KincaiMedia, JAKARTA -- Wajar bagi manusia mengharapkan surga dan takut terhadap neraka. Namun, menurut Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam, ibadah menjalankan perintah Allah SWT bukan lantaran mengharapkan suatu pemberian dari Allah dan bukan lantaran takut disika Allah.
Bagi Syekh Ibnu Athaillah, ibadah kepada Allah SWT dilakukan lantaran kebesaran-Nya dan keagungan sifat-sifat-Nya, sehingga hanya Allah yang laiak disembah.
"Siapapun yang menyembah Allah SWT lantaran mengharapkan sesuatu alias untuk menolak siksaan dengan ketaatan, maka dia belum menunaikan kewenangan sifat sifat-Nya." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam)
Jikalau Anda menyembah Allah SWT untuk mendapatkan sesuatu dari-Nya alias mengharapkan ganjaran-Nya alias untuk menghindari siksaan yang dijanjikan-Nya, berfaedah Anda belum menunaikan hak-hak yang terdapat dalam sifat-Nya.
Anda kudu tahu bahwa menyembah Allah SWT itu bukan untuk mendapatkan nikmat-Nya alias menghindari azab-Nya, bakal tetapi semata-mata lantaran kebesaran-Nya dan keagungan sifat-sifat-Nya.
Bukankah Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa, yang bisa melakukan apapun kepada para hamba-Nya. Walaupun Anda tidak menunaikan kebaikan kebaikan dan mengerjakan ibadah untuk menyembah-Nya, maka Dia bakal tetap memberikan rezeki-Nya kepada anda.
Walaupun Anda menyembahnya sepanjang kehidupan dan dalam setiap desah napas anda, namun Allah menginginkan Anda mendapatkan siksaan-Nya alias terhalang dari rezeki-Nya, maka Anda tetap tidak bakal mendapatkannya.
Oleh lantaran itu, beribadahlah kepada Allah SWT dengan keikhlasan hati. Janganlah beragama semata-mata mengharapkan balasan-Nya.
Anda adalah hamba-Nya. Jikalau Anda menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, Anda bakal mendapatkan kewenangan Anda dengan sendirinya. Dikutip dari kitab Al-Hikam dengan penjelasan tambahan oleh Penyusun dan Penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati Lc dalam kitab Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya.
"Ketika Allah SWT memberi Anda kenikmatan maka Dia memperlihatkan kebaikan-Nya kepada anda. Ketika Allah SWT menghalangi Anda dari mendapatkannya maka Dia memperlihatkan kekuatan-Nya kepada anda. Dalam semua itu, Allah memperkenalkan diri-Nya kepada Anda dan menghampiri Anda dengan kelemahlembutan-Nya." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam)
Ketika Allah SWT memberikan beragam nikmat dan rezeki-Nya kepada anda, maka Dia sedang menunjukkan sifat-sifat kebaikan-Nya kepada anda. Anda bisa bernapas, berjalan, makan, minum, dan lain sebagainya, semua itu adalah penerapan dari sifat-sifat-Nya Yang Maha Mulia lagi Maha Agung.
Sebaliknya, ketika Anda dihalangi dari suatu kenikmatan, berfaedah Allah SWT sedang menunjukkan kekuatan-Nya kepada anda. Contoh ringannya, ketika Anda tidak mendapatkan suatu proyek yang berbobot jutaan rupiah, padahal biasanya Anda bisa mendapatkannya dengan mudah, berfaedah Dia sedang menunjukkan kepada Anda bahwa semua yang Anda peroleh adalah karunia-Nya dan dengan izin-Nya. Walaupun Anda sudah bekerja keras, namun Dia tidak menginginkannya, maka Anda tidak bakal mendapatkannya sama sekali.
Allah SWT melakukan semua itu agar Anda semakin mengenal-Nya. Anda hanyalah hamba yang tidak bisa melakukan apapun. Dialah yang menentukan segalanya. Apapun ketetapan-Nya, semua itu adalah kebaikan bagi anda, walaupun itu jelek dalam pandangan anda. Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Hanya jiwa-jiwa yang mendapatkan cahaya-Nya sajalah yang bisa memahami rahasia di kembali semua ketentuan-Nya.