
Kincai Media – Belakangan ini, media sosial diramaikan oleh video ijab kabul artis Luna Maya dan suaminya yang dinilai sebagian orang tidak sah lantaran terdapat jarak yang dianggap terlalu lama antara ijab dan kabul. Lantas, benarkah janji nikah Luna Maya, dan semisalnya menjadi tidak sah hanya lantaran ada jarak tersebut?
Dalam fikih Islam, redaksi ijab dan kabul (shighat) memang merupakan unsur krusial dalam janji nikah. Salah satu syarat sahnya adalah tidak adanya jarak panjang yang memutus kesinambungan antara dua ucapan tersebut. Lalu, seperti apa batas “jeda” yang dimaksud?
Jeda Panjang yang Membatalkan Akad
Imam Khathib Asy-Syarbini menjelaskan dalam Mughni al-Muhtaj:
ويشترط أن لا يطول الفصل بين الإيجاب والقبول ولو بكتابة أو إشارة أخرس، وقوله (بين لفظيهما) مثال. ولو عبر بما قدرته كان أولى، فإن طال ضر؛ لأن طول الفصل يخرج الثاني عن أن يكون جوابا عن الأول، والطويل كما قال في زيادة الروضة في النكاح: هو ما أشعر بإعراضه عن القبول، بخلاف الفصل اليسير لعدم إشعاره بالإعراض عن القبول.
“Disyaratkan tidak ada jarak panjang antara ijab dan kabul, meskipun dilakukan melalui tulisan alias isyarat bagi orang bisu. Jika jarak terlalu lama, maka kabul tidak lagi dianggap sebagai jawaban dari ijab. Panjangnya jarak menurut kitab Ziyadat al-Raudhah adalah jika jarak itu mengesankan adanya penolakan terhadap ijab, berbeda dengan jarak ringan yang tidak mengesankan penolakan.” (Mughni al-Muhtaj, jilid 2, hal. 329)
Dengan kata lain, jarak yang membatalkan janji adalah yang cukup lama sehingga ucapan kabul tidak lagi dianggap sebagai jawaban atas ijab yang diucapkan sebelumnya.
Apakah Akad Harus Tanpa Jeda Sama Sekali?
Meski ijab dan kabul kudu sambung-menyambung, perihal itu tidak berfaedah tidak boleh ada jarak sama sekali. Jeda ringan seperti menghela napas, menelan ludah, alias bersin termasuk perihal yang tetap ditoleransi.
Namun, andaikan jarak terlalu panjang—hingga misalnya wali pengantin berubah pikiran alias ada kesan ragu-ragu dari mempelai pria—maka ijab kabul perlu diulang.
Dalam beberapa tradisi, ucapan kabul didahului dengan prolog alias khutbah singkat. Fikih membolehkan perihal ini selama khutbah tersebut tidak panjang dan isinya tetap berangkaian dengan janji nikah.
Imam Al-Bujairimi menjelaskan dalam Hasyiyah al-Qulyubi:
قوله: ولا يضر تخلل خطبة خفيفة أي غير طويلة بأن تشتمل على حمد وصلاة ووصية بالتقوى، أما إذا طالت فيضر لإشعاره بالإعراض، وضبط القفال الطول بأن يكون زمنه لو سكتا فيه لخرج الجواب عن كونه جوابا، والأولى ضبطه بالعرف.
“Tidak kenapa jika redaksi kabul disertai khutbah singkat seperti hamdalah, shalawat, dan wasiat takwa. Jika khutbah itu terlalu panjang, maka batal lantaran dianggap beralih dari ijab. Ukuran panjang menurut Imam al-Qaffal adalah jika dalam waktu tersebut seseorang tak bersuara saja, maka kabulnya tidak lagi dianggap sebagai jawaban. Ukuran terbaik adalah budaya kebiasaan masyarakat setempat.” (Hasyiyah al-Qulyubi, jilid 2, hal. 194)
Contoh khutbah ringan yang dibolehkan:
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، أوصيكم بتقوى الله، قبلت نكاحها.
“Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam bagi Rasulullah, saya beramanat kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah. Aku terima nikahnya…”
Sementara itu, khutbah yang dilakukan oleh wali sebelum ijab, meski panjang, tidak membatalkan janji lantaran tidak dianggap sebagai jarak antara ijab dan kabul.
Berdasarkan penjelasan ustadz fikih di atas, janji nikah Luna Maya yang viral tersebut tetap sah, selama jarak yang terjadi tidak dianggap sebagai corak beralih (i’radh) dari ijab dan kabul tetap menyambung secara makna. Wallahu a’lam bish-shawab.