Kincai Media – Bayangkan sebuah robot yang tidak hanya bisa bergerak, tetapi juga mempunyai ekspresi wajah yang memikat. Itulah COSMO, robot humanoid terbaru yang diciptakan untuk movie Netflix The Electric State. Dibangun oleh tim dari UCLA, robot ini bukan sekadar properti film, melainkan sebuah terobosan teknologi yang mengaburkan pemisah antara fiksi dan realitas.
Dari Novel Grafis ke Layar Lebar
Berdasarkan novel skematis Simon Stålenhag, The Electric State memerlukan karakter robot yang tidak hanya terlihat nyata, tetapi juga bisa berinteraksi dengan tokoh manusia di letak syuting. Netflix memilih untuk tidak mengandalkan pengaruh visual komputer (VFX), melainkan menciptakan robot bentuk yang betul-betul bisa bergerak dan berekspresi.
Tim Robotics and Mechanisms Laboratory (RoMeLa) di UCLA, dipimpin oleh Profesor Dennis Hong, diberi waktu hanya delapan bulan untuk mewujudkan visi ini. Hasilnya adalah COSMO, robot setinggi 1,4 meter dengan kepala kuning dan sepatu bot besar yang langsung menarik perhatian.
Fokus pada Ekspresi, Bukan Hanya Fungsi
Berbeda dengan robot humanoid lain yang dirancang untuk efisiensi gerakan, COSMO dibuat dengan prioritas utama: mengekspresikan emosi. “Dari ‘fungsi pertama’ menjadi ‘rasa pertama’,” begitu Profesor Hong menggambarkan pergeseran paradigma dalam kreasi robot ini.
Tim RoMeLa biasanya mengembangkan robot seperti ARTEMIS, pemain sepak bola robot juara bumi yang dirancang untuk ketahanan dan kinerja. Namun, COSMO menghadapi tantangan berbeda – proporsi tubuhnya yang tidak biasa dengan kepala besar dan kaki mini membikin algoritma keseimbangan konvensional tidak berfungsi.
Teknologi di Balik Senyum COSMO
COSMO mempunyai 28 derajat kebebasan gerak: lima di setiap kaki, empat di setiap lengan, empat jari yang bisa digerakkan, dan dua sendi leher. Aktuator Quasi-Direct-Drive (QDD) yang dikembangkan berbareng Westwood Robotics memungkinkan robot ini mengukur torsi dan posisi secara real-time.
Yang paling mengesankan adalah 16 motor mini di kepala yang menggerakkan alis, telinga, dan mata untuk menciptakan ekspresi wajah yang hidup. Ekspresi ini disinkronkan dengan bunyi yang terdengar seperti animasi tahun 1990-an, menciptakan karakter yang terasa hidup meskipun jelas-jelas sebuah mesin.
Masa Depan Robot dalam Industri Hiburan
Meski dibuat untuk kebutuhan film, teknologi di kembali COSMO mempunyai potensi aplikasi yang lebih luas. Aktuator kompaknya bisa digunakan untuk robot penghibur di taman tema, penyambut tamu di pusat perbelanjaan, alias apalagi sebagai platform penelitian untuk prostetik canggih.
Pelajaran terbesar dari proyek ini adalah gimana tim sukses menyeimbangkan kreasi fiksi dengan realitas fisika. Dalam delapan bulan, mereka sukses mengubah sketsa menjadi robot yang betul-betul berfaedah – sebuah pencapaian yang menunjukkan seberapa sigap teknologi robotika berkembang.
Seperti yang pernah terjadi dengan robot humanoid Rusia yang dikirim ke ISS, COSMO membuktikan bahwa robot tidak lagi hanya tentang fungsi, tetapi juga tentang kepribadian dan ekspresi. Siapa tahu, mungkin dalam beberapa tahun ke depan, kita bakal memandang lebih banyak robot seperti COSMO tidak hanya di layar lebar, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.