Bitcoin Terkoreksi 4,3 Persen, Apakah Rekor Baru Di 2025 Masih Mungkin?

May 06, 2025 01:44 PM - 2 minggu yang lalu 21282

Kincai Media – Harga Bitcoin (BTC) turun 4,3 persen dalam 3 hari terakhir setelah nyaris menyentuh nomor US$ 97.900 pada 2 Mei. Meskipun sempat memperkuat di kisaran US$ 94.000 pada 5 Mei, banyak trader mulai ragu lantaran dorongan kenaikan tampaknya mulai melemah.

Namun, dibalik penurunan ini, ada beberapa sinyal positif yang menunjukkan bahwa kesempatan untuk mencapai rekor nilai baru di tahun 2025 tetap terbuka lebar.

Melansir dari cointelegraph.com, salah satu parameter krusial adalah kekuasaan Bitcoin di pasar kripto. Saat ini, Bitcoin menguasai 70 persen pangsa pasar, nomor tertinggi sejak Januari 2021. Hal ini terjadi meskipun banyak token baru bermunculan, seperti SUI, TON, TAO dan lainnya. Dominasi ini menunjukkan bahwa penanammodal lebih percaya pada Bitcoin dibanding aset mata duit digital yang lebih beresiko.

Selain itu, arus biaya dari lembaga besar tetap terus mengalir. Dalam periode 22 April hingga 2 Mei, produk ETF Bitcoin mencatatkan arus masuk sebesar US$ 4,5 miliar. Sementara itu, minat terhadap perjanjian berjangka Bitcoin juga meningkat.

Data menunjukkan total posisi terbuka (open interest) mencapai lebih dari 669.000 BTC, naik 21 persen sejak Maret. Bahkan, nilai posisi di bursa CME saja telah melampaui US$ 13,5 miliar, mencerminkan minat kuat dari penanammodal institusi.

Baca Juga: Awas Koreksi! Dua Altcoin Ini Terlalu Banyak Dibeli

Meski begitu, ada beberapa aspek yang membikin Bitcoin susah menembus US$ 100.000. Salah satunya adalah kekecewaan terhadap lambatnya tindak lanjut dari RUU Cadangan Strategis Bitcoin yang diumumkan pemerintah Amerika pada Maret lalu.

Sejauh ini, belum ada kejelasan soal kepemilikan Bitcoin oleh negara maupun rencana pembelian selanjutnya. Di sisi lain, upaya serupa di tingkat negara bagian, seperti di Arizona, juga belum berhasil.

Di tengah ketidakpastian global, penanammodal sekarang condong memilih aset yang dianggap lebih aman. Selama tiga bulan terakhir, nilai emas naik 16 persen, sementara BItcoin justru turun 5 persen dan indeks S&P 500 terkoreksi 6,5 persen. Ini memicu pertanyaan soal apakah Bitcoin tetap bisa disebut sebagai aset yang tidak terpengaruh pasar tradisional.

Meski demikian, berita baik datang dari perusahaan Strategy milik Michael Saylor. Pada 5 Mei, mereka mengumumkan pembelian 1.895 BTC setelah menggandakan rencana pendanaan hingga US$ 84 miliar.

Agar Bitcoin bisa menembus rekor baru, penanammodal kemungkinan tetap menunggu kepastian mengenai hubungan jual beli antara Amerika dan Tiongkok, serta kebijakan ekonomi global. Namun, untuk saat ini fondasi menuju kenaikan tetap kokoh.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Kincai Media ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan yang telah tayang di Kincai Media bukan nasihat investasi alias saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata duit digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Kincai Media tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.

Selengkapnya