Ibu mengandung mungkin ragu apakah berasosiasi intim saat mengandung kondusif alias tidak untuk janin di dalam kandungan. Pasalnya banyak pasangan suami istri yang takut berasosiasi seks, lantaran dianggap dapat membahayakan janin di kandungan.
Mengutip Romper, sebenarnya berasosiasi intim saat mengandung itu tidak ada masalah. Asalkan Bunda dan pasangan tidak mempunyai masalah kesehatan. Penggunaan kondom juga lebih disarankan untuk melindungi dari beragam kemungkinan penyakit. Bisa juga berasosiasi intim tanpa kondom dengan catatan pasangan tidak menderita PMS (penyakit menular seksual).
Seorang OB-GYN di Divisi Spesialis Kesehatan Wanita Atlanta, Adrienne Zertuche, mengatakan bahwa PMS dapat ditularkan pasangan dan menularkan ke bayi di kandungan. Akibatnya bayi bisa terlahir abnormal dan menderita beragam penyakit saat lahir.
"Ada yang dapat menulari bayi saat tetap di dalam rahim dan menyebabkan abnormal lahir besar (misalnya sifilis), ada pula yang dapat menulari bayi saat persalinan dan menyebabkan jangkitan serius pada periode neonatal (misalnya klamidia, virus herpes), dan beberapa dapat menyebabkan jangkitan seumur hidup pada bayi (misalnya HIV, hepatitis B)," tutur Adrienne Zertuche dikutip laman Romper.
Oleh lantaran itu, Adrienne Zertuche menyarankan untuk Bunda dan pasangan melakukan pemeriksaan PMS selama kehamilan. Lebih dari itu, Bunda bisa menggunakan kondom agar lebih kondusif saat berasosiasi intim.
"Sangat krusial untuk melakukan pemeriksaan PMS selama kehamilan. Kecuali berada dalam hubungan monogami, gunakan kondom alias metode penghalang lainnya untuk setiap hubungan seksual," katanya.
Selain itu, Zertuche juga tidak menyarankan berasosiasi seks menggunakan kondom saat Bunda mengalami pecah ketuban, mengalami kontraksi, pendarahan memek alias komplikasi lainnya di masa kehamilan. Untuk lebih meyakinkan kapan berasosiasi intim yang kondusif saat mengandung sebaiknya Bunda konsultasikan ke dokter.
"Jika mengalami pecah ketuban, kontraksi alias persalinan prematur, pendarahan vagina, plasenta previa, alias komplikasi serupa lainnya pada kehamilan mungkin yang terbaik adalah tidak melakukannya. Harus berbincang dengan master kandungan jika mempunyai keraguan tentang keamanan seks dalam situasi hamil," kata Zertuche.
Waktu dan posisi seks saat hamil
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), pasangan suami istri dapat berasosiasi seksual secara teratur, ialah 1 sampai 3 kali seminggu. Frekuensi berasosiasi seksual ini juga bertindak bagi Bunda yang sedang hamil. Tapi, kembali lagi pada kondisi masing-masing Bunda, apakah ada alias tidaknya akibat tinggi pada kehamilan.
Mengutip laman Nhs.uk, meskipun seks kondusif bagi sebagian besar ibu yang sedang hamil, perihal itu mungkin tidak semudah itu. Bunda mungkin perlu mencari posisi berbeda. Ini bisa menjadi waktu untuk mengeksplorasi dan bereksperimen berbareng suami untuk menemukan kenyamanan selama hamil.
Berhubungan seks dengan suami, mungkin bakal menjadi tidak nyaman di awal kehamilan. Bukan hanya lantaran perut yang sudah membesar tetapi lantaran tetek mungkin terasa nyeri. Selanjutnya, Bunda juga bisa menjadi tidak nyaman jika suami melakukan penetrasi terlalu dalam.
Mungkin lebih baik berebahan miring, saling berhadapan atau meminta suami di belakang. Bunda mungkin juga mau mencoba berada di atas saat berasosiasi seks atau dari belakang sembari bertumpu pada tangan dan lutut. Gunakan bantal untuk membikin diri Bunda lebih merasa nyaman. Pastikan posisi apa pun yang dilakukan dapat membikin Bunda dan suami nyaman.
Begitulah penjelasan apakah berasosiasi seks saat mengandung menggunakan kondom kondusif alias tidak ya Bunda. Semoga info ini bisa berfaedah buat Bunda yang sedang mengandung dan takut berasosiasi seks dengan pasangannya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)