus ini dapat memengaruhi kesehatan mental dan hubungan Bunda.
Jika memungkinkan, fokuslah untuk tetap tenang dan netral selama berinteraksi, menolak untuk terlibat alias meningkatkan drama.
9. Menggunakan rasa bersalah sebagai senjata
Rasa bersalah adalah senjata yang digunakan mertua toksik untuk mengendalikan dan memanipulasi orang-orang di sekitarnya. Ini dapat melemahkan Bunda dan merusak nilai diri.
Tetaplah teguh pada keputusan dan nilai-nilai Bunda, dan ingatkan diri bahwa Bunda tidak bertanggung jawab untuk menjalani hidup sesuai angan mereka.
Nah, itulah beberapa tanda mertua yang membahayakan pernikahan Bunda dan langkah mengatasinya. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/som)