Bertahun-tahun Ivf Dan Akhirnya Surrogate, Bunda Ini Tak Percaya Sudah Hamil Alami Selama 5 Bulan

Apr 13, 2025 09:20 PM - 5 hari yang lalu 6651

Jakarta -

Bunda, pernah enggak sih merasa sudah melakukan segalanya, tapi angan yang ditunggu-tunggu belum juga datang? 

Itulah yang dialami oleh Katlyn Sparks-Haught. Setelah bertahun-tahun mencoba mengandung lewat IVF (bayi tabung) dan acapkali mengalami kegagalan. Hingga pada akhirnya Sparks-Haught memilih jalan mencari ibu pengganti alias surrogacy. 

Tapi siapa sangka, semesta rupanya punya kejutan besar buatnya! Berikut kisahnya yang dikutip dari People.

Perjuangan panjang: IVF dan surrogate

Katlyn Sparks-Haught dan suaminya sudah lama mendambakan momongan. Tapi perjalanan mereka tak semulus yang diharapkan. Selama bertahun-tahun, Sparks-Haught diberi tahu bahwa dia tidak bakal pernah bisa mengandung bayi hingga cukup bulan. 

Setelah mencoba beragam metode, termasuk IVF yang penuh angan namun juga penuh air mata, mereka kudu menerima realita bahwa tubuh Katlyn susah untuk hamil. Selama tiga tahun menjalani IVF, tujuh kali keguguran yang memilukan, dan pemeriksaan penyakit autoimun yang membikin kehamilannya nyaris mustahil dipertahankan.

Selama tiga tahun, Sparks-Haught menanggung beban emosional dan bentuk IVF. Namun, selama waktu itu, Sparks-Haught mengaku tidak bakal pernah menyerah. Meskipun orang-orang sering menyarankan agar dia berakhir dari program bayi tabung.

“Saya hanya mau menjadi seorang ibu,” ucap Sparks-Haught. 

“Saya lebih baik terus melanjutkan dan melanjutkan proses tersebut, lantaran saya takut jika saya berhenti, saya tidak tahu apakah saya bakal mempunyai keberanian untuk melakukannya lagi, lantaran saya tahu apa artinya memulai dari awal lagi,” sambungnya.

Sparks-Haught pun bercerita bahwa sejak umurnya tetap belia, dia pernah bekerja sebagai pengasuh anak.  Bahkan, dari pekerjaannya tersebut, dia sukses mendapatkan penghasilan yang lumayan besar sehingga banyak orang yang percaya dengan jasa mengasuh anak kepada Sparks-Haught.

“Sejak berumur 12 tahun, saya mulai mengasuh anak. Pada usia 18 tahun, saya mempunyai pekerjaan cemerlang dan penghasilan besar sebagai pengasuh anak dan kemudian menjadi pengasuh anak yang terkenal. Jadi, jalan saya menuju peran sebagai ibu dimulai sejak usia sangat muda, seolah-olah saya menginginkannya. Jadi, tidak pernah ada pertanyaan tentang apakah tetapi selalu masalah kapan,” tuturnya. 

Selama perjalanan program bayi tabungnya, Sparks-Haught berakhir dari pekerjaannya. Di waktu luangnya, Sparks-Haught memutuskan untuk melampiaskan kesedihannya itu dengan menulis kitab dan berasosiasi dengan sebuah organisasi yang dapat menghubungkannya dengan orang lain yang menghadapi kesulitan serupa.

Namun setelah beberapa kali kandas menjalani IVF, Sparks-Haught menemui seorang imunolog reproduksi (RI) di Michigan yang mengungkapkan bahwa dia mempunyai sel pembunuh alami yang mencegahnya mempertahankan kehamilan. Menyadari tubuhnya tidak dapat lagi menanggung beban pengobatan, dia dan suaminya membikin keputusan emosional untuk menjalani surrogacy.

“Bagi saya, ketika kami akhirnya memutuskan bahwa perjalanan saya menjadi ibu tidak bakal seperti orang lain, kelegaan, stres, semuanya lenyap begitu saja,” ungkapnya.

Ia dan suaminya segera mencari calon ibu pengganti. Pada hari ketiga, mereka telah menemukan pasangan yang cocok untuk mmebantunya mendapatkan keturunan ialah Kaitlyn Frey. Hubungan itu terjalin begitu cepat, dan tak lama kemudian, Frey menggendong dan melahirkan putri Sparks-Haught, yang lahir pada Oktober 2024.

Sparks-Haught akhirnya hamil

Sparks-Haught dan suaminya mulai beradaptasi dengan peran baru mereka sebagai orang tua. Namun, saat tetap merayakan suka cita tersebut, Sparks-Haught merasa tidak lezat badan. Hal itu dia rasakan selama berbulan-bulan.

“Saya merasa tidak lezat badan. Dan saya memberi tahu suami saya selama berbulan-bulan, seperti saya tidak lezat badan, saya tidak merasa seperti diri saya sendiri,” kenang Sparks-Haught.

Dia melakukan dua tes kehamilan pada minggu kelahiran putri mereka, tetapi keduanya negatif. Pada saat itu, dia menganggap menstruasinya yang tidak teratur disebabkan oleh indikasi PCOS yang dialaminya.

Namun, gejalanya memburuk, Sparks-Haught akhirnya mencari pertolongan medis dan MRI menunjukkan 'massa sebesar mangga' di rahimnya.

"Jadi saya merasa sangat tidak nyaman. Saya mengirim pesan kepada suami saya. Saya seperti, mereka menemukan massa di rahim saya. Mereka mengatakan itu bisa jadi kanker alias tumor," kata Sparks-Haught.  

Ternyata tinjauan catatan MRI (magnetic resonance imaging) mengungkapkan bahwa 'massa' itu sebenarnya adalah bayi. Meskipun diberi tahu bahwa dia tidak bakal pernah bisa mengandung bayi, Sparks-Haught tanpa sadar sedang hamil. Tes urine mengonfirmasi perihal yang tak terpikirkan: Dia mengandung nyaris lima bulan dan mengandung bayi laki-laki yang sehat.

"Suami saya dan saya tertawa bahagia, kami memandang ke belakang dan semua tanda-tandanya ada di sana, tetapi setelah tiga tahun diberi tahu bahwa itu tidak bakal pernah terjadi. Saya tetap terbiasa dengan itu," tutupnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi Kincai Media Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya