Amal Tanpa Guna

Jan 02, 2025 01:55 PM - 1 bulan yang lalu 48549

ILUSTRASI Muslim kudu berupaya meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat.

KincaiMedia, JAKARTA -- Suatu ketika Rasulullah SAW bersabda, "Termasuk dari kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berfaedah baginya" (HR Tirmidzi).

Hadis ini merupakan salah satu pokok dari beberapa ketentuan etika seorang Muslim. Maksud sabda ini sangatlah jelas bahwa meninggalkan segala perihal yang tidak mendatangkan faedah baik ucapan maupun perbuatan adalah termasuk tanda kesempurnaan kualitas keislaman seorang hamba.

Perlu diketahui di sini bahwa makna meninggalkan yang tidak berfaedah dalam sabda tersebut bukan dipahami berfaedah sesuai dengan norma hawa nafsu, namun disesuaikan dengan norma Islam. Oleh karenanya Rasulullah SAW menegaskan dengan kalimat min husni islamil mar'i (termasuk dari kebaikan keislaman seseorang).

Jika kualitas keislaman seorang hamba semakin baik, maka akibat yang ditimbulkan adalah dorongan untuk meninggalkan hal-hal yang tidak berfaedah juga semakin tinggi. Hal yang tidak berfaedah itu bisa berupa sesuatu yang diharamkan Allah SWT dan Rasul-Nya, yang tetap dalam kategori syubhat, makruh, alias pun berlebih-lebihan.

Seiring dengan kualitas keislaman yang semakin baik, pada gilirannya bakal melahirkan rasa malu kepada Allah SWT. Dengan rasa malu itulah seseorang bakal senantiasa memperelok dirinya dengan hiasan ibadah yang baik dan meninggalkan segala perbuatan yang memalukan di hadapan Allah SWT.

Ibnu Rajab Al-Hanbali menulis, ada orang bijak yang mengatakan, "Malulah Anda kepada Allah SWT lantaran kedekatan-Nya darimu dan takutlah Anda kepada Allah SWT lantaran kuasa-Nya atasmu. Jika Anda berbincang maka ingatlah bahwa Allah SWT mendengar ucapanmu dan jika Anda tak bersuara maka ingatlah bahwa Allah SWT melihatmu."

Allah SWT berfirman, "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua malaikat mencatat kebaikan perbuatannya, duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir" (QS Qaaf [50]: 16-18).

sumber : Hikmah Republika oleh Ahmad Faisal Hamdan

Selengkapnya