Jakarta -
Warna ASI yang dihasilkan setiap ibu memang berubah-ubah ya, Bunda. Tak jarang, ASI mereka terlihat encer dan bening. Sebenarnya, apakah ASI cerah kondusif dan bagus dikonsumsi bayi ya, Bunda?
ASI memang tersedia dalam beragam warna. Jika Bunda memompa ASI, Bunda mungkin memandang banyak ragam warna, sementara susu formula selalu terlihat sama, ialah komposisi dan tampilan ASI berubah sepanjang hari, dan apalagi selama sesi pemompaan alias pemberian ASI.
Penyebab ASI berwarna bening
Kelebihan laktosa dikaitkan dengan keluarnya susu yang mengandung lebih sedikit lemak dan protein, yang sering kali menyebabkan ASI tampak cerah alias biru bening. Hal ini dapat terjadi jika tetek tidak dikuras selama periode yang lebih lama dari biasanya, berasas patokan untuk Bunda dan bayi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ASI Bunda keluar dengan warna bening, cobalah pijat tetek yang lembut tetapi dinamis, dan kompres hangat sedang untuk meningkatkan sirkulasi. Ini bakal membantu meningkatkan kandungan lemak dalam ASI yang Bunda perah dan menyeimbangkan kelebihan laktosa. Cobalah pijat tetek sebelum menyusui alias memompa dan lihat apakah ada perbedaan seperti dikutip dari laman Aeroflowbreastpumps.
Apakah ASI cerah kondusif dan bagus dikonsumsi bayi?
ASI sebenarnya sangat luar biasa ya, Bunda. Susu ini berkarakter bergerak dan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Susu ini tidak hanya berubah dari kolostrum menjadi susu matang selama beberapa hari pertama setelah melahirkan, tetapi komposisi susu ibu juga berubah sedikit selama setiap sesi menyusui alias memompa.
Susu yang diterima bayi di awal menyusui dikenal sebagai foremilk. Saat mereka terus menyusu, susu tersebut secara berjenjang berubah menjadi apa yang dikenal sebagai hindmilk.
Foremilk sendiri memang penampakannya lebih encer dan bisa tampak bening, putih, alias apalagi kebiruan. Foremilk mengandung ebih banyak laktosa (gula susu alami) dan lebih sedikit lemak dan kalori. Foremilk sangat menghidrasi dan laktosa ekstra memberi bayi dorongan daya yang sigap di awal menyusui seperti dikutip dari laman Parents.
Bayi yang disusui memerlukan foremilk dan hindmilk untuk nutrisi yang optimal, tetapi ada kalanya bayi yang disusui mendapatkan terlalu banyak foremilk dan tidak cukup hindmilk.
Hal ini dikenal sebagai ketidakseimbangan foremilk-hindmilk. Karenanya, ada baiknya dalam setiap sesi menyusui, Bunda senantiasa memenuhi kebutuhan tersebut secara seimbang mengingat keduanya sangat baik untuk menunjang pemenuhan nutrisi Si Kecil.
Bagaimana langkah agar bayi mendapatkan ASI secara seimbang?
Bayi memang memerlukan pemenuhan ASI secara seimbang setiap harinya. Penting bagi Bunda untuk melakukan beberapa perihal berikut untuk membantu pemenuhan tersebut dengan perihal berikut:
1. Usahakan untuk menyusui sesering mungkin, saat bayi tenang dan rileks.
2. Peluk bayi dengan kontak kulit ke kulit selama menyusui, jika memungkinkan lantaran perihal ini mendorong tubuh untuk memproduksi ASI dan bayi untuk menyusu.
3. Mulai setiap menyusui dengan tetek yang tidak disusui sebelumnya alias hanya disusui sedikit.
4. Kurangi jumlah botol secara berjenjang seiring dengan peningkatan produksi ASI.
5. Hindari memperkenalkan makanan padat apa pun hingga bayi berumur sekitar 6 bulan.
6. Perah ASI secara teratur di antara waktu menyusui untuk mendorong produksi ASI yang stabil.
7. Jika Bunda telah melakukan semua perihal ini tetapi tetap cemas produksi ASI rendah, mintalah perawat untuk merujuk Bunda ke ahli menyusui.
Ciri-ciri ASI berbobot dan warna ASI yang bagus
ASI berbobot tinggi merupakan perihal terbaik yang dapat diberikan seorang ibu kepada buah hatinya. Namun, apa saja tanda-tanda ASI berbobot tinggi? Berikut ini beberapa cirinya ya, Bunda?
1. Perubahan warna ASI seiring waktu
ASI yang sehat dan berbobot tinggi bakal berubah warna seiring waktu. ASI awalnya berwarna kuning keemasan, yang juga dikenal sebagai kolostrum, yang diproduksi sejak trimester kedua awal kehamilan dan bersambung hingga hari kedua hingga kelima setelah bayi lahir.
Saat bayi berumur sekitar tiga alias empat minggu, Bunda bakal mulai memproduksi ASI matang alias mature milk. Warna ASI matang dapat bervariasi tergantung pada kandungan lemaknya.
Saat pertama kali keluar, ASI matang tampak cerah alias sedikit kebiruan dengan tekstur encer, yang dikenal sebagai foremilk. ASI matang juga terus berubah seiring pertumbuhan bayi, dan ASI matang yang diproduksi pada bulan pertama mungkin berbeda dengan ASI yang diproduksi pada bulan kelima menyusui.
Selain warna-warna tersebut, ASI juga dapat mempunyai rona kehijauan, kemerahan, alias merah muda pada kondisi tertentu. Hal ini dapat terjadi lantaran apa yang dimakan alias diminum ibu dapat memengaruhi warna ASI.
2. Tekstur ASI
ASI berbobot tinggi mempunyai tekstur yang mirip dengan air alias sedikit lebih kental. Namun, tekstur ASI juga dapat menjadi lebih encer alias apalagi lebih kental. Perbedaan tekstur tersebut dapat terjadi tergantung pada waktu dan pola makan ibu. Selain itu, ASI yang sehat semestinya tidak mengandung gumpalan alias partikel yang mencurigakan.
3. Bau seperti susu segar
ASI yang sehat mempunyai aroma seperti susu sapi, tetapi lebih lembut dan manis. Namun, ASI juga dapat mempunyai aroma seperti sabun yang disebabkan oleh tingginya kadar enzim lipase, yang membantu memecah lemak.
Di sisi lain, ASI yang sudah dicairkan dan dicairkan mungkin mempunyai sedikit aroma asam, tetapi dianggap normal. Namun, jika ASI berbau asam, yang dihasilkan dari ASI perah yang tidak disimpan dengan benar, maka bakal mempunyai aroma yang tidak sedap, mirip dengan susu sapi asam.
4. Rasa manis ASI
ASI semestinya mempunyai rasa yang sedikit manis dan lembut. Namun, rasa ASI dapat berubah lantaran makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Misalnya, jika ibu mengonsumsi rempah-rempah yang kuat alias bawang putih, ASI-nya mungkin mempunyai aroma dan rasa yang sedikit pedas alias seperti bawang putih.
5. Mengandung nutrisi lengkap
ASI yang sehat menyediakan semua nutrisi krusial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. ASI yang baik kudu mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, serta antibodi dan aspek imun lainnya yang membantu melindungi bayi dari infeksi.
6. Mengandung antibodi dan aspek imun
ASI yang sehat mengandung antibodi, enzim, dan aspek imun lainnya yang membantu melindungi bayi dari jangkitan dan penyakit. Selain itu, ASI juga mengandung aspek imunologi yang sangat krusial untuk meningkatkan sistem imun bayi yang rentan seperti dikutip dari laman Morlactan.
7. Mudah dicerna
ASI yang sehat biasanya lebih mudah dicerna bayi dibandingkan dengan susu formula alias makanan lainnya. ASI secara alami disesuaikan dengan kebutuhan pencernaan bayi dan mudah dicerna oleh sistem pencernaannya.
8. Perubahan komposisi
ASI mempunyai keahlian untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan bayi dari waktu ke waktu. Komposisi ASI dapat berubah sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi, memberikan nutrisi yang tepat pada setiap tahap perkembangan.
9. Kuantitas produksi yang memadai
ASI yang sehat diproduksi dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Produksi ASI yang cukup dapat dipertahankan melalui pemberian ASI yang sering dan pemberian makanan yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
10. Perkembangan bayi yang baik
Selain langkah di atas, langkah mudah untuk menilai kualitas ASI adalah dengan mengawasi pertumbuhan dan pola makan bayi.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)