KincaiMedia, JAKARTA -- Setiap orang yang hidup sezaman dengan Rasulullah Muhammad SAW, pernah berjumpa alias apalagi tinggal sedaerah dengan beliau, serta beragama kepada risalah yang dibawanya layak berstatus sebagai sahabat. Adapun jika semua prasyarat itu dipenuhi selain pernah berjumpa dengan Nabi SAW, maka gelarnya adalah tabiin.
Di antara banyak sahabat Rasul SAW adalah Bilal bin Rabah. Secara fisik, karakter Bilal adalah sebagai seorang laki-laki yang berbadan tegap, kekar. Kulitnya hitam. Rambutnya keriting hitam. Toh laki-laki ini mempunyai tatapan mata yang meneduhkan.
Satu perihal yang cukup spesial dari sosok Bilal bin Rabah adalah suaranya. Orang-orang menikmati gimana dia melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Sahabat-sahabat Rasulullah SAW yang lain senang berinteraksi dengannya. Tidak pernah memandangnya sebagai mantan budak, melainkan sebagai sesama kaum Muslimin.
Bilal bin Rabah pun selalu menyertai Rasulullah SAW. Termasuk ketika umat Islam mesti hijrah dari Mekkah ke Madinah. Di sinilah peristiwa yang bakal mencatatkan nama Bilal dalam sejarah Islam. Perintah shalat lima waktu telah turun.
Rasulullah SAW mengimbau seluruh kaum Muslim untuk mematuhinya. Saat itu, Masjid Nabawi belum lama berdiri di Madinah. Rasulullah SAW pun merundingkan dengan para sahabatnya gimana langkah memanggil kaum Muslim untuk shalat berjamaah di masjid.
Ada sejumlah saran. Di antaranya dengan menggunakan terompet, sebagaimana orang-orang Yahudi. Ada pula saran membunyikan bel, seperti orang Nasrani. Namun, pada akhirnya saran yang diterima adalah dengan bunyi orang menyeru dengan lafaz yang telah ditentukan Rasulullah SAW. Itulah awal mulanya azan.
Rasulullah SAW mempercayakan Bilal bin Rabah untuk mengemban tugas azan. Sebab, bunyi Bilal yang lantang tetapi merdu itu sesuai. Hati siapapun yang mendengarkannya mesti bergetar. Di tempat tinggi dekat gedung Masjid Nabawi, Bilal bin Rabah mengumandangkan azan pertama dalam sejarah Islam.
Nubuat Nabi