Bagaimana Muslim Memaknai Musibah?

Mar 04, 2025 07:37 PM - 1 minggu yang lalu 8712

ILUSTRASI Muslim berdoa. Bagaimana semestinya Muslim memaknai musibah yang datang menimpanya

KincaiMedia, JAKARTA -- Secara kebahasaan, musibah berasal dari kata bahasa Arab yang akarnya dari ashaaba, yushiibu, mushiibatan. Itu berfaedah 'segala yang menimpa pada sesuatu', baik berupa kesenangan maupun kesusahan.

Namun, musibah umumnya dipahami sebagai perihal yang selalu identik dengan kesusahan. Padahal, kesenangan yang dirasakan pada hakikatnya musibah juga. Dengan musibah, Allah SWT hendak menguji siapa yang paling baik amalnya.

''Sesungguhnya kami telah jadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, lantaran Kami hendak memberi ujian kepada mereka, siapakah di antara mereka yang paling baik amalnya.'' (QS Al-Kahfi (18): 7)

Ada tiga golongan manusia dalam menghadapi musibah. Pertama, orang yang menganggap bahwa musibah adalah sebagai balasan dan balasan kepadanya. Sehingga, dia selalu merasa sempit dada dan selalu mengeluh.

Kedua, orang yang menilai bahwa musibah adalah sebagai penghapus dosa. Ia tidak pernah menyerahkan apa-apa yang menimpanya selain kepada Allah SWT. Ketiga, orang yang meyakini bahwa musibah adalah ladang peningkatan ketaatan dan takwanya. Orang yang seperti ini selalu tenang serta percaya bahwa dengan musibah itu Allah SWT menghendaki kebaikan bagi dirinya.

Musibah yang ditimpakan kepada manusia ada dua macam. Pertama, musibah dunia; dan kedua, musibah akhirat. Musibah bumi salah satunya adalah ketakutan, kelaparan, kematian, dan sebagainya sebagaimana Allah SWT jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 155. ''Dan pasti bakal kami uji kalian dengan sesuatu dari ketakutan, dan kelaparan, dan kekurangan kekayaan dan jiwa dan buah-buahan, dan berilah berita ceria bagi orang-orang yang sabar.'' Adapun musibah alambaka adalah orang yang tidak punya kebaikan saleh dalam hidupnya, sehingga jauh dari pahala. Rasulullah SAW pernah bersabda, ''Orang yang terkena musibah, bukanlah seperti yang kalian ketahui, tetapi orang yang terkena musibah ialah yang tidak memperoleh amal (pahala) dalam hidupnya.''

sumber : Hikmah Republika oleh Deni Rahman

Selengkapnya