Bitcoin Turun Meski Ada Harapan Dari Ktt Kripto Gedung Putih

Mar 07, 2025 10:55 AM - 1 minggu yang lalu 12514

KincaiMedia – Harga Bitcoin (BTC) kembali mengalami penurunan setelah pembukaan pasar Wall Street, turun 2 persen dalam sehari. Padahal, penanammodal sebelumnya berambisi bahwa KTT Kripto Gedung Putih bakal membawa berita baik bagi pasar. Namun, kenyataannya sentimen tetap lemah, dan para trader tetap bersikap hati-hati.

Melansir dari cointelegraph.com, Bitcoin sempat naik hingga US$ 93.000, tetapi kemudian kandas mempertahankan kenaikan tersebut. Harga kembali turun lantaran kurangnya dorongan dari penanammodal yang mau mendongkrak Bitcoin masuk kembali ke kisaran perdagangan sebelumnya.

Meski banyak spekulasi bawah KTT mata duit digital bakal membawa pengumuman penting, seperti kemungkinan persediaan kripto yang didukung pemerintah Amerika, pasar justru terlihat kurang antusias. Seorang analis mata duit digital berjulukan Justin Bennet, yang sebelumnya memprediksi bahwa Bitcoin bakal turun ke US$ 78.000, tetap berhati-hati dalam menilai pergerakan pasar.

“Bitcoin kembali menguji level resisten di US$ 92.000. Para bull mencoba lagi setelah kandas sebelumnya,” ungkap Bennet.

Bennet juga mengungkapkan bahwa dia telah mengambil posisi short di US$ 91.000, yang menandakan keyakinannya bahwa nilai bakal kembali turun.

Sementara itu pendiri organisasi perdagangan mata duit digital berjulukan Moriband Trading, yang dikenal dengan nama samaran Nihilus, menyebut bahwa pasar Bitcoin futures sedang berada di titik krusial.

Baca Juga: Harga Dogecoin Bisa Tembus US$ 6, Dengan Syarat Berikut

Akan tetapi, tidak semua analis memprediksi pergerakan yang pesimis. Salah satunya adalah Crypto Fella, seorang analis aset digital yang justru optimis bawa Bitcoin bisa menembus pemisah resisten.

“Bitcoin nyaris menguji level resisten penting. Dengan volatilitas tinggi yang diharapkan dari KTT kripto, ini bisa menjadi kesempatan breakout. Memang, ada kemungkinan nilai turun lebih jauh, tapi saya percaya rally ini pasti tetap jauh dari selesai,” ujarnya.

Data Pengangguran Amerika Beri Harapan Pemangkasan Suku Bunga

Di sisi lain, buletin ekonomi dari Amerika Serikat turut memengaruhi pasar. Data terbaru menunjukkan bahwa klaim pengangguran meningkat, yang memicu spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) mungkin bakal segera menurunkan suku bunga.

Menurut analis The Kobeissi Letter, turunnya suku kembang bisa menjadi aspek positif bagi aset beresiko seperti Bitcoin.

“Suku kembang sudah turun 60 pedoman poin dalam enam minggu terakhir, seiring dengan pemotongan yang dilakukan oleh DOGE,” tulisnya, merujuk pada kebijakan ekonomi dari Departemen Efisiensi Pemerintah Amerika (DOGE).

Meskipun inflasi sempat meningkat, pasar semakin percaya bahwa The Fed bakal memangkas suku kembang dalam waktu dekat. Data dari CME Group’s FedWatch Tool menunjukkan bahwa kemungkinan pemangkasan suku kembang pada pertemuan Mei 2025 sekarang berada di nomor 45 persen.

Kobeissi juga mencatat bahwa jumlah klaim pengangguran naik US$ 200 dibandingkan tahun lalu. Hal ini bakal menambah tekanan bagi The Fed untuk mengambil langkah kebijakan yang lebih akomodatif.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website KincaiMedia ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan yang telah tayang di KincaiMedia bukan nasihat investasi alias saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata duit digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. KincaiMedia tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.

Selengkapnya