Jakarta -
Bagi kebanyakan orang, puasa diyakini dapat berkontribusi dalam penurunan berat badan. Pola makan yang teragendakan saat puasa juga dikaitkan dengan kesehatan tubuh secara keseluruhan, Bunda.
Namun, tidak semua orang bisa kurus lantaran puasa. Faktanya, berat badan bisa naik saat puasa.
Studi yang diterbitkan di Nutrition Journal tahun 2011 melaporkan adanya kenaikan berat badan setelah seseorang menjalani puasa Ramadhan. Sumber kenaikan berat badan ini dipicu oleh konsumsi makanan kaya lemak dan karbohidrat selama puasa, serta jarangnya seseorang melakukan olahraga.
Alasan berat badan naik saat puasa
Melansir dari beberapa sumber, berikut 7 argumen berat badan naik saat puasa:
1. Makan terlalu banyak
Puasa bisanya dapat membantu Bunda mengatur asupan makanan tanpa menghitung kalori. Tapi, konsumsi makanan terlalu banyak di waktu sahur alias berbuka bisa bikin berat badan naik, Bunda.
Studi yang diterbitkan di Annual Review of Nutrition menjelaskan bahwa tidak makan secara berlebihan selama periode makan (seperti berbuka), dapat mengakibatkan penurunan berat badan ringan hingga sedang. Namun, bagi sebagian orang, berbuka puasa bisa terasa seperti undangan untuk mengonsumsi makanan berkalori tinggi dalam jumlah besar.
2. Konsumsi makanan tidak sehat
Konsumsi makanan tidak sehat juga dapat memengaruhi kenaikan berat badan selama puasa. Makanan yang termasuk tidak sehat ini seperti makanan tinggi garam, tinggi lemak, dan tinggi gula.
"Waktu makan penting, tetapi apa yang dimakan juga penting. Selama jam makan, pastikan untuk mendapatkan banyak serat, protein, dan lemak baik dari sumber-sumber seperti sayur-sayuran, buah-buahan, daging dan ikan berkualitas, kacang-kacangan dan biji-bijian, serta minyak seperti minyak zaitun," kata mahir endokrinologi reproduksi bersertifikat, Sheeva Talebian, M.D, dikutip dari laman Mind Body Green.
3. Jarang bergerak
Selama berpuasa, Bunda tetap perlu melakukan kegiatan bentuk alias olahraga ya. Jarang bergerak dapat memperberat metabolisme dan kerja tubuh, sehingga membikin tubuh bisa lemas seharian.
Sebaliknya, berolahraga selama puasa bakal membantu melancarkan saluran pencernaan serta membakar ekstra kalori dari makanan setelah makan. Aktif bergerak juga bisa menjaga keimunan tubuh.
Bunda dapat melakukan olahraga ringan selama 30 menit setiap hari, seperti melangkah kaki, bersepeda, alias yoga. Hindari olahraga berat yang dapat menyebabkan dehidrasi selama puasa ya.
4. Terpapar dengan pengganggu hormon
Salah satu pengganggu hormon yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan adalah bahan kimia dari lingkungan. Paparan racun seperti yang terdapat di plastik dapat mengganggu kerja hormon yang berangkaian dengan berat badan.
Tinjauan studi tahun 2022 di International Journal of Molecular Sciences menemukan bahwa plastik BPA, yang umum ditemukan dalam banyak bungkusan makanan plastik lunak, menyebabkan gangguan hormon yang menyebabkan penambahan berat badan.
Selain plastik BPA, Bunda juga perlu menjauhi unsur kimia flatat dan paraben lantaran dapat mengganggu kerja hormon. Zat-zat tersebut biasanya ditemukan di dalam skincare, sampo, alias parfum.
5. Mengalami stres
Meski sudah konsumsi makanan bergizi, berat badan tetap bisa naik jika Bunda mengalami stres saat puasa. Melansir dari Healthline, stres yang kronis merupakan kondisi umum yang dapat memengaruhi berat badan.
"Tingkat hormon stres kortisol yang tinggi terbukti dapat meningkatkan rasa lapar dan kemauan untuk konsumsi makanan yang lezat dan padat kalori, yang bisa menyebabkan penambahan berat badan," ujar mahir diet Jillian Kubala, MS, RD.
Untuk menghindari stres selama berpuasa, Bunda dapat melakukan kegiatan yang positif, seperti berolahraga. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli jika stres sampai mengganggu kehidupan sehari-hari ya.
6. Kurang tidur
Tidur sangat krusial untuk kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Kualitas tidur yang jelek dapat memicu kenaikan berat badan, Bunda.
Studi yang diterbitkan di jurnal Nutrients tahun 2022 menemukan bahwa kurang tidur dikaitkan dengan makan lebih sering dan mengonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat serta lemak tidak sehat.
Sementara itu dalam ulasan di International Journal of Obesity tahun 2022, dijelaskan bahwa ada beberapa aspek yang dapat memengaruhi penurunan berat badan, ialah lama tidur yang pendek, kualitas tidur yang buruk, serta tidur dalam waktu yang terlalu lama. Secara khusus, studi ini menemukan bahwa tidur dalam waktu lama dapat mengurangi kemungkinan seseorang untuk berolahraga.
"Penting untuk tidur setidaknya tujuh jam per malam. Kurang dari itu dianggap sebagai waktu tidur yang pendek, yang dikaitkan dengan kenaikan berat badan dan obesitas," ujar Kubala.
7. Mengidap kondisi medis tertentu
Kondisi medis tertentu yang dialami seseorang juga dapat berkedudukan dalam penambahan berat badan selama puasa. Bunda mungkin perlu berkonsultasi dengan master jika mengalami kenaikan berat badan yang tidak wajar selama puasa.
Berikut beberapa kondisi medis tertentu yang dikaitkan dengan peningkatan berat badan:
- Hipotiroidisme
- Depresi
- Penyakit kardiovaskular
- Diabetes
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Pada kondisi tertentu, penggunaan obat-obatan juga dapat memengaruhi kenaikan berat badan. Misalnya, penggunaan obat antidepresan alias antipsikotik.
Demikian 7 argumen berat badan justru naik saat puasa. Semoga info ini berfaedah ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/pri)