Jakarta -
Kehamilan sering kali dikaitkan dengan perubahan tubuh yang memicu penuaan pada perempuan. Lantas, benarkah kehamilan dapat mempercepat penuaan ya, Bunda?
Perlu diketahui, penuaan adalah proses patofisiologis yang berjenjang dan tidak dapat diubah. Melansir dari laman Nature, proses penuaan bakal disertai dengan penurunan kegunaan jaringan dan sel serta peningkatan signifikan dalam akibat beragam penyakit, termasuk penyakit neurodegeneratif, penyakit kardiovaskular, penyakit metabolik, penyakit muskuloskeletal, dan penyakit sistem kekebalan tubuh.
Penuaan merupakan perubahan alami yang dimulai pada awal masa dewasa, Bunda. Tetapi, beberapa orang percaya bahwa prosesnya dapat dipercepat lantaran beberapa faktor, salah satunya kehamilan.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Yale School of Medicine menunjukkan bahwa kehamilan memang dapat mempercepat penuaan. Dalam studi yang dipublikasikan dalam Cell Metabolism tahun 2024 ini menjelaskan bahwa dari awal hingga akhir kehamilan, alias periode sekitar 20 minggu, usia biologis ibu meningkat sekitar dua tahun, yang artinya menunjukkan bahwa kehamilan memang dapat mempercepat penuaan.
Namun, ketika tim peneliti memeriksa usia biologis ibu di tiga bulan pasca melahirkan, mereka mendapati temuan yang mengejutkan. Usia biologis ibu rupanya turun setelah melahirkan, Bunda.
"Pada tiga bulan pasca persalinan, kami memandang penurunan usia biologis yang sangat besar, sebanyak 8 tahun untuk beberapa individu, jadi sementara kehamilan meningkatkan usia biologis, ada pemulihan yang jelas (dan nyata) pada pasca persalinan," kata asisten guru besar Yale Child Study Center, Kieran O'Donnell, PhD, dilansir laman Yale School of Medicine.
Penulis utama studi yang merupakan mahir biostatistik, Hung Pham, juga menemukan bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu sebelum mengandung berakibat negatif pada pengaruh pemulihan mengenai proses penuaan. Mereka yang IMT-nya negatif menghasilkan perkiraan usia biologis yang lebih tinggi pasca persalinan. Sebaliknya, kegiatan menyusui dapat menghasilkan penurunan yang lebih tajam pada usia biologis sejak mengandung hingga tiga bulan pasca persalinan.
"Banyak yang perlu ditindaklanjuti di sini. Pertama, kita tidak tahu apakah pengaruh pemulihan pasca persalinan relevan untuk hasil kesehatan jangka pendek alias jangka panjang, dan apakah pengaruh ini terakumulasi selama kehamilan berikutnya," ungkap O'Donnell.
"Demikian pula, kita tidak tahu apakah penurunan usia biologis pasca persalinan hanyalah sistem yang pulih ke usia biologis sebelum kehamilan alias justru kehamilan dapat mempunyai pengaruh peremajaan," sambungnya.
Lebih detail, penelitian ini menemukan bahwa kehamilan bakal meningkatkan usia biologis Bunda lebih tua satu hingga dua tahun. Namun, penuaan ditemukan berkurang sebanyak 16 persen setelah tiga bulan dari saat wanita melahirkan.
Ilustrasi Ibu Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/PonyWang
Temuan studi ini menjadi salah satu dari beberapa penelitian yang pernah membahas tentang penuaan lantaran kehamilan. Penelitian di tahun 2024 yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences juga menemukan kaitan antara kehamilan dan penuaan.
Hasil studi menunjukkan bahwa wanita yang sudah pernah kehamilan menunjukkan tanda-tanda penuaan secara biologis yang lebih terlihat dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah mengandung sebelumnya. Dikutip dari Time, semakin sering seorang wanita melahirkan, semakin sigap pula dia mengalami penuaan biologis, Bunda.
"Kami sedang mempelajari bahwa kehamilan mempunyai pengaruh jangka panjang terhadap tubuh. Tidak semua pengaruh tersebut buruk, tetapi tampaknya pengaruh tersebut dapat meningkatkan akibat dari beragam penyakit dan semua penyebab kematian," ungkap peneliti asosiasi di Columbia University Aging Center di Mailman School of Public Health, Calen Ryan.
Meski ditemukan kaitannya, Ryan menekankan bahwa studi ini belum secara pasti menyimpulkan bahwa kehamilan bakal membikin seorang Bunda mengalami penuaan lebih cepat. Penelitian lebih jauh tetap dibutuhkan untuk membuktikannya.
"Kami mempunyai bukti bahwa kehamilan dapat meningkatkan penuaan secara biologis dan kami mempunyai bukti bahwa pemulihan dapat terjadi setelah melahirkan. Apa yang tidak kami ketahui secara persis adalah seberapa besar pemulihan tersebut bakal terjadi setelah kehamilan, dan seberapa besar perbedaannya antar perseorangan alias perseorangan dari satu negara dengan negara lain," ujarnya.
Studi lain yang membahas penuaan dan kehamilan
Sebelum kedua studi di atas, sebuah makalah yang diterbitkan di Scientific Reports tahun 2018 juga pernah memaparkan perihal serupa. Peneliti dari University of Washington ini mengungkapkan kaitan antara kehamilan, mempunyai anak, dan penuaan dini.
Antropolog biologi di University of Washington, Dan Eisenberg, mengatakan bahwa pertentangan hasil beberapa penelitian merupakan penemuan di awal studi. Eisenberg berbareng rekan-rekannya lampau mencoba mempersempit cakupan penelitian untuk mendapatkan hasil yang baru.
"Studi tunggal apa pun bisa salah apalagi ketika para intelektual melakukan segalanya dengan benar. Bagian dari langkah kerja sains adalah orang memandang pertanyaan serupa di seluruh dunia. Kemudian kami menggabungkan studi tersebut untuk memandang tren dan mempersempit apa yang benar," ungkapnya, dilansir Washington Post.
Dalam laporannya, Eisenberg menjelaskan tentang telomer wanita yang pernah mengandung dan mempunyai anak. Pada setiap kehamilan, telomer seorang wanita bakal tampak lebih tua (memendek) sekitar 4 bulan hingga 4 tahun dibandingkan mereka yang tidak mengandung dan mempunyai anak.
Perlu diketahui, telomer merupakan ujung dari kromosom alias struktur seperti benang yang mengandung materi genetik. Telomer berfaedah sebagai pelindung kromosom dan berkedudukan dalam proses penuaan.
Jika telomer ini terlalu pendek, maka sel bakal meninggal dan berakhir untuk melakukan replikasi. Nah, telomer yang lebih pendek dikaitkan dengan peningkatan akibat penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, dan kondisi kesehatan lainnya.
Telomer dapat memendek seiring bertambahnya usia. Namun, perihal ini dapat terjadi lebih sigap pada Bunda yang menjalani hidup tak sehat, seperti merokok, berat badan berlebih, dan mengalami stres berat.
Sama seperti penelitian terbaru, penulis laporan ini juga tidak bisa memastikan hasil temuan. Penelitian lebih lanjut tetap dibutuhkan untuk memastikan hasil temuan, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)