Belajar Dari Runtuhnya Andalusia (bagian Iii)

Jan 02, 2025 05:11 PM - 1 bulan yang lalu 48928

Peta daerah kekuasaan Bani Nashr, pemuka Taifa Granada abad ke-13 hingga 15. Granada adalah daulah Islam terakhir di Andalusia (Spanyol kini).

KincaiMedia, JAKARTA -- Denting ancaman mulai bersuara ketika sejumlah bangsawan Bani Nashr---dinasti pendiri taifa Granada di Andalusia---terlibat persaingan keras. Mereka tidak canggung lagi untuk berebut kuasa alias mempertahankan kedudukan.

Ketika seorang raja mangkat, maka pada saat yang sama anak-anaknya saling berkonflik untuk mengeklaim takhta. Dampaknya, rasa persatuan kian melemah alias apalagi lenyap sama sekali.

Saat Amir Ali Abi al-Hasan memimpin, terasa betul bahwa Granada kian mengalami kemunduran. Kas negara di periode kebangkrutan. Sebab, sang pemimpin lebih doyan hidup berfoya-foya daripada memerhatikan kesejahteraan rakyat. Ia juga mengabaikan keperluan militer sehingga pertahanan kerajaan kian rapuh.

Seakan tidak cukup dengan keadaan koruptif demikian, perang kerabat kemudian terjadi. Yang paling keras adalah perselisihan antara faksi yang pro-Muhammad XII dan Muhammad al-Zagal. Ini sesungguhnya bentrok antara keponakan dan pamannya.

Dalam sebuah misi militer, Amir Ali Abi al-Hasan berbareng dengan al-Zagal sukses mengusir pasukan Raja Ferdinand II. Bukannya turut senang, Muhammad XII kian dengki memandang kemenangan tersebut. Ia juga khawatir, nama keduanya semakin terkenal di tengah rakyat.

Ketika akhirnya al-Zagal naik takhta, kebencian Muhammad XII tak lagi terbendung. Sang keponakan lantas melancarkan serangan ke istana. Demi memuluskan ambisinya, dia bekerja sama dengan koalisi kerajaan-kerajaan Kristen.

Bukan main gembiranya Ferdinand. Terlebih lagi, raja Kristen itu telah sepakat dengan Ratu Isabella dari Kastila. Keduanya menggabungkan kekuatan militer masing-masing negerinya. Tujuannya meneguhkan koalisi Salibis demi mengusir daulah Islam dari Hispania untuk selamanya.

Muhammad XII menerima support pasukan Kristen. Untuk itu, bangsawan Bani Nashr ini telah berjanji kepada Ferdinand dan Isabella untuk menyerahkan kedaulatan Granada andaikan al-Zagal lengser dari bangku kekuasaan. Inilah awal dari perang kerabat yang mengakhiri riwayat ratusan tahun Andalusia di Iberia.

Selengkapnya