Anak Belanda Paling Bahagia Di Dunia, Ternyata Ini 6 Cara Yang Dilakukan Orang Tua

Dec 06, 2024 10:54 AM - 1 bulan yang lalu 52318

Jakarta -

Kebahagiaan merupakan salah satu aspek krusial bagi proses tumbuh kembang seorang anak. Kebiasaan tertentu pun dapat membantu anak merasa tenang dan bahagia. Nah, tahukah Bunda bahwa anak di Belanda paling senang di dunia?

"Mengajari anak-anak untuk menjadi handal memungkinkan mereka untuk membahas keahlian mereka untuk beradaptasi dengan sukses, beralih bentuk secara positif, dan kembali ke kondisi dasar mereka meskipun dikelilingi oleh kesulitan," ungkap psikolog Mary Beth DeWitt, Ph.D, dikutip dari Parents. 

Menurutnya, memberdayakan anak agar handal bakal mempersiapkan mereka untuk pengalaman positif dan membantu mereka belajar langkah menghadapi situasi sulit. 

Laporan UNICEF: Anak di Belanda paling bahagia

Sebuah laporan UNICEF tahun 2013 menyebut bahwa anak-anak Belanda adalah anak-anak paling senang di dunia.

Laporan tersebut merupakan tindak lanjut dari laporan yang dilakukan pada tahun 2007, di mana Belanda pertama kali disebut sebagai contoh utama kemakmuran masa kanak-kanak. Sementara itu, Inggris dan Amerika Serikat berada di dua posisi terendah. Demikian dikutip dari CNBC.

Sejumlah organisasi lain, termasuk Britain’s Child Poverty Action Group dan The World Economic Forum, juga menempatkan anak-anak Belanda di ranking yang sangat tinggi dalam perihal kebahagiaan pribadi.

Pola asuh orang tua di Belanda

Ada beberapa langkah mendidik yang diterapkan para orang tua di Belanda yang berpotensi membikin anak-anak di sana jadi yang paling senang di dunia. Berikut laporannya, Bunda:

1. Bayi punya cukup waktu untuk tidur

Pada tahun 2013, sebuah studi dari European Journal of Developmental Psychology meneliti perbedaan temperamen antara bayi Amerika Serikat dan Belanda. "Diketahui bayi Belanda lebih banyak tertawa, tersenyum, dan suka berpelukan daripada bayi Amerika," para peneliti menyimpulkan.

Menurut studi tersebut, temperamen bayi Belanda yang relatif tenang sebagian disebabkan oleh agenda tidur yang lebih teratur dan kegiatan dengan intensitas yang lebih rendah. Orang tua di Amerika dikenal menekankan pentingnya stimulasi, sehingga kerap memperkenalkan anak pada beragam macam pengalaman baru.

Di sisi lain, orang tua Belanda berfokus pada kegiatan sehari-hari di rumah, dengan menghargai pentingnya rehat dan keteraturan.

2. Anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu dengan kedua orang tua

Pada tahun 1996, pemerintah Belanda memberikan kewenangan yang sama kepada tenaga kerja paruh waktu seperti tenaga kerja penuh waktu, yang membuka jalan bagi keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik.

Budaya kerja paruh waktu adalah argumen lain kenapa semua orang jauh lebih senang di sini. Dengan 29 jam kerja seminggu, Belanda mempunyai minggu kerja terpendek di bumi untuk ahli bisnis, menurut studi Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) tahun 2018.

Sebagian besar Ayah di Belanda mengupayakan jam kerja penuh mereka menjadi hanya empat hari. Hal ini memungkinkan mereka untuk mendedikasikan setidaknya satu hari per minggu untuk menghabiskan waktu berbareng anak-anak mereka. Waktu rehat ini sering disebut sebagai "Papadag," yang pada dasarnya berfaedah "Hari Ayah".

3. Lebih sedikit tekanan untuk berprestasi di sekolah

Di Belanda, pendidikan tidak hanya tentang nilai tinggi. Pendidikan justru dipandang sebagai jalan menuju kesejahteraan dan pengembangan pribadi anak.

Ada dua jenis kualifikasi pendidikan tinggi Belanda: gelar berorientasi penelitian yang ditawarkan oleh universitas dan gelar berorientasi pekerjaan yang ditawarkan oleh perguruan tinggi. 

Seseorang tidak memerlukan nilai tertentu untuk diterima di sebagian besar program, yang diperlukan hanyalah lulus ujian sekolah menengah atas.

"Sekolah-sekolah di sini lebih banyak mencurahkan daya untuk motivasi daripada prestasi," kata Ruut Veenhoven, dari Erasmus University, Rotterdam.

Penelitian menunjukkan bahwa keahlian sosial berkedudukan krusial untuk kebahagiaan, apalagi jauh lebih krusial daripada IQ.

4. Anak-anak dibiasakan untuk mengungkapkan pendapat sendiri

manfaat mempunyai support system untuk kehidupan para BundaIlustrasi/Foto: Getty Images/Pruksachat Lapvilai

Setiap orang dalam keluarga, termasuk yang termuda, mempunyai kewenangan untuk berpendapat. Setelah itu, yang terpenting adalah mengajari anak langkah merumuskan solusi rasional.

Pola asuh berbasis negosiasi memang melelahkan dan menguji kesabaran. Namun dengan membiarkan anak bernegosiasi, mereka dilatih untuk menetapkan batasannya sendiri. 

Ini adalah keahlian yang bakal berfaedah saat anak beranjak dewasa, termasuk untuk menolak tekanan kawan sebaya.

5. Sarapan berbareng setiap hari

Duduk berbareng di meja makan sebagai satu keluarga, terutama di pagi hari, merupakan rutinitas krusial bagi kehidupan family Belanda. Aktivitas makan tidak bakal dimulai makan sampai semua orang, termasuk anak-anak, sudah duduk di meja makan. 

Ini merupakan salah satu corak tanda rasa hormat dan penghargaan bagi masing-masing personil keluarga. 

Menurut laporan UNICEF, 85 persen anak-anak Belanda (berusia antara 11 dan 15 tahun) yang disurvei mengatakan bahwa mereka sarapan berbareng family mereka setiap hari. Sarapan tidak hanya dikaitkan dengan prestasi yang lebih baik di sekolah dan berkurangnya masalah perilaku, tetapi penelitian juga menemukan bahwa sarapan mendorong ikatan family yang sehat.

6. Anak dibiasakan untuk bersepeda

Masyarakat Belanda tidak begitu suka berjalan dengan mobil. Maka dari itu, bersepeda adalah langkah yang dianggap paling praktis dan efisien untuk bepergian. 

Kegiatan ini dianggap sebagai pengalaman yang membentuk karakter. Anak-anak didorong untuk bersepeda ke mana-mana dan dalam segala cuaca lantaran perihal itu mengajarkan mereka kegigihan. 

Mereka dapat belajar bahwa hidup tidak selalu cerah. Dengan kata lain, anak belajar menghadapi hujan dan untuk tidak menyerah.

Arti kesuksesan dalam bagi penduduk Belanda

Seperti semua orang tua di seluruh dunia, orang tua di Belanda juga mempunyai ambisi yang tinggi untuk anak-anak mereka. Meskipun style pengasuhannya berbeda, kebahagiaan dipercaya merupakan sarana untuk meraih kesuksesan dan bukan sebaliknya.

Kebahagiaan juga dianggap sebagai gerbang menuju kesadaran diri, motivasi, kemandirian, dan hubungan positif dengan lingkungan. 

Demikian ulasan tentang langkah yang dilakukan orang tua setempat sehingga anak Belanda jadi yang paling senang di dunia. Hal yang terpenting, jangan lupa untuk menyediakan waktu berbobot berbareng Si Kecil ya, Bunda. Semoga bermanfaat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Selengkapnya