Bakteri Penghasil Listrik: Terobosan Baru Untuk Energi Bersih

May 02, 2025 08:47 PM - 2 minggu yang lalu 19086

Kincai Media – Bayangkan jika limbah rumah tangga alias air kotor bisa diubah menjadi sumber daya bersih. Itulah yang mungkin terjadi berkah penemuan terbaru tentang kuman penghasil listrik. Penelitian mutakhir dari Rice University mengungkap gimana mikroorganisme ini “bernapas” dengan langkah yang sama sekali berbeda dari makhluk hidup lainnya—dengan melepaskan partikel ke lingkungan sekitarnya.

Bakteri penghasil listrik dalam penelitian daya bersih

Tim yang dipimpin oleh Caroline Ajo-Franklin, guru besar biosains di Rice University, sukses memecahkan misteri gimana kuman tertentu memperkuat hidup tanpa oksigen dengan mengandalkan proses elektrokimia. “Ini seperti menemukan bahasa rahasia yang digunakan kuman selama miliaran tahun,” ujar Ajo-Franklin dalam pernyataannya. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Cell dan bisa menjadi kunci untuk teknologi daya terbarukan yang lebih efisien.

Bagaimana Bakteri “Bernapas” Tanpa Oksigen?

Sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia, berjuntai pada oksigen untuk menghasilkan energi. Namun, bakteri—yang telah ada jauh sebelum oksigen melimpah di Bumi—mengembangkan langkah lain untuk bertahan. Di lingkungan ekstrem seperti dasar laut alias usus manusia, beberapa kuman menggunakan senyawa berjulukan naphthoquinones sebagai “kurir” elektron. Proses ini disebut extracellular electron transfer (EET) dan mirip dengan langkah baterai melepaskan arus listrik.

Biki Bapi Kundu, peneliti utama dalam studi ini, menjelaskan: “Naphthoquinones mengambil partikel dari dalam sel kuman dan membawanya ke permukaan. Ini seperti sistem pengiriman paket molekuler yang memungkinkan kuman tetap hidup meski tanpa oksigen.” Simulasi komputer menunjukkan bahwa kuman bisa tumbuh subur di permukaan konduktif dengan melepaskan elektron—sebuah temuan yang kemudian dikonfirmasi melalui penelitian laboratorium.

Dampak Revolusioner untuk Teknologi Hijau

Penemuan ini bukan sekadar pengetahuan akademis. Ajo-Franklin menegaskan bahwa sistem EET bisa dimanfaatkan untuk:

  • Pengolahan limbah: Bakteri penghasil listrik dapat menetralkan polutan sekaligus menghasilkan energi.
  • Bioproduksi: Industri bisa lebih efisien dengan memanfaatkan metabolisme bakteri.
  • Penyerapan karbon dioksida: Bakteri mungkin menjadi “pabrik” alami untuk mengubah CO2 menjadi senyawa berguna.

China apalagi telah mengembangkan baterai berbasis kuman dengan efisiensi 99%, menunjukkan potensi komersial dari teknologi ini. Sementara itu, penemuan lain seperti panel surya transparan dan proyek AI ramah lingkungan turut memperkaya lanskap daya bersih.

Namun, tantangan tetap ada. “Kami tetap perlu memahami sepenuhnya gimana mengoptimalkan proses ini di skala industri,” tambah Kundu. Meski demikian, temuan ini membuka pintu bagi era baru di mana kuman tidak lagi dianggap sebagai ancaman, melainkan mitra dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan.

Selengkapnya