Anak Usia 17 Thn Bergelar Doktor, Ibunda Ungkap Cara Mendidik Agar Si Kecil Punya Keinginan Belajar

Dec 07, 2024 09:25 PM - 1 bulan yang lalu 54004

Jakarta -

Mendapatkan gelar ahli di usia 17 tahun bukanlah perihal mudah, tapi ini sukses dicapai oleh Dorothy Jean dari Amerika Serikat. Bagaimana langkah mendidik agar anak punya kemauan belajar dari kecil?

Dikutip dari CNBC, ibunda dari Jean, Jimalita Tillman mengaku sudah mengetahui bahwa putrinya berbakat sejak usia sangat muda. Jean menempuh pendidikan di rumah alias homeschooling sejak usia 7 tahun, lampau mengambil kursus tingkat sekolah menengah setahun kemudian dan memperoleh diploma perguruan tinggi pertamanya pada usia 10 tahun. 

Ia meraih gelar sarjana pada usia 12 tahun dan gelar master di bagian pengetahuan lingkungan dua tahun kemudian, keduanya secara daring. Tahun lalu, di usianya yang baru 17 tahun, Jean memperoleh gelar ahli dari Arizona State University.

Kini berumur 18 tahun, dia mempertimbangkan rencana masa depannya sembari menjalankan Dorothy Jeanius STEAM Leadership Institute, sebuah organisasi yang diluncurkan pada tahun 2020 untuk program pendidikan bagi pemuda kulit hitam di Chicago.

Tips langkah mendidik agar anak punya kemauan belajar

Sebagai orang tua tunggal, Tillman menerapkan beberapa patokan pengasuhan yang yang menurutnya turut membantu mengembangkan talenta alami sang putri.

Berikut langkah mendidik agar anak punya kemauan belajar yang diterapkan oleh Tillman saat dia membesarkan Jean:

1. Sepakati ekspektasi yang jelas

Tillman merekomendasikan untuk membikin 'kontrak ekspektasi' dengan anak. Di dalam perjanjian ini, orang tua dan anak sama-sama sepakat tentang apa yang diharapkan dari mereka, mulai dari pekerjaan sekolah hingga kegiatan ekstrakurikuler. 

Selain itu, bisa juga dibuat kesepakatan lain seperti menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum menonton televisi, alias hanya berperan-serta dalam klub tambahan sepulang sekolah jika mereka bisa mempertahankan nilai bagus.

"Orang tua kudu sangat jelas dan ringkas. Tidak bisa bersikap blak-blakan saat berhadapan dengan anak-anak, terutama pada mereka yang berbakat," kata Tillman.

Menurut penelitian di jurnal Children, anak-anak yang berbakat memerlukan ekspektasi yang jelas dan akuntabilitas saat mereka tidak memenuhi ekspektasi tersebut. 

Para mahir mengatakan berikan mereka kesempatan untuk bersuara dalam menyusun pedoman tersebut. Ini membantu menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi diri, yang keduanya merupakan kunci keberhasilan jangka panjang.

"Semakin orang tua memercayai anak-anak untuk melakukan sesuatu sendiri, semakin berkekuatan mereka nantinya," ungkap master pengasuhan anak, Esther Wojcicki.

2. Ajarkan dan berikan contoh tentang tanggung jawab

Dalam perihal tanggung jawab, Tillman mengungkapkan bahwa orang tua dapat menjadi pembimbing terbaik. Tunjukkan kepada anak-anak langkah menuntut diri sendiri dan bisa menyelesaikan hal-hal yang perlu diselesaikan.

Misalnya seperti sesederhana meminta maaf kepada anak ketika terlambat menjemput alias kehilangan kesabaran lantaran sesuatu yang sepele.

"Anak-anak condong meniru apa yang mereka lihat dilakukan orang lain, jadi krusial bagi orang tua untuk menyadari pelajaran yang dipelajari anak-anak dari mereka," ungkap psikolog Cindy Graham dikutip dari Huffington Post.

3. Tanamkan kepercayaan diri

Ilustrasi Anak Percaya DiriIlustrasi Anak Percaya Diri/Foto: iStock

Apa pun sumber optimismenya, pandangan positif yang dapat dipelajari anak-anak dari orang tua dapat menumbuhkan rasa percaya diri.

Baik orang tua maupun anak-anak memerlukan kepercayaan diri saat menghadapi rintangan hidup yang tak terelakkan.

4. Hindari komparasi yang tidak adil

Jangan gunakan prestasi orang lain untuk memotivasi anak-anak agar berhasil. Ingatlah bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatannya sendiri.

Perbandingan yang terus-menerus justru rentan menjadi bumerang lantaran membikin anak-anak merasa rendah diri.

Tillman dengan tegas menyebut bahwa dirinya menghindari membandingkan prestasi Jean dengan orang lain. Ia pun bersikeras bahwa orang tua lain tidak boleh membandingkan anak-anak mereka dengan putrinya.

"Jangan berkata, 'Kamu kudu seperti ini. Lihat apa yang dilakukan anak ini,'. Membandingkan sangat jelek bagi nilai diri dan kepercayaan diri anak. Bagaimana anak bisa menjadi jenis terbaik dari diri mereka sendiri nantinya?," pesan Tillman.

5. Membangun rasa percaya diri dan kemauan untuk belajar

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang mata pelajaran, jika diberi kesempatan untuk mengajarkannya kepada orang lain.

Bagi Tillman, itu berfaedah menunjukkan minat yang jelas pada mata pelajaran yang membikin putrinya bersemangat. Ia mengusulkan banyak pertanyaan dan memberi Jean kesempatan untuk menjelaskan konsep yang sedang dipelajarinya.

"Apa pun mata pelajaran yang diminatinya, saya bakal tertarik dan mengizinkannya mengajari saya. Saya percaya ini dapat membangun rasa percaya diri dan hal-hal yang diketahuinya. Hal ini kemudian membuatnya mau belajar lebih banyak," ungkap Tillman. 

Dikutip dari CNN, meskipun telah mencapai banyak perihal di usianya, Jean memberi tahu orang-orang bahwa yang terpenting adalah mempunyai family yang mendukung di sekelilingnya.

"Kerja sama dan support sekitar membikin mimpi saya menjadi kenyataan," ungkap Jean. 

Demikian ulasan tentang beragam langkah mendidik agar anak punya kemauan belajar yang diterapkan oleh Tillman dalam mendukung sang putri, Jean. Semoga ada cara-cara yang bisa coba Bunda terapkan juga di rumah guna mengoptimalkan pendampingan belajar Si Kecil, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Selengkapnya