Jakarta -
Bulan Ramadhan menjadi momen pembelajaran yang penuh makna bagi anak-anak, terutama dalam menjalankan ibadah puasa. Pemenuhan gizi saat sahur dan berbuka tentu sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan mereka, Bunda.
Saat belajar berpuasa penuh sehari, anak-anak mungkin tetap merasa berat. Oleh lantaran itu, mereka biasanya memulai dengan berpuasa separuh hari agar tidak mudah lemas. Padahal, perbedaannya hanya terletak pada waktu makan dan intensitas pemenuhan gizinya, Bunda.
Jika Si Kecil terbiasa makan tiga kali sehari, maka saat berpuasa dia hanya mempunyai waktu makan dua kali sehari, ialah saat sahur dan berbuka. Hal yang sama juga bertindak untuk kebutuhan cairannya. Dengan begitu, Bunda juga perlu memastikan asupan nutrisi yang cukup agar anak tetap berenergi sepanjang hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada menu sahur, disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, serta serat yang cukup agar dapat menjaga rasa kenyang lebih lama. Selain itu, Bunda dapat mengarahkan Si Kecil untuk minum air putih secara rutin agar kebutuhan cairannya tetap terpenuhi.
Ketika berbuka puasa, Bunda dapat memberikan makanan yang mudah dicerna terlebih dahulu, seperti kurma alias buah-buahan. Setelah itu, anak dapat makan makanan utama yang mengandung nutrisi seimbang, termasuk protein, lemak sehat, dan vitamin untuk mengembalikan daya tubuh.
Bunda juga dapat mengajarkan anak untuk menghindari makanan yang terlalu berminyak alias terlalu manis agar tidak mengganggu sistem pencernaan. Di samping itu, anak juga dapat membaca angan untuk menghilangkan haus dan lapar saat berpuasa.
Doa agar tidak lapar dan haus saat puasa
Setelah Si Kecil sahur, berikut referensi angan yang dapat Si Kecil amalkan untuk menahan rasa lapar dan haus seperti dikutip dari kitab Pintar Ibadah oleh Ustaz Fatkhur Rahman:
الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِ بَنِي وَالَّذِي هُوَ يُطِعُنِي وَيَسْتَقْينِي وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِي
Alladzii khalaqanii fahuwa yahdiinii walladzii huwa yuth imunii wayasqiinii wa idzaa maridltu fahuwa yasyfinii.
Artinya: Allah Dzat yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjukkanku dan Dialah yang memberi makan dan minumku. Apabila saya sakit, maka Dialah yang menyembuhkanku.
Kemudian, Bunda juga dapat mengajarkan anak untuk membaca surat Al-Kautsar pada minuman ketika sahur. Seperti yang diketahui, surat Al-Kautsar dapat membikin seseorang tidak kehausan saat menjalankan ibadah puasa. Surat ini dibaca sebanyak 7 kali lampau ditiupkan ke minuman saat sahur.
Adapun referensi surat Al-Kautsar ialah sebagai berikut:
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ
innâ a‘thainâkal-kautsar
Artinya: Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
fa shalli lirabbika wan-ḫar
Artinya: Maka laksanakanlah shalat lantaran Tuhanmu, dan berkurban lah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
inna syâni'aka huwal-abtar
Artinya: Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
Cara mencegah dehidrasi saat anak puasa
Setiap anak pastinya kerap merasa haus ketika berpuasa, Bunda. Walau begitu, terkadang anak menjadi malas untuk mengonsumsi cairan sehingga asupan hariannya tidak terpenuhi.
Demi kebutuhan cairan anak tetap terpenuhi, Bunda dapat mengarahkan Si Kecil untuk sering minum air mineral saat sahur dan berbuka. Jika Si Kecil malas untuk meminum air mineral, Bunda dapat mengganti dengan susu alias buah-buahan sebagai kebutuhan cairannya.
Dokter Spesialis Anak RS Hermina Jatinegara, dr. Mira Dewita, Sp.A, menjelaskan mengenai jumlah kebutuhan cairan anak. "Pada dasarnya, kebutuhan cairan anak bervariasi berasas usia dan berat badan. Rumusnya, 10 kg pertama dikali 100 ml, sedangkan 10 kg berikutnya dikali 50 ml," ujarnya pada tim HaiBunda.
Nutrisi krusial untuk kesehatan anak selama berpuasa
Ilustrasi anak belajar puasa/Foto: iStock
Dilansir dari beragam sumber, ada beberapa perihal yang perlu Bunda perhatikan mengenai gizi anak saat berpuasa, baik sahur maupun berbuka. Agar tak salah langkah, berikut deretannya:
Dikutip dari kitab Sukses Melatih Anak Berpuasa oleh Ummu Qhania, Bunda dan Ayah perlu memastikan kebutuhan nutrisi anak terpenuhi agar metabolisme mereka siap menjalani puasa. Salah satu caranya adalah dengan memberikan makanan yang seimbang.
Menu sahur dan berbuka disarankan mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serta serat untuk mendukung daya dan kesehatan anak selama berpuasa. Selain itu, pastikan anak mendapatkan asupan cairan yang cukup agar terhindar dari dehidrasi.
2. Arahkan makanan tinggi serat dan protein
Makanan tinggi serat serta kaya protein nabati maupun hewani, memberi untung meski memerlukan waktu lama untuk dicerna. Hal ini membikin lambung tetap terisi lebih lama, sehingga rasa kenyang bisa memperkuat lebih lama.
Sumber makanan tersebut dapat diperoleh dari karbohidrat kompleks seperti gandum, sereal, dan beras merah, serta dari sayuran, buah-buahan, daging, dan telur. Daging dan telur sendiri memerlukan waktu sekitar 5-6 jam untuk dicerna, sehingga dapat membantu anak menahan rasa lapar saat berpuasa.
3. Meminum susu saat sahur
Dokter Spesialis Anak, dr. Jeshika Febi Kusumawati, Sp.A menyarankan untuk menambahkan susu sebagai menu sahur anak. Bagi Si Kecil yang berumur 5 tahun, pemisah maksimal diberikan sampai 600 ml per hari.
"Untuk anak usia di atas 5 tahun pun, maksimal minum susu adalah 500 sampai 600 mililiter (ml) per hari. Jumlah ini tak bakal cukup memenuhi kebutuhan kalori dan cairan anak selama puasa," kata dr. Jeshika kepada HaiBunda.
Terlebih, Jeshika juga mengatakan untuk menghindari memberikan anak sahur hanya dengan minum susu ya, Bunda. Hal ini lantaran susu tidak bakal memenuhi gizi seimbang anak sehingga mereka susah menahan lapar.
4. Porsi makan anak
Bunda perlu memberikan makanan sahur dan berbuka pada anak yang mengandung 50-60 persen karbohidrat, 25 persen protein, dan 15-25 persen lemak. Di samping itu, Bunda juga dapat menghitung kalori yang dibutuhkan anak sesuai dengan berat badannya.
Memenuhi asupan nutrisi anak saat berpuasa tidak bisa dilakukan sembarangan, Bunda. Meski kebutuhan kalorinya tetap sama seperti saat tidak berpuasa, krusial untuk membagi porsi makan dengan jeli selama Ramadhan.
Dokter Jeshika menyarankan untuk membikin agenda makan anak terbagi menjadi sahur dan berbuka.
"Dengan agenda pembagian makan anak, Bunda dapat memastikan kedua waktu makan ini dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya," ujarnya.
Secara biologis, tubuh dapat memperkuat tanpa makanan hingga 16 jam. Jika lebih dari itu, metabolisme bisa terganggu. Sehingga, waktu berbuka menjadi momen krusial untuk menjaga keseimbangan metabolisme tubuh Si Kecil selama berpuasa.
Itulah referensi angan agar tidak haus dan lapar saat puasa dan tips pemenuhan gizi untuk Si Kecil. Semoga berfaedah untuk mendukung kegiatan Ramadhan Si Kecil, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)