Alasan Imunisasi Dpt Pada Anak Perlu Dilakukan 3 Kali, Bunda Perlu Tahu

Mar 05, 2025 02:00 PM - 1 minggu yang lalu 7390

Tahukah Bunda bahwa vaksin DPT dianjurkan untuk dilakukan sebanyak tiga kali? Imunisasi DPT berfaedah untuk mencegah akibat pertusis parah pada masa bayi, dipteri, dan tetanus. 

Imunisasi alias vaksinasi membantu tubuh memelajari langkah mempertahankan diri dari penyakit. Respons imun terhadap vaksin dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada anak selama satu alias dua hari, tetapi perlindungan yang dihasilkan dapat memperkuat seumur hidup, Bunda.

Menurut WHO, pada tahun 2018, sebanyak 86 persen dari populasi sasaran dunia telah menerima tiga dosis vaksin yang mengandung DTP yang direkomendasikan selama masa bayi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kapan diberikan pada anak? WHO merekomendasikan dosis pertama diberikan sedini usia enam minggu; dengan dosis berikutnya diberikan dengan jarak 4-8 minggu, pada usia 10-14 minggu dan 14-18 minggu. Lalu, dosis penguat direkomendasikan, sebaiknya selama tahun kedua kehidupan.

Sebelum membahas lebih lanjut, Bunda perlu ketahui lebih dulu imunisasi DPT. Imunisasi DPT mencegah tiga penyakit berikut:

Difteri

Dilansir Healthline, difteri disebabkan oleh jenis kuman yang biasanya ditularkan melalui droplet pernapasan, batuk, alias bersin. Anak juga dapat tertular difteri dari kontak dengan luka terbuka alias borok yang mengandung bakteri.

Bakteri biasanya memengaruhi sistem pernapasan, yang dapat menyebabkan:

  • kelemahan
  • sakit tenggorokan
  • demam ringan
  • kelenjar bengkak di leher

Difteri dapat menyebabkan kesulitan bernapas, kandas jantung, kelumpuhan, dan apalagi kematian.

Pertusis

Vaksin DPT melindungi terhadap batuk rejan, yang dapat melemahkan dan berjalan selama berbulan-bulan. Vaksin ini dapat menyebabkan batuk yang tidak terkendali dan dahsyat yang membikin susah bernapas alias mengonsumsi makanan alias minuman.

Imunisasi DPT juga membantu melindungi bayi yang terlalu muda untuk divaksinasi terhadap batuk rejan. Orang tua, kerabat kandung, dan kakek-nenek sering kali menjadi sumber batuk rejan pada bayi.

Anak-anak mini telah divaksinasi terhadap batuk rejan sejak tahun 1940-an. Namun, perlindungan terhadap penyakit ini secara alami bakal lenyap seiring berjalannya waktu, jadi vaksin penguat dapat membantu menjaga kekebalan tubuh.

Tetanus

Tetanus bukanlah penyakit menular, artinya penyakit ini tidak menular dari orang ke orang. Bakteri ini biasanya ditemukan di tanah, debu, dan pupuk kandang, serta masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit.

Tetanus sering disebut sebagai tegang rahang lantaran mengencangnya otot rahang merupakan salah satu tanda paling umum dari jangkitan ini. Tetanus dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk ketidakmampuan untuk membuka mulut dan kesulitan menelan serta bernapas.

Alasan imunisasi DPT perlu diulang tiga kali

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa imunisasi DPT wajib dilakukan sebanyak tiga kali. Kenapa demikian? Jadi, pada dasarnya vaksin mengandung bagian organisme tertentu (antigen) yang dilemahkan alias tidak aktif yang memicu respons imun dalam tubuh.

Vaksin yang lebih baru mengandung blueprint untuk memproduksi antigen, bukan antigen itu sendiri. Terlepas dari apakah vaksin tersebut terdiri dari antigen itu sendiri alias cetak biru, sehingga tubuh bakal memproduksi antigen, jenis yang dilemahkan ini tidak bakal menyebabkan penyakit pada orang yang menerima vaksin, tetapi bakal mendorong sistem imun mereka untuk merespons seperti yang bakal terjadi pada reaksi pertamanya terhadap patogen yang sebenarnya, Bunda.

Ada sejumlah vaksin memerlukan beberapa dosis, termasuk DPT, yang diberikan dengan jarak beberapa minggu alias bulan. Hal ini terkadang diperlukan untuk memungkinkan produksi antibodi yang memperkuat lama dan pengembangan sel memori. Dengan langkah ini, tubuh dilatih untuk melawan organisme penyebab penyakit tertentu, membangun memori patogen sehingga dapat dengan sigap melawannya jika dan ketika terpapar di masa mendatang.

Selain itu, mengutiop CDC, DPT termasuk vaksin non-hidup. Vaksin non-hidup biasanya memerlukan setidaknya tiga dosis untuk mencapai perlindungan yang memudar seiring waktu dan kudu dipulihkan dengan dosis penguat.

Bagaimana jika imunisasi DPT terlambat diberikan?

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) andaikan imunisasi DPT terlambat diberikan, berapa pun interval keterlambatannya, jangan mengulang dari awal, tetapi lanjutkan imunisasi sesuai jadwal. Bila anak belum pernah diimunisasi dasar pada usia kurang dari 12 bulan, lakukan imunisasi sesuai imunisasi dasar baik jumlah maupun intervalnya, Bunda.

Kemudian, andaikan pemberian DPT ke-4 sebelum ulang tahun ke-4, pemberian ke-5 paling sigap diberikan 6 bulan sesudahnya. Bila pemberian ke-4 setelah umur 4 tahun, pemberian ke-5 tidak diperlukan lagi.

Demikian penjelasan mengenai vaksin DPT pada anak, apa saja manfaatnya dan kenapa kudu diberikan sebanyak tiga kali. Semoga informasinya bermanfaat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya