Cara Membedakan Anak Aktif Dan Hiperaktif Menurut Dokter

Dec 22, 2024 07:30 PM - 1 bulan yang lalu 42156

Bahagia rasanya memandang anak aktif bermain dan menjelajah bumi sekitar mereka. Sebagai orang tua, kita hanya bisa mendukung dan memfasilitasinya. Namun, ada kalanya, orang tua juga manusia biasa, yang diuji kesabarannya melalui perilaku anak-anak yang aktif di usianya bertumbuh dan berkembang.

Ada kalanya juga, di kembali rasa capek kita merasa cemas dan bertanya-tanya, "Apakah anak saya sekadar aktif alias hiperaktif ya? Kok energinya enggak habis-habis dari pagi sampai malam?"

Sebelum membahas langkah mengetahui anak aktif dan hiperaktif, perlu Bunda ketahui dulu penyebab anak-anak (terutama balita) aktif di usianya. Pertama, anak-anak mempunyai rasa mau tahu yang tulus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Saat tetap balita, anak-anak menganggap bumi adalah miliknya. Segala sesuatunya baru, berkilau, menarik, dan ada dalam genggaman mereka. Ada juga banyak suara, rasa, sentuhan, pemandangan, dan aroma yang tidak dikenal; dan ya, anak-anak mau mengenal lingkungan mereka sekaligus.

"Dunia sangat menstimulasi bagi anak-anak berumur 2 dan 3 tahun dan mereka senang menjelajah," kata Kyle D. Pruett, M.D., guru besar klinis psikiatri anak di Sekolah Kedokteran Yale, dikutip dari Parents.

Menjadi begitu terstimulasi dapat menyebabkan anak-anak "bertindak." Namun, anak-anak pada usia ini hanya mau tahu dan menjelajahi lingkungan mereka. Mereka berupaya untuk memahami semua hal, Bunda.

Kedua, mereka menjelajahi 'dunia' mereka. "Balita dan anak usia prasekolah tidak mempunyai pengendalian diri alias keahlian kognitif untuk berakhir melakukan hal-hal yang mereka sukai," kata Susan J. Schwartz, kepala klinis Institute for Learning and Academic Achievement di New York University Child Study Center.

Ini berfaedah bahwa tidak peduli seberapa sering kita bermain dengan mereka hari ini, mereka bakal selalu siap untuk bermain lagi tanpa merasa lelah.

Cara membedakan anak aktif dan hiperaktif

Lalu, apa yang membedakan anak aktif dan hiperaktif? Menurut dr. Rita Andriyani, Sp.A(K) umumnya, gangguan pada anak bakal disertai dengan gangguan lainnya. Ketika anak terlihat hiperaktif, biasanya bakal ada gangguan lain seperti speech delay lantaran mereka tidak fokus. Hal ini biasanya disebut sebagai komorbid.

"Sementara itu, anak yang aktif bakal melakukan eksplorasi. Tidak hanya itu, perkembangan bahasa serta kognitif anak pun bakal terlihat baik," ungkap dr.Rita.

Kondisi ini juga berbeda dengan anak yang menderita autisme. Anak yang autisme bakal aktif tanpa tujuan. Mereka tidak mempunyai kontak mata dan interaksi, Bunda.

Lalu, apakah anak yang hiperaktif pasti mengalami ADHD? Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial di RS Hermina Bekasi ini, kondisi hiperaktif biasanya terjadi pada anak sejak berumur 1,5 tahun sampai 2 tahun, Bunda. Di umur ini, mereka sedang berada pada masa eksplorasi dan sangat aktif.

"Sementara itu, anak yang ADHD bisa terlihat mulai usia empat tahun. Mereka umumnya sangat hiperaktif, mengganggu teman, impulsif, tidak bisa diam, tidak bisa menyelesaikan tugas, tantrum, emosi berubah-ubah, dan tetap banyak lagi," ujar dr.Rita

Ketika anak berumur empat tahun, harusnya mental serta emosi anak sudah memasuki masa yang stabil. Sehingga ketika anak mengalami indikasi tersebut, ada kemungkinan mereka mengalami suatu gangguan, Bunda.

Penyebab anak hiperaktif

Ada juga argumen lain kenapa anak mungkin mengalami hiperaktif. Dilansir Verywell Mind, beberapa penyebab potensial lainnya meliputi:

  • Kondisi kesehatan mental: Beberapa kondisi kesehatan mental dapat memengaruhi kegiatan dan tingkat energi, termasuk kekhawatiran dan gangguan bipolar.
  • Kondisi medis: Kondisi medis tertentu juga dapat memengaruhi tingkat energi, termasuk hipertiroidisme dan gangguan sistem saraf.
  • Kurangnya aktivitas: Aktivitas bentuk yang tidak memadai juga dapat menyebabkan emosi resah dan daya yang tinggi.
  • Stres: Anak-anak juga dapat mengalami hiperaktivitas sebagai respons terhadap stres.
  • Kelelahan: Terkadang, anak-anak dapat mengalami hiperaktivitas saat lelah.

Cara mengatasi anak hiperaktif

Baik anak mengalami hiperaktivitas yang berasal dari ADHD alias mempunyai tingkat daya yang sangat tinggi, ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk membantu mereka mengatasinya:

  1. Bantu anak mengetahui apa yang diharapkan dari mereka. Memberi anak rasa struktur dapat membantu mereka lebih memahami ekspektasi dan apa yang perlu mereka lakukan pada waktu-waktu tertentu sepanjang hari.
  2. Kurangi distraksi. Anak-anak yang hiperaktif alias berenergi tinggi mempunyai waktu yang lebih menantang untuk tetap mengerjakan tugas, jadi mengurangi kesempatan untuk terganggu dapat membantu meningkatkan konsentrasi mereka.
  3. Biarkan mereka bermain. Pastikan anak mempunyai banyak kesempatan untuk terlibat dalam permainan yang aktif secara fisik. Ini dapat mencakup waktu di luar ruangan, tetapi Bunda juga dapat mempertimbangkan untuk mendaftarkan mereka dalam kegiatan lain, termasuk tim olahraga.
  4. Batasi gula dan kafein. Gula dan kafein yang berlebihan dapat memperburuk tingkat daya yang tinggi, tetapi juga dapat mengganggu tidur. Membatasi zat-zat ini dapat membantu anak Anda mengelola perilaku mereka dengan lebih baik.
  5. Berikan penguatan. Puji anak ketika mereka tetap fokus, bekerja untuk mencapai tujuan, alias menyelesaikan tugas. 

Demikian info mengenai tanda anak aktif dan hiperaktif yang perlu diperhatikan orang tua. Semoga informasinya membantu!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya