KincaiMedia – Bitcoin (BTC) menyatakan penurunan setelah sempat mendekati level tertinggi barunya. Pada Senin, nilai Bitcoin turun di bawah US$ 80.000 di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan arus keluar biaya dari ETF Bitcoin.
Per pukul 14:10 ET, Bitcoin diperdagangkan di nilai US$ 78.100 turun 3 persen dalam 24 jam terakhir. Investor menarik biaya sebesar US$ 740 juta dari ETF Bitcoin spot di Amerika antara 3-7 Maret, menjadikannya pekan keempat berturut-turut dengan arus keluar bersih.
Ada beberapa aspek yang diduga menyebabkan penurunan ini. Salah satunya adalah kurangnya info baru dari pertemuan mata duit digital yang berjalan pekan lalu. Selain itu, menurut analis pasar dari LMAX Digital, Joel Krueger penurunan in disebabkan oleh pengaruh ‘sell the news‘ serta koreksi teknis yang lama sudah dinantikan, bukan perubahan besar dalam tren pasar.
Namun, ada aspek lain yang perlu diperhatikan, ialah kondisi ekonomi dunia yang tetap tidak menentu.
Pasar saham Amerika juga mengalami tekanan. Indeks S&P 500 turun 2,8 persen, sementara Nasdaq Composite ambruk 4,3 persen pada hari yagn sama. Presiden Amerika, Donald Trump apalagi menyebut situasi ekonomi saat ini sebagai ‘periode transisi’ yang memperkuat kekhawatiran tentang kemungkinan resesi.
Baca Juga: Bitcoin Sedang di Titik Kritis, Mending Serok alias Buang?
Menurut Ruslan Lienkha yang merupakan kepala pasar di YouHodler, pesimisme di pasar saham dan ketakutan bakal resesi bisa membikin fase konsolidasi Bitcoin berjalan lebih lama. Dalam perihal ini, dia memperingatkan bahwa jika kondisi ini berlanjut, Bitcoin mungkin memasuki tren bearish jangka menengah.
Namun, ada angan bahwa Bitcoin tidak bakal turun lebih jauh. Kruger percaya bahwa Bitcoin mulai mendekati titik terendahnya dan berpotensi pulih pada kuartal kedua tahun ini. Ia memperkirakan Bitcoin bakal mendapatkan support kuat di kisaran nilai US$ 69.000 hingga US$ 74.000 sebelum kembali naik.
Meskipun beberapa analis memandang Bitcoin sebagai aset penyimpanan nilai, nyatanya Bitcoin tetap sering bergerak sejalan dengan pasar saham.
Lienkha juga menegaskan bahwa meskipun Bitcoin punya potensi untuk menjadi aset lindung nilai di masa depan, saat ini penanammodal tetap melihatnya sebagai beresiko tinggi. Akibatnya, Bitcoin condong lebih mudah terpengaruh oleh sentimen pasar dibandingkan aset tradisional lainnya.
Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website KincaiMedia ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan yang telah tayang di KincaiMedia bukan nasihat investasi alias saran trading.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata duit digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. KincaiMedia tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.
Iqbal Maulana
Penulis yang senang mengawasi pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari perihal baru dan berjumpa dengan orang baru.