Analis Prediksikan Turbulensi Bitcoin Dalam 3 Bulan Ke Depan

Dec 07, 2024 11:10 AM - 5 bulan yang lalu 189117

KincaiMedia – Jammie Couts, analis senior mata duit digital dari Real Vision, menyampaikan peringatan bagi penanammodal di tengah memburuknya kondisi likuiditas global.

Bitcoin (BTC), mata duit mata duit digital mata duit mata duit digital terbesar di bumi mungkin kudu menghadapi ujian berat dalam beberapa bulan mendatang meskipun baru saja mencapai nilai tertinggi sepanjang masa. Dalam sebuah postingan di platform X, Jamie Coutts memperingatkan bahwa kondisi likuiditas dunia yang memburuk dapat menjadi halangan serius bagi reli dan Bitcoin dan aset-aset berisiko lainnya.

Melansir dari cointelegraph.com, reli Bitcoin saat ini, yang sukses mendorong nilai ke level tertinggi baru, di tengah melemahnya kondisi likuiditas. Menurut Coutts, model makro MSI Bitcoin yang dia gunakan telah menunjukkan bahwa momentum ini kemungkinan bakal berakhir sementara waktu.

“Bitcoin telah mencapai nilai tertinggi baru meskipun kondisi likuiditas memburuk,” ujar Coutts.

Dalam perihal ini, dia menjelaskan dua potensi pergerakan bakal terjadi, yakni:

1. Jika likuiditas terus memburuk, reli Bitcoin tidak bakal memperkuat lama.

2. Jika kondisi mulai membaik, Bitcoin mingkin bakal mengalami koreksi mini sebelum melanjutkan tren naiknya.

“Situasi ini bukanlah argumen untuk panik, melainkan suatu peringatan bagi para pelaku pasar. Berdasarkan informasi historis Bitcoin condong mencatatkan keahlian yang kurang baik dalam lingkungan likuiditas yang melemah,” ujarnya.

Baca Juga: 5 Token Meme dengan Volume Transaksi Tertinggi di Dexscreener

Peringatan Coutts ini muncul berbarengan dengan pergerakan nilai Bitcoin yang tiba-tiba. Dalam peristiwa yang disebut sebagai candle ‘Darth Maul’, nilai BTC/USD turun tajam sebesar US$ 10.000, yang menyebabkan likuidasi ratusan juta dolar dari posisi long fan short. Namun pada saat buletin ditulis, Bitcoin tetap berada di nomor US$ 98.000 menurut dari Cointelegraph Market Pro dan Tradingview.

Model Makro Prediksikan Tantangan ke Depan

Model makro MSI, yang sebelumnya membantu Coutts memprediksi awal dan akhir pasar bearish Bitcoin pada 2022, sekarang menunjukkan momentum bearish yang berkepanjangan untuk metrik-metrik utama. Ia menjelaskan bahwa Bitcoin sering kali memerlukan waktu sekitar dua bulan untuk bereaksi terhadap perubahan likuiditas.

“Indikator MSI ini berubah bearish sejak pertengahan Oktober, tetapi kemenangan Trump dalam Pilpres mendorong reli yang kuat,” kata Coutts.

Ia membandingkan situasi ini dengan bulan Februari 2023, ketika sinyal bearish muncul namun peluncuran ETF Bitcoin membikin pasar tetap stabil untuk sementara waktu.

Selain tekanan dari likuiditas, kekuatan indeks dolar AS (DXY) juga menjadi perhatian. Baru-baru ini indeks dolar mencapai level tertinggi sejak November 2022. Coutts berambisi kenaikan ini hanya berkarakter sementara, namun dia juga mengingatkan bahwa jika dolar terus menguat, maka aset seperti Bitcoin kemungkinan bakal mengalami koreksi tajam.

“Jika dolar kandas mempertahankan penguatan ini, saya optimis kondisi bakal mulai membaik pada kuartal pertama 2025. Namun jika dolar terus naik melampaui level penting, maka pasar bakal mengalami tekanan besar,” paparnya.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website KincaiMedia ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan yang telah tayang di KincaiMedia bukan nasihat investasi alias saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata duit digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. KincaiMedia tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.

Selengkapnya