Catl Jadi Produsen Baterai Pertama Yang Penuhi Standar ‘no Fire, No Explosion’

May 05, 2025 10:22 AM - 2 minggu yang lalu 23275

Bayangkan baterai kendaraan listrik Anda tiba-tiba terbakar di tengah jalan. Tak hanya merugikan, ini bisa membahayakan nyawa. Kini, kekhawatiran itu mulai terjawab dengan terobosan terbaru dari raksasa baterai asal Tiongkok.

Contemporary Amperex Technology (CATL), produsen baterai terbesar di dunia, baru saja mencatat sejarah. Perusahaan ini menjadi yang pertama memenuhi standar keamanan nasional Tiongkok ‘No Fire, No Explosion’ yang bakal bertindak mulai Juli 2026. Sebuah prestasi yang menandai era baru keamanan baterai untuk kendaraan listrik.


Standar baru ini bukan sekadar formalitas. Dalam uji coba ketat, baterai kudu bisa memperkuat dari thermal runaway (kegagalan termal) tanpa memicu kebakaran alias ledakan. Sebuah tantangan teknis yang selama ini menjadi momok industri otomotif listrik global.

Revolusi Standar Keamanan Baterai

Chinese battery-maker becomes the first to meet 'No Fire, No Explosion' standard

GB 38031-2025, nama resmi standar baru ini, memperkenalkan persyaratan yang jauh lebih ketat dibanding jenis sebelumnya. Jika sebelumnya baterai hanya perlu memberikan peringatan sebelum terjadi kebakaran, sekarang mereka kudu betul-betul mencegahnya.

“Ini seperti meminta air untuk tidak membasahi,” ujar seorang analis industri yang enggan disebutkan namanya. “Thermal runaway adalah reaksi berantai yang susah dikendalikan. Fakta bahwa CATL sukses memenuhi standar ini menunjukkan lompatan teknologi yang signifikan.”

Dua tes utama yang kudu dilalui:

  • Uji tumbukan dasar: Simulasi kecelakaan dimana baterai terkena tumbukan dari bawah kendaraan
  • Uji pengisian cepat: Baterai kudu memperkuat setelah 300 siklus pengisian sigap diikuti uji hubungan pendek

Teknologi Qilin: Rahasia Dibalik Kesuksesan CATL

Kunci keberhasilan CATL terletak pada baterai Qilin, generasi ketiga teknologi cell-to-pack (CTP) mereka. Diluncurkan pertama kali Juni 2022, baterai ini menawarkan:

  • Tingkat pemanfaatan volume 72% (tertinggi di industri)
  • Kepadatan daya hingga 255 Wh/kg
  • Struktur penahan beban yang stabil
  • Perlindungan thermal runaway yang ditingkatkan

Lebih dari 18 juta kendaraan di seluruh bumi telah menggunakan baterai CATL per Februari 2025. Qilin sendiri telah diadopsi oleh merek-merek ternama seperti Aito, Zeekr, Li Auto, dan Xiaomi – yang baru-baru ini meluncurkan smartphone dengan baterai besar.

Dampak bagi Industri Global

Pencapaian CATL ini diperkirakan bakal memicu perlombaan standar keamanan baterai global. Beberapa analis memprediksi Uni Eropa dan Amerika Serikat bakal segera menyusul dengan izin serupa.

“Ini bukan sekadar tentang keamanan, tapi juga kepercayaan konsumen,” jelas Dr. Zhang Wei, master daya terbarukan dari Universitas Tsinghua. “Dengan kasus kebakaran kendaraan listrik yang sering viral, standar seperti ini bisa menjadi pembeda utama di pasar.”

CATL sendiri mengumumkan bahwa laporan uji mereka dikeluarkan oleh China Automotive Technology and Research Center (CATARC), lembaga sertifikasi independen terkemuka di Tiongkok. CATARC juga mengelola program C-NCAP yang mengevaluasi keselamatan kendaraan.

 Sea drone shoots down fighter jet in Russia during active war

Ke depan, CATL berkomitmen untuk terus meningkatkan keamanan baterai melalui penemuan di tiga area utama:

  1. Pengendalian penyebaran panas untuk mencegah overheating
  2. Perlindungan tumbukan dasar yang lebih kuat
  3. Keamanan pengisian cepat

Sementara produsen lain seperti ZTE dengan baterai 10.000mAh dan Vivo dengan teknologi AI konsentrasi pada kapasitas, CATL membuktikan bahwa keamanan tidak boleh dikorbankan.

Dengan standar baru ini, masa depan kendaraan listrik tampaknya bakal lebih aman. Tapi pertanyaannya: Akankah produsen lain bisa menyusul, alias CATL bakal mempertahankan keunggulannya?

Selengkapnya