Amankah Suntik Botox Saat Hamil Untuk Perkembangan Janin? Simak Kata Dokter

Feb 01, 2025 08:00 AM - 1 minggu yang lalu 12289

Jakarta -

Perawatan kecantikan seperti suntik botox sering digunakan untuk menghilangkan kerutan di wajah. Pada beberapa kondisi, suntik botox juga dapat digunakan untuk meredakan indikasi yang berasosiasi dengan gangguan kesehatan, Bunda.

Lantas, amankah suntik botox dilakukan saat hamil? Apa ada pengaruh samping alias akibat pada perkembangan janin?

Simak penjelasan komplit dari Bubun berikut ini ya.

Apa itu botox?

Dilansir Very Well Health, botox adalah nama merek sejenis toxin (racun) yang diproduksi oleh kuman berjulukan Clostridium botulinum. Toxin tersebut mempunyai tujuan medis yang berbeda-beda berasas jenis spesifik yang digunakan, mulai dari jenis A hingga jenis G.

Botox bekerja dengan langkah melumpuhkan otot-otot wajah yang menyebabkan kerutan untuk sementara, khususnya yang berasosiasi dengan kerutan di perspektif mata alias di antara kedua mata. Botox dapat bekerja secara langsung memblokir saraf wajah yang memerintahkan otot untuk berkontraksi.

Setelah disuntikkan, otot tersebut pada dasarnya menjadi lumpuh, sehingga menyebabkan berkurangnya 'kerutan dinamis' alias kerutan yang hanya muncul saat otot berkontraksi. Cara kerja botox ini disebut sangat efektif untuk menghilangkan di wajah.

Efek botox biasanya mulai terlihat dalam waktu 48 jam setelah penyuntikan dan terlihat dalam waktu lima hingga 10 hari. Namun, efeknya hanya memperkuat antara tiga hingga lima bulan, dan setelah itu diperlukan perawatan lain untuk mempertahankan pengaruh anti-kerutnya.

Keamanan botox untuk ibu hamil

Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat mengidentifikasi toksin botulinum sebagai obat kategori C. Ini artinya botox tidak rawan bagi ibu hamil. Tetapi, keamananya belum terbukti, Bunda.

"Itu berfaedah toksin botulinum belum terbukti berbahaya. Namun, toksin botulinum juga belum terbukti kondusif bagi ibu hamil," kata master bedah plastik James Zins, MD, dikutip dari Cleveland Clinic.

Zins menyarankan wanita untuk sebisa mungkin lebih berhati-hati dan menghindari botox selama kehamilan. Jangan sampai pengaruh botox dapat memengaruhi perkembangan janin.

"Setiap kali ibu mengandung menelan sesuatu alias menyuntikkan unsur ke kulitnya, dia perlu mempertimbangkan efeknya terhadap perkembangan janin yang sehat," ujarnya.

"Tantangannya adalah kita tidak selalu mengetahui pengaruh jangka panjangnya. Jadi, kita tidak dapat berasumsi bahwa itu kondusif selama kehamilan," sambungnya.

Kebanyakan mahir menyarankan ibu mengandung untuk menunggu setelah kehamilan dan menyusui selesai jika mau melakukan suntik botox. Ya, meski beberapa penelitian menunjukkan keamanan botox selama hamil, belum banyak studi yang cukup untuk menilai akibat alias faedah pastinya.

Misalnya, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Headache and Pain meneliti 45 pasien yang menerima botox untuk mengatasi migrain selama kehamilan. Hasilnya, ditemukan bahwa semua ibu melahirkan bayi yang sehat dengan berat badan lahir normal.

Pada tahun 2020, sebuah registri informasi tentang penggunaan botox juga pernah dirilis. Data ini menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan akibat bagi ibu mengandung yang menjalani perawatan botox alias bayinya.

Dari nyaris 400 kehamilan yang dilaporkan menggunakan botox, hanya kurang dari 1 persen yang mengalami abnormal lahir seperti bibir sumbing. Sebagai perbandingan, abnormal lahir terjadi pada sekitar 3 persen dari semua kehamilan. Demikian seperti melansir dari Baby Center.

Hal serupa juga dijelaskan dalam ulasan di jurnal Canadian Family Physician tahun 2013. Menurut ulasan, tujuh kasus wanita yang mengalami keracunan botulisme pada trimester kedua alias ketiga memang telah dilaporkan. Namun, tidak ada bukti abnormal lahir alias botulisme infantil pada neonatus yang dicatat dalam kasus apa pun.

Dalam satu kasus, ketika kelumpuhan ibu parah akibat botox, aktivitas janin adalah satu-satunya aktivitas yang terlihat di tubuhnya. Dalam kasus di tersebut, serum bayi diambil untuk diperiksa, namun tidak ada toksin botulinum yang terdeteksi.

Ilustrasi Suntik BotoxIlustrasi Suntik Botox/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Rat0007

Bagaimana jika Bunda tanpa sadar menggunakan botox saat hamil?

Pada kasus yang jarang, seorang wanita yang mendapatkan suntikan Botox mungkin tak menyadari kehamilannya. Pada kasus tersebut, Zins mengatakan bahwa kemungkinan besar botox tidak bakal menimbulkan risiko.

"Kami menggunakan dosis sangat mini dari toksin botulinum untuk tujuan estetika (kosmetik), terutama dalam kasus penggunaan Baby Botox (botox untuk menguatkan filler dengan dosis lebih kecil). Hasilnya, itu tidak diserap dalam aliran darah, alias hanya diserap secara lokal di area tempat suntikan," ujar Zins.

Satu penelitian yang diterbitkan di Neurology Journals tahun 2023 pernah meninjau nyaris 400 kehamilan yang melibatkan paparan toksin botulinum selama tiga bulan sebelum alias setelah pembuahan. Hasil studi menunjukkan bahawa kehamilan tersebut mempunyai persentase komplikasi kelahiran yang sama dengan populasi umum.

Tetapi, itu adalah ukuran sampel yang mini untuk mengetahui dengan pasti dampaknya. Jadi, meskipun Bunda tidak perlu cemas tentang suntikan botox yang didapatkan sebelum mengetahui kehamilan, lebih baik untuk tidak melakukannya lagi di kemudian hari alias saat hamil.

Bunda juga perlu berkonsultasi dengan master jika mau menggunakan botox untuk tujuan kesehatan, misalnya mengatasi migrain. Dokter biasanya bakal mempertimbangkan akibat dan faedah dari penggunaan botox pada ibu hamil.

"Jika biasa menggunakan botox untuk masalah kesehatan, maka sebaiknya bicarakan dengan penyedia jasa kesehatan tentang perawatan pengganti yang lebih kondusif selama kehamilan. Mereka dapat membantu ibu mengandung mempertimbangkan akibat dan faedah dari melanjutkan perawatan tersebut," ungkap Zins.

Pilihan perawatan kecantikan yang kondusif selama mengandung selain botox

Alih-alih melakukan suntik botox, Bunda dapat memilih jenis perawatan kecantikan lain yang lebih kondusif selama kehamilan. Berikut beberapa pilihannya:

  • Rutin menggunakan tabir surya (sunscreen) dan pelembap yang kondusif digunakan selama kehamilan untuk menjaga kesehatan kulit.
  • Menggunakan vitamin C topikal untuk mencerahkan kulit, menjaga elastisitas, dan mencegah kerusakan kulit akibat aspek lingkungan.
  • Melakukan facial wajah berupa deep cleansing tanpa intervensi perawatan berbasis teknologi energi, seperti laser, HIFU alias RF, dan filler.

Demikian penjelasan mengenai keamanan botox untuk ibu hamil. Semoga info ini berfaedah ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

Selengkapnya