Jakarta -
Gumoh pada bayi memang perihal yang normal terjadi. Tetapi, saat bayi gumoh setelah menyusui, apakah tanda rasa ASI tidak enak?
Sebagai ibu baru, merawat bayi yang mengalami gumoh bisa membikin mereka stres. Hal ini dikarenakan mereka sangat cemas tentang kesehatan dan gangguan pertumbuhan pada bayinya.
Penyebab bayi ASI gumoh alias muntah
Ya, gumoh memang kejadian yang sangat umum terjadi pada bayi yang sehat. Dan, biasanya perihal ini tidak bakal menimbulkan masalah apa pun mengenai pertumbuhan alias perkembangan pada bayi. Ini sering terjadi lantaran sistem pencernaan bayi belum matang sehingga isi perutnya lebih mudah mengalir kembali ke kerongkongan.
Selain itu, beberapa aspek berbeda juga dapat menyebabkan bayi gumoh, termasuk di antaranya ketika mereka terlalu banyak minum susu dan terlalu sigap saat minum susu. Biasanya, ini terjadi ketika bayi menyusu dengan sangat sigap alias ketika tetek ibu terlalu penuh, seperti dikutip dari laman Texaschildrens.
Sering kali, jumlah gumoh yang keluar dapat tampak jauh lebih banyak daripada yang sebenarnya. Kemudian, sensitivitas makanan dapat menyebabkan bayi sering gumoh. Serta, produk yang mengandung susu sapi dalam makanan ibu alias bayi kerap menjadi sensitivitas makanan yang umum.
Tak hanya itu, beberapa bayi kerap teralihkan perhatiannya saat menyusu di tetek sehingga mereka menarik diri untuk memandang sekeliling. Hal inilah yang dapat menyebabkan bayi menelan udara dan lebih sering gumoh. Kelebihan pasokan ASI alias pengeluaran yang kuat (refleks pengeluaran ASI) dapat menyebabkan indikasi seperti refluks pada bayi.
Jika bayi tampak nyaman dan makan dengan baik, bertambah berat badan, serta berkembang secara normal, biasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Seiring pertumbuhan dan bertambahnya usia bayi, mereka biasanya lebih jarang gumoh ya, Bunda. Sebagian besar bakal berakhir gumoh pada usia 12 bulan.
Ciri-ciri ASI lama yang tak layak minum
ASI lama menjadi akibat yang mungkin dialami sebagian ibu menyusui. Biasanya, ASI lama ditandai dengan aroma masam yang kuat di mana menjadi indikasi bahwa ASI tersebut telah basi.
Saat susu mulai basi, baunya juga bakal tidak sedap dan tengik ya, Bunda. Dan, seiring waktu, aroma tak sedap tersebut semakin kuat, seperti dikutip dari laman Healthline.
Ciri lain dari ASI lama yang tak layak minum ialah rasa dari ASI mulai berubah, lantaran rasa manis alami susu segar dengan sigap digantikan oleh rasa yang agak masam alias masam.
Dengan waktu yang cukup, tekstur dan warna susu yang sudah lama juga bakal berubah. Susu mungkin mulai membentuk tekstur berlendir, kental, dan berwarna kuning kusam.
Kecepatan susu lama berjuntai pada banyak faktor, termasuk jumlah kuman pembusuk yang ada, suhu penyimpanan susu, dan paparan cahaya.
Jika Bunda tidak percaya apakah ASI Bunda lama alias tidak, mulailah dengan mengendusnya. Jika tidak berbau, cobalah teguk sedikit sebelum menuangkannya ke dalam gelas penuh alias memberikannya pada bayi.
Berikut ini beberapa tanda lain bahwa ASI sudah lama ya, Bunda:
1. Aroma
Ciumlah ASI setelah menyimpannya selama beberapa waktu. ASI segar mempunyai aroma manis, sedikit manis, alias seperti sabun. Jika ASI berbau masam alias tengik, maka ini mungkin merupakan tanda bahwa ASI tersebut sudah tidak baik.
2. Penampakan ASI
ASI segar biasanya berwarna putih, kuning muda, krem, alias putih kebiruan. Selain itu, setelah disimpan selama beberapa waktu, ASI dapat terpisah menjadi dua lapisan, ialah susu encer dan susu kental. Susu encer terlihat di bagian bawah, sedangkan lapisan kental terlihat di bagian atas. Jika Bunda mengaduk susu beberapa kali dan tetap terpisah menjadi 2 lapisan, itu mungkin menunjukkan bahwa ASI sudah lama seperti dikutip dari laman Breastfeedingperspectives.
3. Rasa
Terkadang Bunda dapat mencoba mencicipinya. Jika Bunda merasakan rasa masam alias tengik setelah disimpan di lemari es selama beberapa waktu, itu bisa menjadi tanda bahwa ASI tersebut basi.
Namun, perihal ini mungkin lebih susah diketahui jika ASI mempunyai kadar lipase tinggi dan disimpan dalam keadaan kaku selama beberapa waktu. ASI dengan kadar lipase tinggi mungkin mempunyai rasa yang tidak lezat setelah dibekukan, meskipun sebenarnya tidak ada yang salah dengan perihal itu.
Selain itu, jika ASI biasanya tidak mempunyai rasa seperti itu setelah disimpan, maka itu juga bisa menjadi tanda bahwa ASI tersebut telah rusak.
Tips agar bayi tidak gumoh setelah menyusui
Gumoh pada bayi dapat diminimalisasi dengan beberapa upaya preventif ya, Bunda. Berikut ini di antaranya:
1. Jaga bayi tetap tegak
Cobalah menyusui bayi dengan langkah ini dan jaga agar bayi tetap tegak selama sekitar 30 menit setelah menyusu.
2. Hindari terlibat dalam permainan aktif langsung setidaknya selama 30 menit setelah menyusu
Permainan aktif meliputi penggunaan bangku goyang, bangku getar, ayunan bayi, alias mengayunkan bayi sembari melangkah alias menggendong.
3. Menyendawakan bayi
Sering bersendawa selama dan setelah setiap menyusui dapat mencegah udara menumpuk di perut bayi
4. Hindari menyusui berlebihan
Menyusui bayi dalam jumlah sedikit tetapi lebih sering dapat membantu mengurangi gumoh.
5. Tidurkan bayi dalam posisi telentang
Membaringkan bayi dalam posisi tengkurap untuk mencegah gumoh tidak dianjurkan.
6. Pantau pola makan dengan saksama jika Bunda menyusui
Jika Bunda merasa ada makanan tertentu yang mungkin mengganggu perut bayi, cobalah untuk menghindarinya untuk sementara waktu.
7. Berkonsultasi dengan dokter
Jika Bunda memandang penurunan berat badan, gumoh yang kuat, rewel, alias indikasi lainnya, bicarakan dengan master anak tentang kekhawatiran tersebut untuk mendapatkan solusi lebih lanjut.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)