Ahli Gizi Jelaskan Kiat Tetap Sehat Berenergi Sepanjang Ramadhan

Mar 05, 2025 08:56 PM - 3 minggu yang lalu 20806

KincaiMedia,JAKARTA -- Saat umat Muslim di seluruh bumi menjalankan ibadah puasa Ramadhan, menahan haus dan lapar dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Maka upaya menjaga tingkat daya dan tetap terhidrasi menjadi prioritas.

Dalam sebuah wawancara dengan Al Arabiya English, Dr. Lama Dalloul, Ahli Gizi Klinis di Bioniq Middle East, berbagi strategi kunci untuk tetap bergizi dan berenergi sepanjang bulan Ramadhan.

Olahraga dan puasa

Bagi Anda yang sedang mencoba untuk tetap menjalankan rutinitas olahraga alias memulai program kebugaran baru, menjaga tingkat daya Anda saat berpuasa bisa jadi susah bagi sebagian orang.

“Hindari olahraga yang intens selama jam-jam puasa, lantaran dapat menguras daya anda,” kata Dalloul, dikutip dari Al Arabiya English, Rabu (5/3/2025)

Alih-alih berolahraga dengan intensitas tinggi, mereka yang berpuasa di bulan Ramadhan dapat melakukan kegiatan ringan seperti melangkah kaki, peregangan, alias yoga, kata Dalloul.

Olahraga ringan yang dilakukan setelah berbuka puasa yang merupakan makanan pertama bagi umat Islam setelah seharian berpuasa, itu dapat membantu melancarkan pencernaan dan meningkatkan tingkat energi.

Hidrasi, hidrasi, hidrasi!

Hidrasi memainkan peran krusial dalam mencegah kelelahan dan ketidaknyamanan lain yang berasosiasi dengan puasa, Dalloul memperingatkan perihal itu.

“Setelah berbuka puasa, prioritaskan untuk minum banyak air secara berjenjang sepanjang malam hingga sahur, (waktu makan sahur), minum secara perlahan untuk menghindari kembung,” saran Dalloul.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan mereka yang berpuasa selama bulan Ramadhan untuk minum setidaknya 10 gelas air selama jam-jam tidak berpuasa untuk mencegah dehidrasi.

Ahli gizi klinis ini memperingatkan agar tidak mengonsumsi minuman manis, seperti soda dan saribuah manis, selama bulan Ramadhan dan menyarankan agar mereka yang telah berpuasa seharian untuk tetap mengonsumsi air putih, teh herbal, alias air kelapa.

Bagi mereka yang rentan mengalami dehidrasi, dia menyarankan suplemen elektrolit untuk menjaga hidrasi dan mengurangi kelelahan otot.

“Kalium, kalsium, dan natrium adalah kunci untuk menjaga keseimbangan tubuh anda,” ujarnya.

Nutrisi penting

Puasa mengubah metabolisme, sehingga sangat krusial untuk mengisi kembali nutrisi penting, menurut mahir gizi klinis Bioniq.

“Karena tubuh menghemat daya selama berpuasa, tingkat metabolisme basal kita menjadi lebih efisien. Namun, perihal ini juga berfaedah kita mungkin mengonsumsi lebih sedikit nutrisi, vitamin, dan mineral daripada yang dibutuhkan tubuh,” jelasnya.

Untuk memastikan asupan nutrisi yang optimal, Dr. Dalloul menyarankan untuk memilih makanan yang mengandung vitamin dan mineral yang tinggi dan menyesuaikan suplementasi dengan kebutuhan individu.

“Sertakan lemak sehat dalam makanan Anda, seperti alpukat, ikan berlemak, minyak zaitun, kacang-kacangan mentah, dan biji-bijian,” katanya.

“Selain itu, minum banyak air sangat krusial untuk penyerapan vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan vitamin C. Makanlah makanan yang seimbang, kendalikan asupan serat, hindari makanan pedas, hindari makan berlebihan, dan sertakan makanan kaya probiotik seperti yoghurt alias kefir untuk mendukung kesehatan usus.”

Mengkonsumsi vitamin B-kompleks setelah berbuka puasa dapat mendukung daya dan kegunaan otak, sementara suplemen Omega-3 alias makanan seperti salmon dan biji chia dapat memberikan kejernihan mental yang lebih baik.

Kekurangan nutrisi

Suplemen yang dipersonalisasi untuk mereka yang mempunyai kekurangan nutrisi memainkan peran krusial dalam memastikan tubuh mendapatkan support yang dibutuhkan, jelas Dalloul.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang berasosiasi dengan puasa seperti kelelahan, sakit kepala, dan pusing, katanya.

“Selama berpuasa, hidrasi yang tidak memadai dan perubahan pola makan dapat menyebabkan kekurangan magnesium alias kekurangan lainnya, yang dapat menyebabkan kram, sakit kepala, dan kelelahan,” kata Dalloul.

Cara terbaik untuk menentukan apakah Anda perlu mengonsumsi suplemen adalah dengan melakukan tes darah, katanya.

“Saya tidak bakal merekomendasikan untuk mengkonsumsi vitamin alias nutrisi tertentu, lantaran hipervitaminosis yang tidak terkendali sama berbahayanya bagi tubuh kita dengan kekurangan. Selain itu, dosisnya juga tergantung, misalnya, atlet, laki-laki muda, wanita hamil, alias manula memerlukan formula yang berbeda,” jelasnya.

Selama bulan Ramadhan, mengikuti pedoman mahir mengenai nutrisi seimbang dan hidrasi dapat membantu perseorangan mempertahankan tingkat daya yang stabil dan kesehatan secara keseluruhan saat berpuasa.

Selengkapnya