KincaiMedia, Umat Islam bercita-cita untuk bisa alim menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Namun tidak semua Muslim bisa melaksanakan ketaatan, lantaran hanya yang betul-betul beragama dapat bertakwa.
Lantas, apa yang kita harapkan dari ketaatan kita kepada Allah SWT? Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam, menjelaskan bahwa cukup dapat ridho Allah untuk jawaban dari ketaatan kita kepada Allah SWT. Artinya ridha Allah terhadap ketaatan kita kepada-Nya sangat krusial dibanding yang lainnya.
Cukuplah jawaban dari Allah SWT terhadap ketaatan Anda dengan ridha-Nya ketika Anda senantiasa menjadi pelaku ketaatan (kepada Allah SWT)." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam)
Ibnu Athaillah mengungkapkan, andaikan kita bisa merasakan nikmat ketaatan dan beribadah kepada-Nya, maka itu adalah nikmat paling besar yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada anda. Berapa banyak orang yang bermimpi dan berambisi menjadi orang-orang yang taat, namun mereka tidak kunjung mendapatkannya.
Bukankah ketaatan itu berkuasa mendapatkan jawaban yang besar di alambaka kelak? Anda tidak usah terlalu menerawang jatuh. Cukuplah memandang kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT kepada Anda dalam menjalankan ketaatan dan menjadi hamba-Nya yang mulia.
Bukankah Anda berasal dari tanah yang rendah, air mani yang hina, dan unsur-unsur lainnya yang tidak layak dibanggakan? Ketika Anda diberi-Nya kesempatan untuk mendapatkan kenikmatan agung dalam menyembah-Nya maka bersyukurlah, dikutip dari Al-Hikam dan Penjelasannya.
"Cukuplah jawaban bagi orang-orang yang beramal adalah sesuatu yang menjadi pembuka hati mereka dalam menaati Allah SWT dan sesuatu yang dilimpahkan kepada mereka dalam corak kenikmatan ibadah kepada-Nya." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam)
Sebagai hamba Allah SWT, kita tentu bertanggung jawab menaati-Nya, menjalankan seluruh perintah-Nya, dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Ketika kita mengharapkan jawaban dari-Nya di alambaka kelak, itu merupakan perihal yang wajar dan tidak perlu dipermasalahkan.
Untuk di bumi ini, cukuplah kita mendapatkan cahaya-Nya yang terpatri di dalam hati, dan kelapangan jiwa tertancap di dalam dada. Ketika Anda diberikan sinar oleh Allah SWT, maka Anda bakal selalu merasa tenteram dan tenteram bersama-Nya.
Menurut Ibnu Athaillah, hidup dalam keadaan kaya maupun miskin, bagi Anda sama saja. Anda bakal mendapatkan kebahagiaan dari jalan senang maupun derita. Anda bisa memandang hikmah dan rahasia yang ada di kembali sebuah peristiwa.
Tidak ada yang lebih nikmat bagi seorang hamba di bumi ini melampaui kedekatan dengan Allah SWT. Jikalau semua kemewahan di bumi ini disandingkan dengan kenikmatan dalam beragama maka tidak bakal ada nilainya sama sekali.