Anak-anak muda di tanah Lithuania dilaporkan mengalami lonjakan kebahagiaan tertinggi selama beberapa tahun terakhir. Dalam laporan umum United Nations, Lithuania mencatat rekor tertinggi dalam kualitas kebahagiaan generasi mudanya.
Made in Vilnius mencatat bahwa Lithuania naik 52 ranking dan mengamankan posisi ke-19 sebagai negara dengan indeks kebahagiaan anak muda yang relatif tinggi di dunia. Namun, perlu diketahui untuk meningkatkan indeks kebahagiaan anak di Lithuania bukanlah perihal yang mudah, Bunda.
Perubahan ini terjadi lantaran adanya keterlibatan beragam peran pemerintah dalam membikin izin hingga orang tua dalam memperbaiki sistem parenting-nya, lho. Lantas parenting seperti apa yang orang tua Lithuania lakukan untuk membahagiakan hidup Si Kecil? Yuk, simak caranya di bawah ini.
Dulu anak muda Lithuania tak senang hingga ramai menderita depresi
Dilansir CNN Indonesia, World Happiness Report melaporkan bahwa Lithuania meraih skor kebahagiaan di kalangan anak muda sebesar 7.759 pada tahun 2024 ini. Angka tersebut melampaui ranking negara tetangga, seperti Jerman, Inggris Raya, apalagi Amerika Serikat, yang pernah dinobatkan sebagai negara yang kondusif bagi anak muda.
Peningkatan indeks kebahagiaan tersebut tentu menjadi perihal yang sensasional di kalangan penduduk Lithuania, Bunda. Pasalnya, negara beribukota Vilnius ini pernah masuk dalam jejeran negara terburuk dalam kesejahteraan anak.
UNICEF menyebut tingkat bunuh diri anak-anak di Lithuania pada 10 tahun terakhir merupakan nomor tertinggi ketiga di Eropa. Situasi yang dialami negara ini apalagi termasuk dalam situasi nasional yang banget kritis di mata dunia.
Seorang guru besar bagian ilmu jiwa di Vilnius University, Roma Jusienė, mengaku tak kaget atas krisis nasional yang dialami Lithuania tersebut. Ia mengatakan bahwa Lithuania merupakan negara yang banget jelek dalam penanganan psikologis anak-anak.
“Kita tidak bisa berambisi untuk mempunyai anak-anak yang senang sentosa, sementara kita mempunyai orang tua yang tidak bisa mengurus diri mereka sendiri,” ungkap Jusienė melalui laman LRT.
Jusienė menyatakan bahwa masalah yang dialami anak muda Lithuania meliputi perundungan, kekerasan dalam keluarga, hingga support sosial yang susah diakses. Mirisnya, persoalan ini dianggap biasa lantaran orang tua sudah terbiasa melakukan kekerasan alias perilaku traumatis lainnya terhadap anak.
Situasi itulah yang menyebabkan penurunan kepintaran dan keahlian anak-anak Lithuania pada tahun 2018. Hal ini apalagi diakui oleh Rasa Dičpetrienė, seorang kepala organisasi Save the Children bagian Lithuania.
Berdasarkan informasi yang Dičpetrienė kumpulkan, sebanyak 38,8 persen anak-anak Lithuania berumur 15 tahun tidak mempunyai keahlian dasar membaca dan berhitung. Ini sangat berbanding terbalik dengan negara tetangga mereka, ialah Estonia yang begitu pesat dalam mengatasi kesejahteraan warganya.
Dalam informasi yang sama, Dičpetrienė juga menunjukkan bahwa nyaris 30 persen generasi muda Lithuania tak bisa bersosialisasi dengan baik. Penelitian ini memprediksi anak-anak di Lithuania jatuh dalam lubang kemiskinan karena mereka condong menilai kawan sebayanya berasas status dan citra.
Lithuania terapkan parenting baru demi kehidupan anak lebih bahagia
Kecenderungan melakukan kekerasan terhadap anak merupakan satu tantangan yang Lithuania perlu hadapi. Oleh lantaran itu, pemerintah setempat mengimbau penduduk Lithuania yang mempunyai anak untuk bisa mengubah perspektif parenting mereka, Bunda.
Dalam eksekusinya, pemerintah Lithuania melakukan perubahan besar-besaran untuk mengajari orang tua terhadap parenting yang ramah. Kegiatan ini dimulai dengan perubahan undang-undang terhadap perlindungan kewenangan anak.
Ilma Skuodienė selaku Kepala Dinas Perlindungan Anak dan Adopsi Negara merespons dengan tegas mengenai kasus kekerasan yang menimpa anak muda Lithuania,
“Dalam beberapa tahun terakhir, sikap terhadap kekerasan terhadap anak telah berubah. Kekerasan dalam family memang tak bisa langsung lenyap dalam sekejap, namun kami bakal selalu cepat, tanggap, dan tegas dalam menangani kasusnya. “
Ia menambahkan bahwa untuk mengubah situasi menjadi lebih baik secara signifikan, pihak negara melakukan konseling ilmu jiwa yang lebih intens pada setiap keluarga.
Para orang tua yang datang pun mulai menyadari dengan mengubah pola asuh. Mereka menerapkan pendekatan yang memahami kondisi dan mendengarkan apa yang anak-anak rasakan.
Melansir dari The Guardian, beberapa kaum muda Lithuania mengakui pola asuh orang tua mereka merupakan satu perihal yang mendorong anak-anak tumbuh bahagia.
Anak-anak diajak untuk menghabiskan waktu berbareng keluarga, seperti melakukan piknik di akhir pekan. Selain itu, Si Kecil juga dianjurkan untuk berfokus pada perihal positif dan bersikap terbuka kepada family tanpa merasa dihakimi.
Penerapan pola asuh tersebut membangun komunikasi yang sehat dalam hubungan orang tua dan anak, ialah tak ada rasa tertekan di kedua pihak. Alhasil, kondisi kesehatan mental anak muda di Lithuania mengalami peningkatan, Bunda.
Tak hanya orang tua yang mulai melek kesehatan mental, pemerintah Lithuania juga turut menyokong peningkatan kebahagiaan anak muda. Pemerintah melakukan perubahan patokan di sektor pendidikan dan pekerjaan yang diharapkan bisa menyejahterakan generasi muda.
Lithuania menyediakan program pendidikan tinggi cuma-cuma dengan tingkat persaingan yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini dilakukan untuk menurunkan tingkat stres pada anak muda dalam mengatasi kekecewaan.
Selain itu, masyarakat muda Lithuania juga dimudahkan dalam membeli rumah lantaran harganya yang terjangkau dibandingkan dengan pendapatan nasional. Pertumbuhan bayaran yang diterima pekerja Lithuania mengalami peningkatan yang cepat, ialah 36 persen penghasilan masyarakat muda lebih tinggi dari penghasilan rata-rata nasional.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)