Bayi Jarang Pipis Tapi Berkeringat, Normalkah?

Mar 26, 2025 09:00 PM - 1 bulan yang lalu 38281

Jakarta -

Saat bayi jarang pipis, biasanya orang tua bakal mulai khawatir. Terlebih jika kemudian Si Kecil banyak berkeringat. Benarkah bisa jadi tanda dehidrasi?

Dikutip dari Parents, jika bayi menyusu secara teratur, maka gelombang pipisnya kemungkinan besar bakal lancar. Jangan lupa untuk selalu memantau popok basah untuk memastikannya. 

Secara umum, bayi baru lahir kudu pipis minimal tiga kali pada hari ke-3 kehidupannya. Pada hari ke-6, popok basah harian meningkat menjadi sekitar 6 alias lebih.

Frekuensi pipis bayi baru lahir

Bayi baru lahir bakal menyesuaikan diri dengan pola menyusu dengan baik pada minggu kedua kehidupannya. Bunda kudu memandang setidaknya 6-8 popok basah setiap hari, tetapi bisa juga sampai hingga 10 alias lebih.

Saat bayi baru lahir tidak mengeluarkan cukup urine alias apalagi tidak pipis sama sekali, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter.

Penyebab bayi jarang pipis

Apa saja yang menjadi aspek penyebab bayi jarang pipis? Berikut ulasannya, Bunda:

1. Dehidrasi

Dehidrasi merupakan salah satu penyebab paling umum berkurangnya gelombang buang air mini pada bayi baru lahir. Hal ini dapat terjadi jika bayi tidak menyusu dengan baik, baik melalui ASI maupun susu formula.

Tanda-tanda dehidrasi meliputi bibir kering, mata cekung, dan berkurangnya gelombang buang air kecil. Penting untuk memastikan bahwa bayi menyusu secara teratur untuk menghindari dehidrasi.

2. Asupan ASI yang tidak memadai

Pada hari-hari awal kehidupannya, beberapa bayi baru lahir mungkin mengalami kesulitan untuk menyusu alias mengisap, yang dapat mengakibatkan asupan ASI yang tidak mencukupi. Jika bayi tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, tubuhnya bakal memproduksi lebih sedikit urine. 

3. Penyakit alias jangkitan tertentu

Infeksi tertentu, seperti jangkitan saluran kemih (ISK), juga dapat menyebabkan berkurangnya gelombang buang air kecil.

Dalam kasus tersebut, krusial untuk berkonsultasi dengan master anak lantaran jarang pipis bisa disebabkan oleh kondisi mendasar yang lebih serius.

4. Kepanasan

Cuaca panas alias penggunaan kain bedong yang berlebihan dapat menyebabkan kepanasan, berujung pada bayi jadi lebih banyak berkeringat dan jarang pipis.

Pastikan bayi berada di lingkungan yang sejuk dan nyaman, serta berpakaian dengan tepat sesuai suhu untuk mencegah dehidrasi.

5. Masalah ginjal bawaan

Dalam kasus yang jarang terjadi, bayi baru lahir mungkin mempunyai masalah ginjal alias saluran kemih, seperti kelainan bawaan yang dapat memengaruhi keahlian mereka untuk memproduksi urine. 

Jika berkurangnya gelombang buang air mini terus-menerus dan indikasi lainnya muncul, master mungkin bakal merekomendasikan untuk memeriksa masalah struktural pada ginjal alias kandung kemih.

6. Penyakit kuning

Penyakit kuning pada bayi baru lahir dapat menyebabkan bayi jadi lemas, sehingga susah menyusu secara efektif. Ketika bayi tidak menyusu dengan baik, mereka mungkin memproduksi lebih sedikit urine.

7. Lahir prematur

Bayi prematur sering kali mempunyai beberapa keterlambatan perkembangan organ, termasuk ginjal. Hal ini dapat memengaruhi keahlian mereka untuk memproduksi urine. 

Meskipun perihal ini biasanya membaik seiring pertumbuhan mereka, bayi prematur mungkin memerlukan pemantauan lebih ketat untuk memastikan mereka terhidrasi dengan cukup dan memproduksi cukup urine.

Bayi jarang pipis tapi berkeringat

Ilustrasi Bayi Baru Lahir Sering BABIlustrasi/Foto: iStock

Dikutip dari What to Expect, bayi dapat memperoleh semua cairan yang mereka butuhkan, tapi tetap berisiko mengalami dehidrasi karena tubuhnya belum dapat menyimpan banyak cairan.

Misalnya jika bayi terpapar suhu ekstrem alias kehilangan cairan lantaran muntah, diare, alias berkeringat, dia dapat mengalami dehidrasi dengan cepat. Berikut beberapa tanda dehidrasi pada bayi yang perlu diwaspadai:

  • Frekuensi pipis kurang dari 6 kali dalam 24 jam alias popoknya tetap kering selama 2-3 jam (ini tanda bahwa produksi urine sangat sedikit).
  • Urine yang tampak berwarna kuning tua dan lebih pekat.
  • Bibir tampak pecah-pecah.
  • Menangis tanpa air mata.
  • Kulit tampak kering dan kendur (tidak kembali ke corak semula saat ditekan dengan lembut).
  • Mata cekung.

Jadi, saat bayi berkeringat terlalu banyak, dia menjadi lebih rentan mengalami dehidrasi. Perhatikan andaikan tanda-tanda lain dehidrasi sudah muncul, termasuk jarang pipis dan mata cekung.

Penanganan dehidrasi pada bayi

Teruslah berikan ASI dan/atau susu formula secara teratur, setidaknya sesering biasanya. Untuk bayi berumur 6 bulan ke atas dan sudah mulai MPASI, pastikan untuk memberi tambahan cairan dari makanan berkuah. 

Jika terjadi kehilangan cairan yang cukup banyak, terutama saat bayi sudah mengalami diare dan muntah, jangan tunda untuk konsultasi ke dokter. Dokter mungkin menyarankan untuk memberikan cairan pengganti elektrolit kepada bayi yang usianya sudah lebih tua, guna menggantikan natrium dan kalium yang lenyap saat diare dan/atau sedikit air.

Pastikan Bunda untuk selalu mengikuti saran master tentang gimana dan kapan memberikan penanganan ini kepada bayi yang mengalami dehidrasi.

Penyesuaian sederhana lainnya, seperti menurunkan suhu bilik alias mengenakan lebih sedikit lapisan pakaian, sudah cukup membikin bayi lebih nyaman agar tidak banyak berkeringat lagi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Selengkapnya