Profesi pembimbing sering disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Tapi, di kembali gelar itu, tak sedikit dari mereka yang menghadapi masalah keuangan. Data terbaru menunjukkan bahwa 42 persen pembimbing di Indonesia terjerat pinjaman online (pinjol). Angka ini cukup mengkhawatirkan dan menunjukkan adanya celah dalam pengelolaan finansial guru.
Pinjol memang terlihat seperti solusi sigap untuk masalah keuangan. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, justru menjadi bumerang. Untuk itu, krusial bagi guru, sebagai pilar pendidikan, untuk mempunyai strategi finansial yang sehat. Berikut beberapa tips sederhana agar pembimbing bisa mengelola keuangan dengan bijak dan bebas dari jeratan pinjol.
1. Buat Anggaran Bulanan
Kunci utama finansial sehat adalah mempunyai anggaran. Catat semua pemasukan dan pengeluaran secara perincian setiap bulan. Tentukan prioritas kebutuhan, seperti biaya rumah tangga, transportasi, dan pendidikan anak. Dengan anggaran yang jelas, pembimbing bisa lebih disiplin dalam membelanjakan uangnya.
2. Hindari Utang Konsumtif
Pinjaman online sering kali dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumtif, seperti membeli gadget baru alias liburan. Padahal, utang konsumtif ini tidak memberikan faedah jangka panjang. Sebelum memutuskan untuk berutang, pastikan kebutuhan tersebut betul-betul mendesak dan tidak bisa ditunda.
Kiat cerdas: Terapkan patokan "30 hari menunda." Jika setelah 30 hari Anda tetap merasa butuh peralatan itu, maka baru dipertimbangkan.3. Siapkan Dana Darurat
Tidak sedikit pembimbing yang terjebak pinjol lantaran keadaan darurat, seperti biaya kesehatan alias kebutuhan mendadak lainnya. Solusinya adalah menyiapkan biaya darurat sejak dini. Idealnya, biaya darurat adalah 3-6 kali pengeluaran bulanan. Mulailah menyisihkan sedikit demi sedikit setiap bulan hingga sasaran tercapai.
4. Manfaatkan Peluang Penghasilan Tambahan
Gaji guru, terutama honorer, sering kali tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Maka, mencari penghasilan tambahan bisa menjadi solusi. Guru bisa mengajar les privat, membikin konten edukasi, alias apalagi membuka toko online. Dengan tambahan pemasukan, ketergantungan pada pinjol dapat diminimalkan.
5. Edukasi Finansial
Sebagai pendidik, pembimbing juga perlu terus belajar, termasuk soal literasi keuangan. Pelajari tentang investasi, asuransi, dan produk finansial lainnya. Dengan pemahaman yang baik, pembimbing bisa mengelola finansial dengan lebih bijak dan memanfaatkan kesempatan investasi yang aman.
Fakta: Menurut survei OJK, literasi finansial di Indonesia tetap rendah, ialah hanya sekitar 38 persen. Ini menjadi tantangan, terutama bagi pekerjaan seperti pembimbing yang kerap menjadi sasaran lembek pinjol.Kesimpulan
Jeratan pinjol di kalangan pembimbing adalah persoalan serius yang perlu perhatian bersama. Namun, solusinya sebenarnya sederhana: disiplin dalam mengelola keuangan, mempunyai biaya darurat, dan terus meningkatkan literasi finansial. Dengan langkah ini, pembimbing tidak hanya bisa keluar dari masalah finansial tetapi juga menjadi teladan bagi generasi muda dalam mengelola finansial pribadi.
Apakah Anda seorang pembimbing yang pernah menghadapi masalah keuangan? Bagikan pengalaman alias tips Anda di kolom komentar. Mari saling mendukung!